Pemenang Penghargaan II

Berkarya di Ladang Tuhan bersama Wanita Katolik

Berawal dari tahun 1993 seorang sahabat lama mengajak aku bergabung dalam kegiatan organisasi Wanita Katolik republik Indonesia (WKRI. Saat itu aku adalah seorang wanita karier yang sudah berkeluarga dengan dua orang putera dan aktif di dalam organisasi profesiku serta aktif pula sebagai tenaga pengajar tidak tetap pada salah satu universitas swasta di Jakarta Barat. Bakat organisasi dalam diriku sudah ada sejak aku duduk di bangku sekolah dasar sampai dengan universitas.

 

Pada saat pertama kali aku menjadi anggota WKRI disalah satu ranting, aku tidak mengerti apa-apa tentang organisasi ini, yang sangat jauh berbeda dengan organisasi profesiku. Aku sering bertanya kepada sahabatku apa tujuan dan bagaimana gerakan Wanita Katolik ini? Temanku tidak dapat menjelaskan sebagaimana mestinya, sehingga suatu hari aku mendapat pinjaman buku panduan WKRI dari seorang ibu yang sudah piawai dalam organisasi Wanita Katolik.

Setelah aku pelajari dengan seksama baru aku mulai mengerti mengenai visi dan  misi nya dan selanjutnya aku di minta untuk membantu sebagai sekretaris di ranting tersebut. Sebagai sekretaris ,aku rapikan semua file administrasi organisasi yang sangat tidak teratur, berdasarkan pengalaman kerjaku. Selain itu aku membuat notulen seusai rapat, mengatur jadual rapat pengurus yang mana sebelumnya tidak pernah di buat (tidak pernah ada notulen) Dari sinilah aku mulai mengenal organisasi Wanita Katolik, tapi aku belum merasakan suka duka dalam organisasi ini.

Setelah tiga tahun berjalan, pada pergantian pengurus aku mendapat posisi sebagai Ketua Bidang Organisasi. Saat inilah aku mulai memikirkan bagaimana memajukan wamita Katolik ranting ku, menggerakkan tiap-tiap bidang supaya ada kegiatan per-bulan, mencarikan pembicara pembicara bulanan di ranting. Selain itu aku juga me rekrut anggota baru, disinilah aku belajar tentang karakter tiap-tiap anggota. Mengapa mereka jarang hadir dalam pertemuan bulanan? Hal yang sama di rasakan tiap keluarga saat itu adalah karena masih mempunyai anak yang masih kecil yang perlu bimbingan dan perhatian orang tua/

Begitu juga dengan keluargaku, selain aku sibuk bekerja dan mengajar tiga kali dalam seminggu, aku harus membimbing anak-anak ku belajar dan mengurus rumah tanggaku sendiri. Tahun 1999 sampai dengan 2001 aku menjabat sebagai wakil ketua ranting ku. Saat-saat inilah aku merasakan suka dukanya menjalankan peranku sebagai ibu rumah tangga dengan berbagai aktifitasku sebagai sekretaris lingkunggan di tempat tinggal ku, sebagai bidang dana dalam assosiasi profesi ku yang harus menangani kegiatan-kegiatan besar dalam taraf nasional maupun internasional, dimana aku kadang kala harus keluar kota beberapa hari. Oleh karena itu aku ber syukur dan ber terimakasih pada Tuhan dalam menjalankan tugas tugas organisasi wanita Katolik aku dapat mengatasinya dengan baik sebagai salah satu pelayanan ku pada Nya, meskipun suamiku tidak/kurang mendukung kegiatanku dalam wanita Katolik . Itulah tantangan terberat yang harus aku hadapi.

