Korban Masyarakat yang semakin ganas
Rencana kerja Cabang Sathora untuk mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan Anak dan Wanita yang terletak di Tangerang, terlaksana pada Sabtu, 24 Juli 2010 . Lembaga Permasyarakan ini di khususkan bagi wanita dan anak2 yang kebanyakan terlibat dalam masalah kejahatan narkoba. Pastor Benny Prubel, MSC dari paroki BHK beserta 33 peserta dari pelbagai ranting dan didampingi oleh Santi sebagai pemandu kami semua masuk ke “penjara”untuk visiting dan berbagi kasih. HP tidak boleh dibawa serta dan tetapi KTP harus diserahkan (kecuali Pastor dan Organis).
Kasus yang ada
Tertarik dengan sosok wanita yang asyik mengulum permen loly, peserta mewawancarai Ita (bukan nama sebenarnya) yang masuk ke Lapas tersebut 4 tahun yang lalu dengan kasus Trafficking (Penjualan anak-anak dibawah umur). Menurut pengakuannya anak anak yang diperkenalkan kepada para tamu dimana dia bekerja bukan anak baik-baik, tapi dia kena korban fitnah dan dilaporkan kepada yang berwajib. September nanti Ita sudah bisa mendapatkan pembebasan bersyarat dan menghirup udara segar untuk bertemu dengan keluarganya yang sudah menunggu di Bogor.
Lain halnya dengan Vina (bukan nama sebenarnya), satu-satunya wanita penghuni Lapas yang beragama Katolik diantara 11 orang temannya yang beragama Kristen, masuk ke Lapas ini karena kasus Penggelapan uang.
Wanita berumur 35 tahun ini, adalah Sarjana Transportasi, karena kebutuhan ekonomi yang semakin sulit, ia mengambil kesempatan untuk menjembatani peminjam-peminjam uang dengan pemberi jasa pinjaman. Tapi karena uang yang dipinjamkan lewat batas waktu yang disepakati bersama, Vina mendapatkan hukuman 2 tahun. Remisi setiap Hari Kemerdekaan, dan oleh karena Vina pun telah memperoleh pekerjaan dibagian Administrasi Lapas, tanggal 17 Agustus 2010 nanti, 3 bulan sebelum masa tahanannya berakhir, ia sudah diperbolehkan keluar dari Lapas.
Kesaksian
Setelah bersama sama menyanyikan beberapa pujian, Theresia Purba sebagai pemandu pada acara kunjungan ini, memberikan kesempatan bagi siapa saja yang ingin bersaksi. Sari (bukan nama sebenarnya) yang semula beragama Muslim, dan bekerja di Karaoke, tiba2 bermimpi selama 3x berturut turut didatangi sosok pria berambut panjang, berjubah putih dan sangat lembut tutur katanya. Setelah kejadian itu, Sari pindah ke agama Kristen. Justru saat itulah dimulai cobaan baginya karena kena razia Narkoba dan pengadilan memutuskan tahanan 5 tahun di Pondok Bambu. Dalam keadaan terpuruk seperti ini, tetap saja Sari merasakan kasih Tuhan yang selalu menyertainya, sehingga tidak ada rasa gentar menghadapi hari esok. Baru 3 tahun di Pondok Bambu, Sari dipindah ke Lapas ini dan bulan depan sudah boleh menghirup udara bebas.
Melengkapi kesaksian-kesaksian mereka, Pastor Benny P, MSC punya kesaksian sendiri. Sejak masa remajanya Pastor selalu meyakinkan para narapidana, bahwa mereka yang ada didalam, tidak lebih jelek daripada yang diluar. Tetapi bagi semua yang sekarang ditahan didalam, inilah saatnya untuk intropeksi diri, apa kekurangannya selama ini agar pada waktu bebas nanti, kehidupan dapat dijalani dengan lebih baik lagi.
Acara kebersamaan
Selesai acara renungan dan kesaksian serta puji pujian, para napi lain (non Kristen/Katolik), berjumlah 98 orang diundang untuk bergabung dan bergembira bersama dengan menari dan menyanyi. Baik penghuni Lapas maupun pengunjung merasakan hal yang sama : Indahnya berbagi kasih.
Sesudah acara santap bersama dan pamitan, kami mengunjungi tempat kerajinan tangan mereka yang digelar dan dijual, mulai dari sprei, celemek serta kerajinan jahit menjahit lainnya. Dalam perjalanan keluar, kami juga melewati tempat penanaman dan pemeliharaan anggrek.
Terbersit dalam pikiran kami, setelah mereka lepas dari pendidikan di lapas, akankah ada lowongan kerja yang layak bagi mereka? Apakah pemakai/pecandu narkoba dapat kuat imannya setelah kembali kemasyarakat nanti? Biarlah Tuhan yang akan pimpin segala yang terbaik bagi mereka, Amin
Di liput oleh : Ny. Kartini Osmara