FEB UI lecturer's who is always curious about the future
Pemahaman ekonomi yang tidak memadai (Inadequate Economics) memainkan peran utama dalam membutakan para pembuat kebijakan terhadap bahaya yang berkembang dalam sistem keuangan. Perkembangan kebijakan regulasi pada umumnya justru menempatkan terlalu banyak kepercayaan pada ide bahwa pasar keuangan efisien.
Banyak ekonom selama 30 tahun terakhir telah menjelaskan mengapa pasar keuangan tidak selalu memberikan hasil yang menguntungkan dan mengapa mereka tidak stabil (dengan kata lain tidak efisien). Dari semua argumen yang diajukan melawan Hipotesis Pasar Efisien (EMH) beberapa di antaranya bahkan telah mendapat penghargaan Nobel.
Misalnya, karya Daniel Kahneman tentang Behavioral Economics dengan kritiknya yang memikat tentang asumsi rasionalitas yang begitu sederhana pada teori-teori ekonomi mainstream. Kemudian, karya Robert Shiller dan Andrei Shleifer yang memberikan pemahaman tentang dinamika pasar keuangan dunia nyata (yang ternyata berbeda dengan yang diperkirakan teori-teori ekonomi mainstream). James Mirrlees, Joseph Stiglitz, dan George Akerlof juga telah mengilustrasikan bahwa ketidaksempurnaan yang inheren membuat pasar dapat saja memberi solusi penyelesaian yang jauh dari keseimbangan efisien dan titik kesetimbangan itu sendiri bahkan bisa jadi ada banyak dan bersifat rapuh. Sehingga, Joseph Stiglitz dan Bruce Greenwald berargumen bahwa "fokus kebijakan moneter harus bergeser dari peran uang dalam transaksi ke peran kebijakan moneter dalam mempengaruhi suplai kredit." Dan karya yang relatif baru dalam mengupas dinamika ketidakstabilan keuangan dapat disimak dari Marcus Brunnermeier dan Hyun Shin untuk dijadikan bahan pelajaran dalam mempersiapkan masa depan.
Tetapi kenyataannya hingga sekarang, penerjemahan ide-ide di bidang ekonomi menjadi kebijakan publik masih saja didominasi oleh alur mainstream asumsi efisiensi pasar yang terlalu sederhana. Kepercayaan (yang cenderung berlebihan) bahwa pasar selalu membawa kita lebih dekat ke titik keseimbangan yang efisien mempengaruhi banyak regulator di dunia untuk mengizinkan berbagai inovasi dan praktik/perilaku di industri keuangan yang pada akhirnya justru akan menghasilkan ketidakstabilan ekonomi makro.
Sudah saatnya kita berubah dan mengacu pada pemikiran ekonomi yang lebih baru. Karena, seperti yang Willem Buiter katakan, “teori makroekonomi standar tidak membantu meramalkan krisis, juga tidak membantu memahami atau menciptakan solusi. . . . Teori makroekonomi yang mendasarkan diri pada asumsi pasar bersifat lengkap (Complete Market) tidak hanya tidak memungkinkan munculnya jawaban atas pertanyaan tentang kepailitan dan ilikuiditas. Mereka bahkan tidak mengijinkan pertanyaan seperti itu untuk ditanyakan”.
Bagi yang tertarik untuk mempelajari lebih jauh lihat:
Greenwald, B., and J. Stiglitz (2003) Towards a New Paradigm in Monetary Economics. Cambridge: Cambridge University Press.
Quadrini, V. (2011) “Financial Frictions in Macroeconomic Fluctuations.” Economic Quarterly 97(3): 209– 54.
Buiter, W. (2014) “The Simple Analytics of Helicopter Money: Why It Works— Always.” Economics: The Open- Access, Open- Assessment E- Journal 8: 1– 51. (http://dx.doi.org/10.5018/economics-ejournal.ja.2014–28).