Strategi Tarif Dagang Amerika Serikat Trump
a note from R. Nugroho Purwantoro, FEB UI lecturer's who is always curious about the future
a note from R. Nugroho Purwantoro, FEB UI lecturer's who is always curious about the future
Tarif dagang yang diumumkan Trump awal April 2025, yang kemudian ditunda sebagian besarnya untuk tempo 90 hari, hanyalah salah satu dari beberapa aspek atau dimensi dari strategi besar yang kompleks untuk mewujudkan kembali supremasi global Amerika Serikat (AS).
Aspek pertama: Ekonomi
Tarif impor (terutama atas produk dari China) dimaksudkan untuk mengganggu rantai pasokan global dan mendorong perusahaan untuk mengembalikan rantai produksinya ke AS. Hal ini ditujukan guna mengurangi ketergantungan AS pada negara-negara pesaing dan membantu memulihkan kapasitas industri domestik, sehingga menjadikan AS lebih mandiri. Mengapa hal ini penting bagi supremasi global? Kekuatan ekonomi mendasari besarnya pengaruh global suatu negara. Perekonomian domestik yang lebih kuat dipercaya akan memberikan efek leverage global yang lebih kuat bagi AS. Kata kunci untuk aspek ini adalah “Penataan Kembali Perdagangan Dunia”
Aspek kedua: Teknologi
AS sedang mencoba memenangkan perlombaan dalam penguasaan teknologi baru seperti AI, energi ramah lingkungan, dan semikonduktor. Tarif dan subsidi diharapkan dapat melemahkan persaingan asing sekaligus melindungi perusahaan-perusahaan teknologi yang berbasis di AS selaras dengan prioritas nasional. Mengapa hal ini penting bagi supremasi global? Mendominasi teknologi baru berarti memiliki kekuatan dalam menetapkan aturan global – standar, etika, aliran data, hingga aplikasi militer. Kata kunci untuk aspek ini adalah “Dominasi Teknologi”
Aspek ketiga: Moneter
Dominasi mata uang dolar secara global memberi AS kekuatan finansial yang besar (misalnya, dalam menetapkan sanksi terkait transaksi keuangan dan perdagangan). Tarif (dan ancaman) digunakan AS untuk menekan negara-negara lain agar tidak membuang dolar sebagai mata uang dunia dan mengganti dengan mata uang yang didukung BRICS atau kripto misalnya. Mengapa hal ini penting bagi supremasi global? Jika dolar kehilangan dominasinya, AS juga kehilangan alat utama untuk mempengaruhi dunia. Kata kunci untuk aspek ini adalah “Hegemoni Dolar”
Aspek keempat: Geopolitik
Tarif bukan sekadar alat ekonomi — tarif juga dapat digunakan untuk memaksa atau menghukum negara-negara lain yang tidak sejalan dengan tujuan geopolitik AS. Kedepan, negara-negara yang bermitra dengan China, misalnya di bidang teknologi, tentu akan menghadapi tekanan ekonomi. Mengapa hal ini penting bagi supremasi global? Untuk membentuk kembali aliansi dan struktur kekuasaan tatanan global yang berpusat pada Amerika Serikat.
Aspek kelima: Politik Domestik
Strategi tarif ini menarik suara untuk Trump dari kalangan pemilih kelas pekerja dan nasionalis AS yang merasa tertinggal oleh globalisasi. Dukungan domestik ini memberikan Trump dan jajarannya mandat politik guna mendorong kebijakan global yang agresif. Mengapa hal ini penting bagi supremasi global? Penguasa AS tidak dapat memproyeksikan kekuatan mereka di luar negeri jika lemah di dalam negeri mereka sendiri.
Jadi, Apa Gambaran Besarnya? Tarif Trump merupakan cerminan dari setidaknya lima aspek yang saling terkait. Kekuatan ekonomi memungkinkan dominasi teknologi; dominasi teknologi memperkuat supremasi moneter; supremasi moneter mendukung pengaruh geopolitik – dan dukungan politik dalam negeri menopang semuanya.
Bersama-sama, mereka membentuk strategi terkoordinasi untuk “mewujudkankan kembali” supremasi AS di dunia yang saat ini sedang bergerak menuju multipolaritas (yaitu, tidak ada kekuatan dominan tunggal).
Lantas, seberapa besar peluang keberhasilannya? Karena tidak ada negara yang ingin didominasi lagi. Terdapat beberapa tantangan-tantangan utama:
Tantangan pertama: Meningkatnya Penolakan Global
China, Rusia, India, Brasil, dan negara-negara lain, secara aktif membangun alternatif terhadap sistem global AS – misalnya keuangan (mata uang BRICS?) maupun militer (aliansi multipolar). Eropa juga bersikap waspada – UE tidak suka dipaksa untuk memilih salah satu diantara AS atau China dan sedang mengupayakan “otonomi strategis” mereka sendiri. Peluang keberhasilan AS menghadapi tantangan ini: rendah hingga sedang. Dunia kini lebih mandiri dan tangguh dibandingkan pada era Perang Dingin.
