Bagi anda para konsumen hasil analisis statistik, bersabarlah, jangan terburu-buru untuk mempercayai suatu perkiraan.
Sering kita tergoda dengan hasil ramalan yang mengatakan inilah saham hot berikutnya, atau hindari industri tertentu karena pasti jatuh pada tahun depan.
Hasil analisis statistik sangat tergantung pada ukuran sampel data yang digunakan. Saat sampel kecil, hasil analisis yang ekstrim dapat sekali muncul hanya karena faktor kebetulan.
Sebuah perusahaan yang harga sahamnya naik terus sepanjang 3 bulan berturut-turut mungkin memang benar-benar perusahaan yang sangat bagus, tapi mungkin juga perusahaan ini tidak akan tampil sebagus sekarang saat, katakanlah, kinerja harga sahamnya diamati dalam kerangka periode dua tahun terakhir misalnya.
Ahli Statistik menyebut fenomena ini sebagai regresi menuju rata-rata (regression to the mean) yang berarti, kesimpulan hasil analisis murni hanyalah output olahan data yang digunakan sebagai input.
Saat input tidak memperhitungkan seluruh kemungkinan/kinerja yang ada, maka hasilnya paling bagus hanya dapat diartikan sebagai gambaran kinerja historis pada kerangka waktu analisis tersebut dan sama sekali bukan ramalan atas gambaran kinerja kedepan.
Dalam kasus saham sebelumnya, peningkatan pada 3 bulan terakhir mungkin hanya dapat diartikan sebagai kinerja bagus di 3 bulan tersebut tanpa menjamin berulangnya kinerja tersebut pada 3 bulan berikutnya ataupun gambaran kinerja 3 tahun yang akan datang.
Demikian pula dengan data laporan statistik tenaga kerja (dimana fokus utamanya adalah angka pengangguran) dibentuk dari hasil survey, yang bentuk pertanyaannya sangat sensitif mempengaruhi besaran angka yang dihasilkan.
Untuk kepentingan politis, seringkali angka pengangguran kronis (jumlah orang yang memang sudah bertahun-tahun tidak lagi bekerja walaupun belum memasuki kriteria usia pensiun) dan tingkat partisipasi tenaga kerja (yang dapat membedakan apakah “pekerjaan” bersifat tetap atau cuma paruh waktu) tidak dapat diungkap (yang seringkali karena memang tidak ada upaya untuk mencatatkannya).
Tingkat total pengangguran yang berkurang di setiap bulan dapat saja terjadi karena banyak orang akhirnya bekerja paruh waktu (dan ini sering diklasifikasi sebagai bukan pengangguran) karena memang lapangan kerja “penuh” sudah tidak lagi tersedia. Apakah ini berarti ekonomi negara tersebut menunjukkan peningkatan kinerja?