a. Ziarah ke 9 goa Maria

Kamis 6 Agustus 2010, langit berawan tebal, hitam dan tegak lurus keatas, gelap menandakan hujan akan segera turun.

Dari jauh terdengar suara seperti gemuruh yang mendekat perlahan, dan akhirnya sampai seperti air yang ditumpahkan dari langit. Begitu derasnya, dengan angin kencang, mengingatkan akan acara televisi yang menyiarkan tornado di Amerika.

 

Tidak lama saluran air penuh dan air mulai meluap kejalan, hujan turun terus dengan derasnya. Aku berdoa ,cukup lah Tuhan, hujan untuk hari ini, jangan banjir di bulan Agustus, besok kami akan ziarah ke goa Maria, dan sore ini aku harus beli bunga ke rawa Belong. Tapi hujan turun terus dan baru berhenti sekitar jam 19.00, dengan jalanan yang tergenang.

 

Memang Tuhan maha baik , ibu Suci mau menemaniku ke Rawa Belong, beli bunga sekaligus bantu merangkai ,karangan bunga sederhana. Yang penting niat kami tulus untuk memuliakan dikau ya Bunda.

 

Pagi-pagi jam 5.30 jalanan masih becek bekas hujan kemarin, kami sudah berkumpul, bis sudah menunggu, namun beberapa kawan yang semula akan ikut tidak bisa bergabung dengan kami karena, ada yang baru dapat cucu, suami sakit, ibu baru operasi, mau ikut retret luka batin yang bersamaan waktunya, ada pesanan kue dll.

 

Kembali aku mengeluh, ya Tuhan  ziarah ini kami adakan untuk mempererat kebersamaan diantara anggota ranting, tapi ternyata banyak hal lebih penting daripada arti kebersamaan. Teringat aku kemarin hujan2 an beli bunga, keliling mendaftar peserta yang mau ikut, bincang 2 soal konsumsi, dan persiapan2 lain yang dilakukan, tetapi ternyata kawan2 ku begitu mudahnya membatalkan dan meniup padam hati yang ber nyala-nyala ini ,dalam acara kebersamaan, menjadi hati yang dingin lagi.

 

Di Goa pertama gereja Santo Thomas Rasul, paroki kami, dibagikan buku kenangan dan acara ziarah. Kami berdoa memohon agar supaya acara ziarah ini berjalan dengan lancar, dan tetap penting bagi ranting kami untuk kebersamaan walaupun banyak anggota berhalangan ikut. Dalam Novena Tiga Salam Maria, kami memohon agar ranting kami dapat melakukan pemilihan pengurus yang baru, mendapat anggota2 baru yang mau berkarya di ladang Tuhan dalam organisasi Wanita Katolik. Siapapun pengurus yang dipilih ,disana tangan Tuhan pasti berkarya.

Bunga mawar merah dan pink, terlihat indah dikaki Bunda, hatiku puas, tidak sia sialah kemarin ke Rawa Belong.

 

Perjalanan dilanjutkan ke Paroki Trinitas, yang ditempuh hanya 15 menit dari St.Thomas Rasul. Disini kami hanya berdoa pribadi karena sudah ada rombongan lain dan melaku kan foto bersama.

 

 

Sebagai goa ke tiga ,kami tiba di paroki Andreas, Green Garden. Kembali kami berdoa Novena tiga Salam Maria dengan intensi bagi kepengurusan dan ke anggotaan ranting Bojong1.

 

Selanjutnya kami sampai di paroki Kristoforus, Grogol. Dan berdoa Novena Tiga Salam Maria dengan intensi yang sama. Bunda  bagi kami anggota Wanita Katolik, ke pengurusan dan anggota sangatlah penting. Organisasi tanpa anggota bukanlah organisasi, dan tanpa pengurus, organisasi tidak dapat berjalan sesuai visi dan misinya.

Disini kami berfoto bersama.

 

Lalu lintas kota Jakarta dipagi hari Sabtu 7 Agustus 2010, sangatlah mendukung. Tidak macet dan kami dapat sampai di paroki Bunda Hati Kudus, Kemakmuran sebagai Goa ke lima sesuai jadual.

