Kompleks Candi Jawi

Foto Miniatur Candi Jawi

Sumber: Koleksi Lab. Museologi Dep. Sejarah FIS UM

Candi Jawi berfungsi sebagai tempat penghormatan bagi Kertanegara, raja terakhir Kerajaan Singasari yang meninggal pada tahun 1292 Masehi. Pembangunannya bertujuan untuk memuliakan Kertanegara dalam bentuk penggabungan agama Siwa dan Buddha (Putro, 2012). Candi ini diperkirakan dibangun pada sekitar tahun 1304 M dan mengandung makna simbolik yang mencerminkan latar belakang kebudayaan dan agama yang membentuknya.

Status Candi Jawi sebagai Cagar Budaya dengan dimensi 14,24 m x 9,55 m dan tinggi 24,5 m, candi ini termasuk dalam kategori candi yang tinggi dan ramping. Dibangun menggunakan batu andesit, candi ini juga dikelilingi oleh pagar bata setinggi 2 meter. Di sekitar candi, terdapat parit yang indah dengan bunga teratai sebagai hiasan.

Candi Jawi memiliki tiga tingkatan yang masing-masing memiliki arti simboliknya. Bagian bawah melambangkan manusia yang dipengaruhi oleh nafsu rendah seperti keserakahan dan kebohongan. Bagian tengah mencerminkan usaha manusia untuk mengatasi nafsu-nafsu keduniawian. Bagian atasnya menjadi simbol kehidupan manusia yang telah mencapai tingkat kesempurnaan. Selain itu, candi ini menghadap ke arah Gunung Penanggungan, yang dianggap suci dan tinggi oleh masyarakat. Pintu candi yang menghadap ke timur menegaskan bahwa Candi Jawi bukanlah tempat pemujaan dewa, melainkan sebagai lambang penghormatan untuk Raja Kertanegara (Laksana et al, 2014)

RUJUKAN:

Laksana, I. M. P., Sri Handayani, S., & Handayani, S. (2014). POTENSI CANDI JAWI SEBAGAI OBJEK PARIWISATA SEJARAH.

Putro, S. A. (2012). Makna Simbolis Candi Jawi di Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan.