Jangan pula lupa akan masalah klasik interpretasi statistik antara "korelasi” dan “sebab-akibat". Dalam statistik kedua hal tersebut tidak sama.
Korelasi hanyalah menggambarkan kecenderungan sepasang variabel untuk bergerak bersama dan membentuk suatu pola tertentu.
Teknik statistik yang canggih dibangun berdasarkan konsep korelasi yang diharapkan mampu mengungkap selain pola gerakan, juga waktu (variabel mana yang bergerak mendahului pasangannya), yang secara praktis dapat meningkatkan akurasi peramalan. Namun tidak berarti adanya korelasi menggambarkan adanya hubungan sebab akibat.
Masalahnya, seringkali kita ingin mencari kepastian akan adanya “sebab-akibat”. Statistik menyediakan metode (regresi) untuk mengetahui hal ini, namun sayangnya orang seringkali lupa akan asumsi dasar yang diperlukan untuk membuat metode ini bekerja optimal (sehingga kesimpulannya dapat “dipercaya”) yang sayangnya pula seringkali tidak dapat dipenuhi oleh karakter data yang ada di lapangan khususnya data ekonomi.