Meganthropus Paleojavanicus

Foto 1. Fragmen rahang Meganthropus paleojavanicus Sumber: Koleksi Lab. Museologi Dep. Sejarah FIS UM

Foto Fragmen rahang Meganthropus paleojavanicus

Sumber: Koleksi Lab. Museologi Dep. Sejarah FIS UM

Meganthropus paleojavanicus diyakini sebagai fosil manusia purba paling primitif di Indonesia. Ditemukan oleh Gustav H. Ralph von Koenigswald, fosil ini pertama ditemukan di situs Sangiran pada tahun 1941. Diketahui Meganthropus paleojavanicus hidup di Plestosen bawah (bagian awal). Temuan utama dari Meganthropus paleojavanicus ialah fragmen rahang, geraham, dan gigi-gigi yang telah lepas. Rahang bawah Meganthropus mempunyai batang yang sangat tegap dan geraham yang besar (Soejono & Leirissa, 2010).

Meganthropus ditelaah memiliki otot-otot kunyah sangat kokoh, sehingga wajahnya diperkirakan sangat besar dengan tulang pipi tebal, tonjolan kening yang mencolok, serta tonjolan belakang kepala yang tajam. Meganthropus tidak memiliki dagu, perawakannya juga diperkirakan tegap. Melihat dari bentuk gigi-giginya, Meganthropus ditengarai mengonsumsi tumbuhan.

Karena temuannya yang masih sangat sedikit, penempatan Meganthropus paleojavanicus dalam evolusi manusia sukar untuk ditentukan. Sebagian para ahli juga masih memperdebatkan penggolongannya. Ada yang mengklasifikasikannya sebagai Homo habilis, Homo paleojavanicus, Homo erectus, bahkan ada ahli yang menggolongkannya sebagai Australopithecus.

RUJUKAN:

Soejono, R. P., & Leirissa, R. Z. (2010). Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Prasejarah di Indonesia. Balai Pustaka.