Akhirnya tiga tahun berikutnya, tahun 2002 – 2004 aku menjadi ketua wanita Katolik ranting ku. Karena sudah terbiasa sejak  menjabat sebagai wakil ketua, maka semua program-program yang aku buat dapat di kerjakan dengan mudah dan aku lebih bersikap tegas dalam memimpin. Aku selalu memikirkan bagaiman memasukkan dana bagi kas ranting, mengatur pembagian anggota untuk menjaga kantin wanita Katolik di cabang, meng gerakkan bidang kesejahteraan untuk ziarah dan retret, sampai akhirnya aku memberanikan diri untuk membuat seminar pendidikan bagi masyarakat umum diluar lingkup cabang terutama bagi ibu-ibu dan anak-anak yang bermasalah dalam keluarga. Dengan mengundang pembicara yang handal (seorang pakar) dalam bidang psychology dipandu oleh seorang moderator(seorang actor) semua yang beragama katolik. Aku mendapat teguran dari ketua cabang, mengapa seminar tersebut dibawa keluar? Aku memberikan alas an yang tepat kepada ketua cabang hingga akhirnya seminar ku di izinkan. Aku ber doa mohon bantuan kepada Nya. Semoga kerjaku di ladang Tuhan tidak sia-sia. Setelah kami menawarkan undangan ke semua ranting, tetapi mereka bersikap pasif dan undangan yang terjual hanya empat puluh persen saja. Saat itu semua pengurus sudah putus asa, akhirnya aku berinisiatif mengambil alih menjual ke teman-teman ku yang berada di paroki  lain, hanya dalam waktu dua minggu semua tiket habis terjual. Aku bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan bahwa doaku di dengarkan dan di terima dan aku benar benar merasakan kehadiran Tuhan pada saat itu. Aku sangat senang dan bangga sekali dengan seminar tersebut karena mendapat tanggapan positif dari masyarakat luar dan berhasil sebagai target kami. Dengan demikian terbukalah hati dan pikiran para pengurus untuk ber karya di ladang Tuhan dengan cara membantu masyarakat luar yang membutuhkannya.

Seiring dengan berakhirnya waktu tiga tahun ke pengurusan ku (1 periode), aku mengundurkan diri dari wanita Katolik ranting ku, karena kesibukan ku diluar dan membantu suamiku di kantor property yang kami kelola sendiri. Meskipun dengan berat aku lepaskan organisasi Wanita Katolik yang sudah aku bina, tetapi aku tetap memantau dari belakang bagaimana kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pengurus baru. Aku benar-benar absent dari seluruh kegiatan, hanya sekali waktu saja aku hadir pada pertemuan bulanan anggota bila ada waktu senggang.

Setelah tujuh tahun aku absent, kini waktu  ku sudah mulai berkurang dari kesibukan kantor, bersamaan pula dengan selesai nya ke pengurusan ranting yang lama (2 periode). Beberapa temanku minta agar aku mau memimpin wanita Katolik  ranting lagi,karena nama ranting kami sudah tenggelam dalam tiga tahun terakhir ini. Aku cukup sedih mendengar cerita dari teman-teman lama, maka dengan segala pertimbangan akhirnya aku maju kembali untuk memimpin ranting ku periode 2011 – 2013. Aku segera membentuk pengurus baru dalam waktu singkat memilih personil-personil yang tepat untuk men duduki posnya. Masing-masing yang benar benar dapat bekerja sama dalam membangun dan mengembalikan nama ranting kami. Untuk membenahinya memang tidak mudah, aku harus mulai dari nol lagi dengan menyesuaikan peraturan-praturan yang berlaku dari WKRI Cabang yang sudah sekian lama aku tinggalkan.

Kami menyusun program kerja secepatnya, terutama pendataan anggota yang sudah banyak menghilang. Aku men targetkan harus selesai dalam waktu dua bulan untuk pembenahan organisasi, administrasi dan lain-lainnya. Aku selalu berdoa agar dapat dituntun oleh Tuhan dalam tiap langkahku, Ia sudah menyertaiku, karena semua ini aku lakukan untuk ber karya di ladang Tuhan bersama wanita Katolik.

 

Oleh : Ibu Maria Grace