 

Goa ke enam kami pilih Gereja Katedral Jakarta. Cuaca sangat mendukung tidak panas dan tidak hujan, suasana doa sangat hikmat, dari jauh sayup2 terdengar puji2an dari dalam gereja, karena sedang berlangsung misa perkawinan. Ku pandang Bunda, wajahnya penuh kasih, membawa kedamaian dalam hati dan menghilangkan kekecewaan dalam hati karena banyak kawan yang tidak ikut. Aku berdoa, ya Bunda , lain kami semoga kawan2 ku mau bergabung ya. Indah, nyaman, tenang sungguh suasana hati di sana…

 

Sebagai goa ke tujuh, kami sampai di paroki Theresia, Menteng. Ini adalah goa terakhir yang kami kunjungi di Jakarta. Selanjutnya kami akan berangkat ke Bogor.

 

Seorang kawan ber komentar, rasanya semua Goa yang dikunjungi, terlihat rimbun, teduh, karena banyak pohon2an, sehingga suasana seperti di goa yang asli, kenapa ya di Thomas Rasul goa nya gersang ….? Dan umumnya semua punya tempat duduk, atau berlutut untuk berdoa, sehingga bisa ber doa lebih nyaman.

 

Perjalanan ke Bogor, juga lancar, kami berdoa rosario dalam perjalanan. Seperti umumnya ibu2 kalau piknik, konsumsi tidak henti henti. Terima kasih ya untuk seksi konsumsi. Itulah indahnya kebersamaan, semua saling mengisi.

 

Kami tiba di Bogor jam 11.15., dirumah salah satu anggota. Rencana awal kami akan mengadakan Rapat Anggota Ranting disini, dengan acara pemilihan pengurus baru, laporan pertanggung jawaban dan penyusunan rencana kerja. Tapi karena jumlah anggota yang hadir tidak mencapai quorum yaitu hanya 13 dari 26 anggota, maka acara batal. Acara diisi dengan pengisian form anggota, global warming (pemutaran video), arisan  dan makan siang bersama.

 

Walaupun dengan menu sederhana, makan terasa nikmat, mungkin factor suasana mendukung, makan rame rame jadi takut ga kebagian, sehingga semua kelihatan menyantap makan siang dengan lahap, ditambah hujan turun di kota Bogor sehingga udara cukup sejuk.

Selesai makan siang , jam 14.30, hujan masih turun, kami harus berkemas dan berangkat menuju goa yang ke- 8, yaitu di Susteran Gembala baik. Disini kami bertemu dengan rombongan legio Maria dari Santo Thomas Rasul , yang rupanya sama sama sedang punya acara ziarah.

 

Akhirnya tibalah kami di goa yang ke Sembilan yaitu di susteran FMM Regina Pacis Bogor. Biara dan kapel yang didirikan semasa pemerintahan colonial dulu masih terlihat kokoh dan apik, hanya terdapat banyak bangunan tambahan yaitu gedung sekolah.

 

Suasana doa sangat hikmat, dilanjutkan foto bersama , kemudian doa pribadi di kapel susteran. Kapel yang antic dengan kaca kaca patri yang indah, begitu tenang dan ditata dalam taman yang asri.

 

Tidaklah lengkap kalau ibu-ibu berziarah tanpa belanja, namanya aja ziarek, ziarah dan rekreasi. Kami sepakat akan melakukan wisata belanja makanan, tempat yang dipilih adalah gang Aut dan Pasar Gembrong. Aneka makanan khas Bogor, seperti asinan, soto kuning, ngo hiang, pisang dll, diburu oleh ibu-ibu, sehingga ada juga yang tidak kebagian.

 

Jam 16.15 tepat kami berangkat kembali ke Jakarta…..jalanan…macet banget, rupanya waktu pagi berdoa agar tidak macet untuk ber ziarah, tapi lupa minta agar tidak macet waktu perjalanan pulang. Kami tiba di Jakarta jam 18.45, selesailah acara ziarah, perut kenyang dan hati pun tenang karena tidak ada halangan selama dalam perjalanan.

 

 

Jakarta, 11 Agustus 2010

Humas ranting Bojong1

Retno

Attachments (1)