Mutiara dari Timur merujuk pada penyebutan Nusantara oleh bangsa-bangsa Eropa sebab kekayaan sumber daya alam, terutama rempah-rempahnya.Satu kilogram pala, lada, dan cengkeh dianggap sebagai trinitas paling dicari dan harganya lebih mahal dari satu kilogram emas kala itu. Ketiganya ditemukan di Maluku, satu-satunya daerah penghasil pala dan cengkeh.
Mengapa rempah begitu banyak diburu?
Rempah menghadirkan nuansa dan cita rasa yang eksotis di meja makan dan menjadi gengsi para bangsawan. Lebih dari itu, dulu rempah-rempah juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan yang mungkin sudah tidak biasa di masa kini. Misalnya untuk mengawetkan makanan, penguburan jasad, pewangi, bahan baku kosmetik hingga sarana pemujaan. Kedatangan bangsa Eropa di awal berkaitan dengan pencarian sumber rempah-rempah. Rempah-rempah menjadi komoditas yang sangat laku di pasaran Eropa namun tidak dapat mereka hasilkan sendiri. Sehingga tidak ada cara lain selain membelinya dari pedagang, atau datang langsung ke wilayah penghasil rempah-rempah.
Sebelum akhirnya mendaratkan kaki di Indonesia, bangsa Eropa mencari daerah penghasil rempah-rempah melalui penjelajahan lautan hingga bertahun-tahun. Tidak sedikit energi yang habis. Belum lagi ditambah biaya yang tinggi, perang antar negara hingga pembantaian masyarakat lokal.
Lalu, mengapa mereka begitu keras menjelajah lautan hingga ke Nusantara?
Di bawah kepemimpinan Kaisar Oktavianus Augustus, kekaisaran Romawi mengalami kejayaan dengan wilayah kekuasaan meliputi seluruh Eropa, Arfika Utara dan Afrika Barat.Tetapi pada 476 M, peradaban ini mengalami kehancuran akibat kondisi ekonomi dan stagnasi bidang ilmu pengetahuan. Agama mendominasi kepentingan masyarakat. Ilmu pengetahuan sering diangap sebagai sihir dan akibatnya mereka tidak memiliki visi yang jelas membangun peradaban. Bisa dikatakan, ini adalah zaman kemunduran sehingga disebut dengan istilah zaman kegelapan (dark ages). Pada masa itu tatanan hidup masyarakat menjadi kacau. Sepuluh abad berselang, lahir fase baru yang menggantikan kedudukan gereja di berbagai bidang kehidupan. Banyak filsuf ternama bermunculan dan menentang pemikiran gereja terutama mengenai ilmu bumi. Menurut mereka, manusia tidak boleh berpasrah pada takdir dan harus menentukan masa depannya sendiri. Penggabungan dari pemikiran ini ditambah penemuan baru dalam iptek selanjutnya mampu mendorong berlayarnya bangsa Eropa memasuki benua Asia.
Meski melibatkan dua bangsa dan agama besar yakni Eropa Kristen dan Dinasti Turki Seljuk, perang ini juga didorong oleh factor politik, social dan ekonomi di masing-masing kubu. Salah satu penyebabnya adalah memperebutkan kota suci Yerussalem. Bangsa Eropa gagal membawa kembali Yerussalem dalam kekuasaannya. Dampak baiknya, bangsa Eropa mencoba mengejar ketertinggalan bidang ilmu pengetahuan secara besar-besaran. Mereka mentransfer pengetahuan dari pihak muslim hingga membuatnya berada di puncak kejayaan ilmu pengetahuan. Pada saat itu Portugis memulai pelayarannya ke timur tidak semata untuk mencari rempah-rempah namun juga mencari emas dan perak untuk mengalahkan Turki dan melanjutkan perang salib. Yang dimaksud tentu bukan dalam artian perang sesungguhnya, namun lebih kepada pertarungan harga diri negara. Emas dan perak saat itu dianggap sebagai indicator kesuksesan suatu negara. Portugis mulai berlayar dengan menelusuri pantai barat Afrika sekaligus untuk mengepung rute pedagang Arab. Selanjutnya, perjalanan mereka ke Asia juga dimaksudkan untuk memotong jalur perdagangan mereka dan memonopoli komoditi. Namun sesampainya di India, mereka menyadari bahwa barang perdagangan mereka tidak akan bisa bersaing di pasaran India yang canggih. Tidak ada cara lain selain menjadikan wilayah tersebut sebagai koloni melalui peperangan.
Konstantinopel menjadi inti nadi peradaban Eropa sejak dibangun pada sekitar 306 Masehi. Letaknya sangat strategis karena menghubungkan Eropa dan Asia lewat jalur darat. Setelah dikuasai oleh bangsa Romawi selama 14 abad, Konstantinopel jatuh dalam penguasaan Turki Ottoman yang menandai akhir perang salib yang panjang. Sejak itu, perdagangan dimonopoli oleh Kesultanan Usmani dan akses bangsa Eropa untuk mendapat rempah dengan harga murah menjadi tertutup. Harga rempah melambung tinggi di pasar Eropa. Mau tidak mau, mereka harus mencari cara lain untuk mendapatkan sumber rempah-rempah dari Asia, salah satu caranya melalui penjelajahan laut.
Penjelajahan bangsa Eropa juga didasari oleh tujuan mencari kekayaan (gold), memperoleh kejayaan (glory) serta menyebarkan keyakinan mereka (gospel). Kala itu rempah-remaph menjadi komoditi favorit dengan harga selangit. Sayangnya hanya 50 tahun setelah ditemukan dan dibudidayakan, nilai jualnya merosot. Belanda akhirnya memanfaatkan komoditas lain di nusantara seperti gula dan teh. Bangsa Eropa bermaksud membangun lagi kejayaan (glory) dengan penaklukan berbagai wilayah di dunia. Selain itu, mereka juga berharap dapat sekaligus menyebarkan agama nasrani ke suluruh dunia. Portugis dan Spanyol dikenal sebagai negara yang berlandaskan agama katolik, sehingga sangat dipahami bila mereka berupaya menyebarkan agama nasrani. Maluku, Ambon, dan Manado disebut sebagai wilayah yang masyarakatnya beragama Kristen karena pengaruh Portugis.
Nah, berdasarkan Informasi tersebut, coba kalian lakukan pelacakanlebih lanjut dan buatlah urain tentang sejarah latarbelakang bangsa - bangasa barat diIndonesia secara rinci, sistematis dan logis ( siap langsung VC mam Nur secara berkelompok dan kelompoknya bebas ya)
PERTEMUAN KE-2 (LATIHAN UJI KOMPETENSI)