Fatal Conceit
By R. Nugroho Purwantoro
FEB UI lecturer's who is always curious about the future
FEB UI lecturer's who is always curious about the future
Friedrich Hayek berpendapat bahwa perencanaan ekonomi secara terpusat ala negara sosialis merupakan "kesombongan fatal" (fatal conceit). Mengapa? Karena diasumsikan bahwa pihak perencana dimungkinkan untuk mendapatkan pengetahuan yang komprehensif tentang kondisi ekonomi baik saat ini maupun perkembangannya di masa depan untuk kemudian secara matematis dapat melakukan optimalisasi. Bagi Hayek, efektivitas pengorganisasian ekonomi semacam ini akan bergantung pada faktor “pengetahuan komprehensif“ yang pada kenyataannya tidak dimiliki siapapun secara totalitas dan seringkali tidak sempurna. Sehingga yang namanya rencana pembangunan terpusat (yang sekaligus rasional dan logis) untuk seluruh aspek ekonomi tidak mungkin dapat terwujud pada kenyataannya.
Sayangnya “kesombongan fatal” yang sama juga muncul di ilmu keuangan, khususnya pada masa pra-krisis (sebelum 2008). Gagasan bahwa pasar bebas akan selalu memberikan hasil yang optimal, dan stabilitas keuangan akan tercapai asalkan bank sentral mengejar target yang jelas dengan aturan yang dapat diprediksi, serta asumsi bahwa masa depan dapat dijelaskan oleh model matematika secara tepat dan manusia selalu rasional memaksimalkan utilitasnya, semua diyakini bagaikan “agama” yang tidak mungkin salah. Muncul keyakinan yang sama seperti yang terjadi di negara sosialis masa lalu bahwa bahwa agen/pelaku ekonomi ataupun para perencana (pengambil kebijakan) yang rasional akan selalu dapat menghasilkan hasil yang optimal secara matematis.
Sering dilupakan bahwa di dunia nyata, kita harus berurusan dengan manusia yang hanya sebagian rasional dan pasar yang tidak sempurna secara inheren. Dan proyeksi/perkiraan perkembangan ekonomi di masa depan tidak dapat direduksi menjadi model matematika yang tepat, karena masa depan, seperti yang dikatakan oleh Frank Knight dalam sebuah artikel terkenal pada tahun 1921, bukanlah kumpulan distribusi probabilitas kemungkinan hasil, tetapi murni ketidakpastian yang tak dapat direduksi.
Hasilnya, seperti yang dikatakan John Maynard Keynes, "keputusan manusia yang mempengaruhi masa depan, baik pribadi atau politik ataupun ekonomi, tidak dapat bergantung pada ekspektasi matematika secara tepat, karena dasar untuk membuat perhitungan semacam itu tidaklah ada." Ilmu Ekonomi (termasuk Keuangan) tidak akan pernah mencapai standar ketepatan matematis seperti fisika Newton, dan kecenderungan profesi ekonomi (dan keuangan) untuk "iri secara fisika" (physics envy) akan mengarah pada keyakinan yang berbahaya dan kesimpulan yang tidak dapat dibenarkan.
Tidak ada utopia keuangan yang akan dihasilkan dari pasar bebas yang hanya tunduk pada seperangkat aturan makroekonomi sederhana. Campur tangan pemerintah untuk mengimbangi ketidakefisienan dan ketidakstabilan yang dihasilkan oleh pasar bebas tidak dapat dihindari . Tetapi di lain sisi, kita juga harus waspada terhadap keyakinan bahwa intervensi kebijakan dapat menghasilkan utopia alternatif dengan hasil yang sempurna. Tidak ada pasar yang sempurna, dan tidak ada perencana yang sempurna.
Lantas apa yang harus dilakukan? Alih-alih mengejar utopia yang tidak dapat dicapai, kita harus selalu berupaya mengidentifikasi di mana pasar bebas memiliki potensi terbesar untuk menyimpang dari optimalitas sosial (kemaslahatan bersama) dan merancang kebijakan publik untuk menanggapinya, memonitor efektivitas kebijakan tersebut dan terus melakukan perbaikan.
Ingin tahu lebih banyak? Silahkan baca:
Buiter, W. (2009) “The Unfortunate Uselessness of Most ‘State of the Art’ Academic Monetary Economics.” VOXeu.org, March 6.
Hayek (1988) The Fatal Conceit: The Errors of Socialism. London: Routledge.
Hayek (1945) “The Use of Knowledge in Society.” American Economic Review 35(4): 519– 30.
Frydman, R., and M. D. Goldberg (2011) Beyond Mechanical Markets: Asset Price Swings, Risk, and the Role of the State. Princeton, NJ: Princeton University Press.
Lucas, Jr., R. E. (2001) “Professional Memoir.” Chicago: University of Chicago. (http://home.uchicago.edu).
Knight, F. (1921) Risk, Uncertainty and Profit. New York: Hart, Schaffner and Marx.
Keynes (1973) [1936] The General Theory of Employment, Interest and Money, vol. 7, The Collected Writings of J. M. Keynes. London: Macmillan (for the Royal Economic Society).