Mencari Penyebab Kemakmuran
By R. Nugroho Purwantoro
FEB UI lecturer's who is always curious about the future
FEB UI lecturer's who is always curious about the future
Banyak ekonom dan pakar ilmu sosial percaya bahwa kebijakan pemerintah, serta institusi ekonomi, politik dan hukum, bahkan lebih luas lagi, organisasi masyarakat mempengaruhi kinerja perekonomian. Namun demikian, terlepas dari kemajuan teoritis yang sudah dicapai hingga sekarang, masih sedikit kerangka berpikir yang tersedia untuk menganalisis faktor penentu kualitas kebijakan dan institusi. Masih sering ditemukan kesulitan untuk menjawab sebuah pertanyaan: Mengapa masyarakat tertentu memilih kebijakan yang berbeda, institusi yang berbeda, dan cara hidup yang berbeda? Padahal ada alternatif lain yang membawa dampak kemakmuran yang lebih tinggi. Acemoglu (2003) memberikan taksonomi sederhana atas 3 kerangka berpikir yang potensial untuk digunakan dalam mencari jawaban pertanyaan ini.
Kategori pertama disebut sebagai Political Coase Theorem (PCT); Teorema Coase menyatakan bahwa, jika hak milik dapat didefinisikan dengan baik dan tidak ada biaya transaksi, maka pelaku ekonomi akan mengikat kontrak dan bertindak untuk mencapai hasil yang efisien, terlepas dari siapa pemilik hak properti pada aset tertentu (Coase, 1960; Stigler, 1966). Perluasan teori ini ke ranah politik menyarankan bahwa transaksi politik dan ekonomi akan menciptakan kecenderungan kuat menghasilkan kebijakan dan lembaga yang terbaik untuk mencapai hasil, mempertimbangkan beragamnya kebutuhan dan keinginan masyarakat, serta terlepas dari siapa, atau kelompok sosial mana, yang memiliki kekuatan politik. Menurut pendekatan ini, perbedaan kebijakan dan kelembagaan bukan penentu utama perbedaan kinerja perekonomian, karena masyarakat dianggap selalu memilih yang terbaik sesuai dengan kondisi mereka.
Kategori kedua adalah "teori perbedaan keyakinan" (theories of belief differences). Menurut pandangan ini, masyarakat dapat memilih kebijakan yang berbeda, dengan implikasi yang sangat berbeda, karena mereka atau para pemimpin mereka tidak mencapai kata sepakat tentang apa yang terbaik bagi masyarakat. Faktor ketidakpastian menyebabkan aktor-aktor politik yang bermaksud baik sekalipun dapat berbeda pandangan tentang apa yang baik bagi rakyatnya sendiri. Masyarakat yang makmur adalah masyarakat yang terdiri dari para pemimpin atau para pemilih yang ternyata di kemudian hari diketahui telah membuat keputusan yang benar (to be right ex-post). Seperti halnya kerangka berpikir PCT, ada kekuatan yang kuat mencegah diterapkannya kebijakan yang diketahui akan berakibat buruk bagi masyarakat luas; karena itu, kerangka berpikir ini dapat disebut sebagai PCT yang dimodifikasi.
Kategori ketiga adalah "teori konflik sosial." (theories of social conflict). Menurut perspektif ini, masyarakat memilih kebijakan yang berbeda, beberapa mungkin akhirnya malah menjadi bencana bagi warganya, karena keputusan tersebut dibuat oleh politisi atau kelompok sosial yang kuat secara politik, yang hanya tertarik untuk memaksimalkan kesejahteraan diri mereka sendiri, bukan memaksimalkan kesejahteraan secara agregat (atau kesejahteraan sosial). Kategori ini mencakup berbagai teori di mana konflik internal dalam masyarakat akan mengarah pada pilihan yang tidak efisien dan maupun teori bahwa munculnya institusi dan kebijakan yang tidak efisien dikarenakan oleh tekanan masyarakat lain dari luar, misalnya, oleh kekuatan kolonial/penjajah.
Acemoglu (2003) berpendapat bahwa teori konflik sosial (kerangka berpikir ke-3 dari taksonomi diatas) menyediakan kerangka empiris dan teoritis yang paling tepat untuk menganalisis pertanyaan di awal tulisan. Alasan mengapa kelompok-kelompok yang kuat secara politik memilih kebijakan yang justru mengurangi output ekonomi secara agregat daripada memilih kebijakan yang efisien dan kemudian mendistribusikan kembali keuntungan untuk diri mereka sendiri membutuhkan penjelasan. Dan disitulah muncul keperluan untuk mempelajari konflik kepentingan diantara kelompok sosial yang berbeda.
Ingin memperlajari lebih jauh? Silahkan lihat:
Acemoglu, Daron, 2003. Why not a political Coase theorem? Social conflict, commitment, and politics, Journal of Comparative Economics 31, 620–652
Persson, Torsten, & Tabellini, Guido, 2000. Political Economics: Explaining Economic Policy. MIT Press, Cambridge, MA.
Coase, Ronald, 1960. The problem of social cost. Journal of Law and Economics 3 (1), 1–44.
Stigler, George, 1966. The Theory of Price. Macmillan, New York, NY.