03.Karya Nyata Wanita Katolik RI

 

Rencana kerja Cabang Sathora untuk mengunjungi Tempat Penitipan Anak (TPA) Bermis , dalam rangka berbagi kasih bagi sesama menyambut tahun baru 2011, telah dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 14 Januari 2011. Sembilan belas ibu wanita katolik baik dari cabang maupun ranting ber-sama sama berangkat jam 8.00 pagi menuju lokasi. Acara di awali dengan doa singkat oleh ibu Sumiyem, mohon berkat agar perjalanan pulang dan pergi lancar dan acara keseluruhan berjalan sesuai rencana.

 

Kami datang lebih pagi dari perjanjian (jam 10.00) , tapi itu merupakan kesempatan bagi kami untuk melihat keadaan anak-anak yang sesungguhnya, melihat mereka mandi dan tukar pakaian.

Anak-anak datang dengan pakaian sendiri dan setelah datang tukar baju seragam berwarna biru gelap. Melihat bagaimana anak-anak duduk dengan tertib sekeliling meja makan dan makan sendiri. Semua anak yang telah berusia 2 tahun keatas sudah bisa makan sendiri, dan setelah selesai meletakkan tempat makan nya pada tempat yang telah disediakan. Mengambil minum sendiri.

 

Siapa yang di tampung di TPA.

Ibu Maria Boediono yang di percayakan oleh DPD untuk menjadi  koordinator penyelenggara TPA Bermis menjelaskan bahwa anak anak yang ditampung umumnya anak-anak buruh yang suami isteri bekerja dan berpenghasilan dibawah UMR. Tidak dibedakan apakah mereka beragama Katolik ataupun bukan,  Menjawab pertanyaan salah seorang peserta mengenai apakah anak anak diajarkan cara berdoa, ibu Maria menjawab ya, tapi doa yang bersifat umum. Bahwa kita mempunyai Tuhan yang menciptakan kita dan bersyukur atas rahmat yang diberikan kepada kita.

Untuk menjaga adanya ikatan dengan orang tua, maka semua anak dikenakan biaya penitipan sebesar seratus ribu rupiah per bulan, biaya yang relative murah karena menurut ibu Siti yang menjadi koordinator pagi hari biaya yang dikeluarkan bisa mencapai Rp.450.000 per anak.

Itulah indahnya kebersamaan dan berbagi, semua itu dapat terpenuhi karena selalu ada tangan tangan kasih yang setia membantu.

 

Bedanya dengan panti asuhan.

Anak anak ini datang diantar orang tuanya masing masing, ada yang jam 5.30 pagi, ada yang jam 7,00 dll, sesuai jadual kerja masing masing orang tua. Biasanya belum mandi.

Jam 9.00 pagi mereka mandi, lalu tukar baju seragam. Kemudian makan pagi.

Jam 11.00 mereka akan minum jus buah dan jam 12.00 minum susu. Kemudian semua anak akan gosok gigi dan siap siap untuk tidur siang (jam 13.00)

Jam 15.00 bangun tidur, makan snack berupa bubur kacang ijo, atau bubur sumsum atau lainnya. Setelah itu mandi sore, tukar pakaian sendiri dan siap siap untuk di jemput kembali.

 

Jadi semua anak tidak menginap.

 

Bagaimana dengan kesehatan.

Sebulan dua kali ada kunjungan dokter, yang memeriksa kesehatan anak. Enam bulan sekali ada pemeriksaan gigi dan pemberian obat cacing.

Anak-anak juga diberi vitamin.

 

Berapa jumlah anak yang ada dan usia dan berapa pengasuh.

Menurut data ada 42 anak yang di titipkan ..

Batasan usia yang boleh dititipkan mulai 6 bulan hingga 5 tahun

Namun ada beberapa anak yang sudah berusia 6 tahun, karena orang tuanya minta agar anaknya boleh hingga tamat taman kanak kanak dulu.

Kami menjumpai ada 7 orang pengasuh dengan pembagian tugas masing2, ada yang masak, mencuci, setrika, bersih2 dll. Semua anak terlihat rapi dan terpelihara.

 

 

Acara kebersamaan

Anak-anak menunjukkan kebolehannya menyanyi, dan menari. Tentu bukan ibu Meity kalau tidak membagikan kebolehannya dalam nengajar anak anak bernyanyi dan bergoyang, jadilah lagu ayam dan bebek, patuk-patukan.

Dipenghujung acara kami membagikan bingkisan kepada anak anak yang dengan tertib berbaris mengambil bingkisan . Anak-anak kemudian meletakan bingkisan pada tempat yang ditunjuk oleh pengasuh dan tidak ada yang merengek untuk membuka bingkisan tersebut, karena nanti akan dibawa pulang kerumah masing masing.

Sebagai tanda kasih kami juga mambawakan kacang ijo, gula pasir, pampers dan susu SGM.

Acara ditutup dengan makan siang bersama para pengasuh (sebagian) karena anak anak tidak boleh di tinggal dan bingkisan kepada para pengasuh.

 

Terimakasih Tuhan, karena di dunia yang semakin individualistis ini masih ada hati yang mau berbagi kasih, terutama ibu Trimo yang telah 15 tahun melayani di TPA ini.