Arca Durga Mahesasuramardini 

Foto Arca Durga Mahesasuramardini

Sumber: Koleksi Lab. Museologi Dep. Sejarah FIS UM

Arca Durga merupakan salah satu perwujudan sosok Durga. Menurut Soekmono (1981) Durga adalah istri Siwa yang juga dikenal dengan nama Uma atau Parwati. Durga sebagai pendamping Siwa juga memiliki kekuatan gaib atau Sakti. Sakti ini yang kemudian bertindak dan berbuat atas nama Dewa dan diperuntukkan bagi Dewa.

Durga sebagai istri Siwa pada umumnya digambarkan sebagai Mahisasuramardini. Sebutan tersebut merupakan cerminan dari perilaku Durga yang melindungi manusia dalam cerita yang dimuat dalam kitab-kitab Purana tentang pembinasaan Asura yang telah mengganggu dewa-dewa (Darajat, 2008: 2). Adapun kendaraan Durga adalah seekor lembu hasil dari taklukannya sendiri. Lembu tersebut diduga merupakan penjelmaan dari sosok raksasa yang menyerbu kahyangan. Namun, Durga sendiri terkadang diberi kendaraan khusus berupa singa. Durga dalam perwujudannya memiliki 8-12 tangan dengan masing-masing memegang senjata. Tugas dari Durga sendiri adalah tugas kodrati, yakni mengandung, melahirkan atau mencipta, dan memeliharanya, sehingga dengan demikian Durga menjadi Dewi yang dipuja sepanjang masa (Redig, 2016: 5). 

Pada pemujaan selanjutnya, muncul sebuah golongan baru yang memuja secara khusus kepada Durga. Golongan tersebut disebut sebagai golongan Sakta (Soekmono, 1981: 33). Salah satu arca yang ditemukan di Bali adalah arca Durga sebagai perwujudan Mahendradatta bertempat di Kutri. Pembuatan arca tersebut dilakukan setelah meninggalnya Mahendradatta pada sekitar tahun 1010 yang diwujudkan sebagai Durga.

RUJUKAN:

Darajat, M. (2008). Pandangan Masyarakat Hindu Tentang Devi Durga: Studi Kasus Pura Dalem Purnajati, Jakarta Utara [Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah]. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18923/1/MUSYAROFAH DARAJAT-FUF.pdf .

Redig, I. W. (2016). Durga Mahisasuramardini (Pemujaan Dewi Ibu Sepanjang Masa). https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/8fbc0f6cc3a43480ba79da22b56ec2a8.pdf

Soekmono, R. (1981). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta: Kanisius.