Arca Lingga Yoni

Lingga-yoni merupakan perlambangan yang terdiri dari lingga dan yoni. Lingga merupakan lambang kesuburan atau diperumpamakan sebagai perwujudan Desa Siwa sebagai sebuah phallus (Suta, 2018). Suta juga menyebutkan bahwa aspek utama dari lingga adalah melambangkan api atau langit (kekuasaan) sebagai manifestasi kekuatan dan kekuasaan.  Adapun bentuk dari lingga pada umumnya berbentuk lonjong dan panjang dengan beberapa bagian. Bagian atas berbentuk silinder dan tengahnya berbentuk segi enam, sedang bagian bawah atau pangkalnya berbentuk persegi (Arifin, 2015).

Lingga pertama kali ditemukan melalui Prasasti Canggal pada masa Kerajaan Mataram, bahwa Raja Sanjaya telah mendirikan Lingga di atas bukit daerah Kuńjarakuńja oleh raja Sanjaya (Soekmono, 1981). Kondisi demikian juga ditemukan pada Kerajaan Kańjuruhan. lingga menurut Soekmono ditemukan sebagai lambang Agastya yang digambarkan seperti Ҫiwa dalam wujud sebagai Mahaguru. Lingga juga diartikan sebagai perwujudan sang raja sebagai dewa. Hal ini mengacu pada arca utama yang terdapat dalam candi umumnya merupakan arca Ҫiwa atau lambangnya. 

Pada umumnya, yoni merupakan landasan atau alat dari lingga (Soekmono, 1981). Adapun bentuk dari yoni biasanya berbentuk persegi dengan lubang di bagian tengah menyerupai alat kelamin wanita. Yoni juga dilihat sebagai pasangan dari lingga. Adapun aspek utama dari yoni adalah lambang bumi atau predana (wanita). Sehingga dengan demikian, lingga dan yoni menjadi suatu pertemuan yang mendatangkan suatu energi antara langit dan bumi dalam kepercayaan umat hindu dapat mendatangkan kesuburan (Putra, 2005 dalam Suta, 2018).