Seminar Keadilan dan Kesetaraan Gender
tema : Memperjuangkan Keadilan Gender dalam Komunitas Gereja.
Diadakan tanggal 4 Agustus 2012 di aula Gereja St .Stefanus – Cilandak. Dari cabang Santo Thomas Rasul hadir tiga peserta yaitu : Theresia Purba, Maria Soendari dan Regina Djoko
Agak terlambat sedikit dari waktu yang sudah ditentukan, pukul 9.15 acara baru dimulai dan dibuka dengan doa oleh Luppy Djoko. Dilanjutkan dengan Laporan Ketua Panitia, Flavia Onggo, bahwa jumlah peserta seminar sebanyak 120 orang. Koordinator Presidium, Ibu Endang Sutardjo dalam sambutannya mengingatkan kembali, hasil Kongres XVIII, bahwa Keadilan dan Kesetaraan Gender, merupakan Program Nasional yang harus mendapat perhatian.
Siane Waluyo sebagai MC membacakan Curriculum Vitae Drs. Eddy Siregar, MA selaku moderator pada pagi hari ini.
Pembicara pertama di persilahkan menempati sisi kiri moderator, dilanjutkan dengan pembicara kedua di sisi kanan moderator, serta pembicara ketiga disisi kanan pembicara kedua. Aturan ini adalah peraturan International untuk seminar. Tetapi, mengingat materi yang akan dibawakan, pembicara pertama akan di dahului oleh Dr. Kristi Poerwandari M, Hum, kemudian dilanjut kan dengan pembicara kedua, Ibu Justina Rostiawati dan terakhir pembicara ketiga Prof. Dr. Sulistyowati Irianto
Kristi menceritakan pengalamannya sebagai counsellor di susteran Gembala Baik, bagaimana banyak nya ibu-ibu muda yang dihamili oleh pria yang tidak bertanggung jawab. Diantaranya juga oleh seorang Romo. Apakah hal ini tidak miris, kalau dikalangan gereja sendiri pun, ada banyak pelecehan bagi kaum perempuan.
Justina menjelaskan bahwa kita (kaum perempuan) sudah terbiasa berpikir dengan perbedaan phisik, karenanya, pengakuan dari diri sendiri, tentang kekuatan seorang perempuan pun, menjadi kurang.
Sulistyowati mengambil tema awal, Korupsi : Makna dan Implikasi dari Perspektif Perempuan. Bentuk korupsi yang bagaimanapun, berakhir dengan kerugian dipihak perempuan. Ada berbagai ilustrasi yang dijelaskan tentang kerugian pihak perempuan, dari hasil korupssi pria. Terutama, bagi perempuan yang terlahir miskin.
Waktu yang diberikan bagi setiap pembicara, hanya 30 menit. Sehingga tidak seluruh materi yang diberikan, dapat diuraikan satu persatu. Setelah itu, moderator memberikan waktu masing-masing bagi dua peserta disebelah kanan dan 2 peserta seminar di sebelah kiri, untuk mengajukan pertanyaan yang dijawab oleh ketiga pembicara , sesuai dengan sudut pandang masing-masing .
Peserta begitu antusias dengan bermacam- macam pertanyaan yang ada di lingkungan peserta. Sehingga rasanya waktu cepat berakhir. Pukul 12. 45 waktu sudah habis, Endang Sutardjo menghimbau, agar ada banyak anggota Wanita Katolik yang mau memberikan dukungan moril bagi para penderita melalui beberapa group yang mengurus masalah-masalah tersebut seperti :
LBH Apik Jakarta- Pasar Rebo telp 0877 9772 89 Atau
Yayasan Pulih : 021-982 863 98/0888 181 6860.
Acara diakhiri dengan penyerahan kenang-kenangan bagi pembicara dan moderator, sementara panitia mengedarkan nasi box bagi seluruh peserta. Dan doa penutup dibawakan oleh salah seorang panitia dari Cabang St Stefanus.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi kita semua, sehingga kita menyadari, bahwa penilaian tentang diri sendiri harus datang dari diri kaum perempuan, agar dapat di hargai oleh kaum pria.
Diliput oleh : Kartini Osmara