Pemenang penghargaan III

BERKARYA DILADANG TUHAN SEBAGAI WANITA KATOLIK

 

 

Tiba tiba kenangan saya kembali ke tiga tahun yang lalu, dimana kami yang tergabung dalam Wanita Katolik RI Cabang Sathora mengadakan Baksos ke lingkungan Johannes ditepi jalan Daan Mogot.  Ternyata didaerah situ  banyak umat paroki kita yang tinggal  dengan keadaan yang sederhana, walaupun tidak berada dibawah kemiskinan tetapi mereka hidup serba pas pasan.

 

Dari cabang Sathora, Wanita Katolik dibantu para ranting membagikan sembako berupa beras, gula pasir, minyak, kecap dan mie instant.  Kami berangkat dua mobil beriringan dan sampai ditempat tepat waktu, kira2 jam 11.00 siang.

 

Setelah bongkar sana bongkar sini, baru ketahuan kalau sang beras belum datang, karena ternyata dari pihak toko berasnya belum mengantar ketempat yang telah dijanjikan.  Penduduk sudah berjejer rapi menunggu pembagian sembako, anak anak dari usia balita sampai remaja juga sudah ikut menonton, rasanya kata kata TUNGGU YACH, SEBENTAR LAGI YACH... BERASNYA BELUM DATANG dll dll tidak menghibur hati mereka, semuanya terlihat gundah, tak sabar dan sudah ingin menerima pembagian sembako seperti yang telah dijanjikan.

 

Saat itu terpikir olehku untuk menjejerkan anak2 dari yang kecil sampai remaja untuk mulai menyanyi.. akhirnya kami menyanyi bersama dari lagu anak2 (non kristiani), sampai ke lagu remaja yang saat itu sedang ngetop.. gagasan ini cukup berhasil karena mereka untuk sejenak melupakan penatnya menunggu.

 

Lagu demi lagu dinyanyikan, malahan kami tambahkan dengan aneka gerakan yang bisa membuat mereka bersemangat, akan tetapi sang surya tak dapat diajak berkompromi, matahari demikian terik dan keringat membasahi leher dan muka mereka...  

 

Beras yang ditunggu belum datang juga, akhirnya saya pinjem pengeras suara, dan mulai berinteraksi dengan ibu2 disekitar tempat itu.  Apa lagi topik yang menarik selain topik masak memasak, akhirnya saya ber dialog dengan beberapa ibu2, dengan interview seputar rumah tangga mereka dan masak sehari hari apa saja... tercetus beberapa resep membuat aneka masakan dengan bahan kangkung : dari pecel,oseng2, pecak kangkung dll.

 

Dalam kesempatan itu saya juga menghimbau agar ibu ibu jangan hanya menunggu gaji bulanan dari para bapak setiap akhir bulan, tapi juga ikut menyingsingkan lengan baju membantu menambah uang dapur agar tetep bisa ngepul setiap hari.  Caranya? Beraneka macam, bisa berjualan gado2 dimuka rumah, dengan repacking aneka kerupuk, dll.  Tidak ada sesuatupun yang rendah dimata Tuhan, asalkan kita melalukannya dengan halal dan penuh kasih.

 

Pada saat saya berbicara dengan mereka, menghibur para ibu, bernyanyi dengan anak anak, saya merasakan seluruh aura kasih dan kebahagiaan yang ada dalam diri saya bergejolak riang dan ada kepuasan yang timbul dalam diri saya, berbeda dengan kepuasan jasmani yang biasa kami alami, seperti makan enak di restoran mahal, pakai tas ber merk, jalan jalan keluar negeri dll dll.  

 

Ini adalah pekerjaan kecil, yang sangat tiada arti, tapi bisa membuat mereka bersuka cita walau sejenak, membuat para ibu berpikir untuk mulai berkarya membantu jalannya roda rumah tangga, juga membuat para remaja juga mulai mengerti arti suatu komunitas.

 

Hal yang kecil bisa membuat perubahan yang besar bagi orang lain sepanjang hidup mereka nanti, tanpa kita sadari akan berbuah lebih banyak dan banyak lagi.

 

Berkarya diladang Tuhan tidak harus mencangkul, membajak atau menanam padi seperti yang dikiaskan, tetapi kita bisa melakukannya dengan cara yang sangat sederhana.

 

Marilah kita bersama sama berkarya diladang Tuhan melakukan hal hal kecil yang mungkin kita anggap tidak berarti tapi akan besar manfaatnya bagi sesama,  agar  kita bisa menjadi putera puteri kebanggan Tuhan.

 

 

Dikisahkan kembali oleh Ida Harsojo, 13 Maret 2011