Kapak Lonjong

Foto Kapak Lonjong

Sumber: Koleksi Lab. Museologi Dep. Sejarah FIS UM

Kapak lonjong merupakan alat dari masa neolitik. Menurut Soekmono (1989) kapak ini dinamakan demikian karena penampang alangnya berbentuk lonjong. Variasi kapak ini cukup beragam dari segi ukuran. Kapak lonjong besar disebut Walzenbeil dan kapak lonjong kecil disebut Kleinbeil. Kapak ini memiliki dua fungsi yakni sebagai perkakas biasa atau untuk upacara. Hal ini dilihat dari kehalusan pengerjaan kapak lonjong (Soekmono, 1989).

Umumnya, kapak lonjong dipahami sebagai bukti teori Out of Taiwan. Teori ini menyebutkan bahwa penyebaran Austronesia dari Taiwan ke Filipina, Kalimantan, Sulawesi hingga Maluku (Bellwood, 2008). Sementara bukti di Indonesia juga menunjukkan bahwa ada kebudayaan kapak lonjong di Papua. Selain itu kapak lonjong dapat ditemukan di Serawak, Minahasa, Leti, Tanimbar, Gorong, dan Seram (Soekmono, 1989). Wiradnyana (2015) bahkan menyebutkan bahwa juga terdapat kapak lonjong di Pulau Weh, Sumatera. Pendapat Wiradnyana (2015) menunjukkan adanya jalur lain penyebaran Austronesia ke Kepulauan Indonesia yakni ke arah barat. Hal ini menjadi alternatif dari teori Out of Taiwan ke arah timur.

RUJUKAN:
Bellwood, P. 2008. Austronesian Cultural Origins: Out of Taiwan, via Batanes Islands and onwards to Western Polynesia. Dalam Alicia Sanchez-Mazas (Ed.). Past Human Migration in East Asia (hlm. 23-39). New York: Routledge.

Soekmono, R. 1989. Pengantar Sejarah Indonesia 1. Yogyakarta: Kanisius.

Wiradnyana, K. & Setiawan, T. 2011. Gayo Marangkai Identitas. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.