Tantangan kedua: Dominasi Teknologi Bersifat Kompetitif
AS masih memimpin dalam AI dan semikonduktor, namun China aktif berinvestasi besar-besaran di bidang AI, bioteknologi, dan komputasi kuantum. Eropa dan Jepang juga sedang meningkatkan penguasaan mereka atas teknologi ramah lingkungan. Srategi tarif mungkin dapat melindungi pemain lokal AS untuk jangka pendek namun tidak menjamin inovasi. Kemungkinan keberhasilan AS menghadapi tantangan ini: sedang. Karena saat ini AS memiliki keunggulan, namun persaingannya akan sangat ketat dalam jangka panjang.
Tantangan ketiga: Rapuhnya Supremasi Dolar
BRICS dan negara lainnya secara aktif berupaya melakukan de-dolarisasi misalnya dengan menggunakan emas, mata uang digital, hingga perdagangan dengan menggunakan mata uang lokal. Sanksi dan tarif AS telah memberi tambahan insentif kepada banyak pihak untuk mencari alternatif lain diluar dolar. Peluang keberhasilan AS menghadapi tantangan ini: semakin menurun. Dolar masih mendominasi, namun keunggulannya terus menyusut.
Tantangan keempat: Stabilitas Politik Internal
Mempertahankan strategi supremasi global ini memerlukan persatuan kekuatan politik dan ekonomi domestik. Hanya saja, kondisi AS saat ini sangat terpolarisasi, dengan meningkatnya utang, kesenjangan, serta kondisi infrastruktur yang rapuh. Peluang keberhasilan AS menghadapi tantangan ini: campuran, menguat jika ada kemauan politik, melemah jika perpecahan internal semakin mendalam.
Tantangan kelima: Melemahnya Ideologi
AS pernah memimpin melalui inspirasi – demokrasi, Hollywood, Silicon Valley, dll. Saat ini, “soft power” tersebut terkikis akibat perang, perpecahan budaya, dan sinisme global terhadap motif AS. Peluang keberhasilan AS menghadapi tantangan ini: rendah. Sulit untuk memimpin jika Anda tidak lagi dikagumi.
Jadi, peluang keseluruhan keberhasilan strategi tarif Trump paling-paling moderat. AS mempunyai alat dan pengaruh, namun dunia telah berubah. Dominasi berbasis kekuatan (seperti tarif) dapat menjadi bumerang jika tidak diimbangi dengan kerjasama, diplomasi, dan inovasi.
Skenario Terbaik AS: Dominasi Strategis dengan Kerja Sama
AS berhasil mendapatkan kembali kepemimpinannya di bidang teknologi, membentuk kembali peraturan perdagangan, dan melengkapi kembali perekonomiannya tanpa menimbulkan reaksi global. Dimana tarif berhasil memulihkan industri-industri utama (chip, energi, AI). Dolar tetap dominan, dengan negara-negara dunia yang menyeimbangkan antara penggunaan sistem BRICS dan AS. Para Sekutu menyesuaikan diri dengan tatanan baru alih-alih menolaknya. Politik internal AS menjadi stabil, memungkinkan berjalannya strategi jangka panjang. Hingga AS berhasil menggabungkan kekuatan dan diplomasi, mendapatkan kembali kekuatan lunak mereka. Hasil akhirnya: AS memimpin dunia semi-multipolar namun tetap terikat pada AS. Tetapi menurut saya peluang terwujudnya mimpi ini hanya 20–30%. Mungkin terjadi, namun memerlukan kebijakan yang cerdas dan kesabaran global.
Skenario Paling Mungkin Terjadi: Multipolaritas Terfragmentasi
Dimana strategi tarif AS memberikan hasil yang bervariasi – beberapa keuntungan jangka pendek, namun ada juga kerugian jangka panjang. Beberapa rantai pasokan dapat kembali ke AS, namun banyak yang lain justru beralih ke negara-negara yang lebih bersahabat (Vietnam, India). Perang teknologi terus berlanjut, dan belum ada pemenang yang jelas – sehingga standar yang terfragmentasi pun bermunculan. BRICS menguat, namun dolar masih banyak digunakan. AS dapat mempertahankan kekuasaan di bidang tertentu (militer, teknologi), namun kehilangan pengaruh di bidang lain (keuangan, iklim). Hasil akhirnya: Dunia terpecah dengan blok-blok regional dan supremasi AS yang terbatas. Menurut saya peluang terjadinya ini cukup besar 50–60% — ini adalah skenario yang paling mungkin terjadi.
Skenario Terburuk AS: Pukulan Balik dan Penurunan
Dimana strategi tarif pada akhirnya mengisolasi AS, mempercepat pemisahan global, dan melemahkan posisi AS di dunia. Sekutu maupun saingan AS masing-masing membentuk blok perdagangan non-dolar yang lebih kuat. Akibatnya, industri teknologi AS terpuruk, dan inovasi akan melambat akibat proteksionisme. Krisis utang AS menjadi semakin parah yang memicu ketidakstabilan politik internal. Hasil akhirnya: pengaruh AS menyusut tajam; pusat-pusat kekuatan global baru bermunculan. Kemungkinannya terjadinya hal ini sama besarnya dengan skenario pertama, 20–30% — kemungkinan tidak akan terjadi dalam jangka pendek, namun tetap mungkin terjadi.