SEMESTER GANJIL 2024/2025 Juli - Desember
Memodifikasi modul ajar sesuai prinsip pembelajaran terdiferensiasi 1
Asesmen diagnostik yang disebutkan dalam video ini adalah asesmen awal pembelajaran.
Dalam merancang perencanaan pembelajaran, Ibu dan Bapak mempunyai beberapa pilihan, yaitu:
Membuat rencana pembelajaran sendiri (dalam bentuk RPP, modul ajar, ataupun bentuk lainnya)
Menggunakan/memodifikasi modul ajar yang disediakan oleh Kemdikbudristek
Video ini menyajikan salah satu contoh bagaimana memodifikasi modul ajar yang disediakan oleh Kemdikbudristek.
Referensi:
1. Tomlinson, Carol. 2010. Leading and Managing a Differentiated Classroom. Virginia: ASCD
2. Nordlund, Marcei. 2003. Meeting the Educational Needs of All Students in Your Classrom. Lanham, Maryland, and Oxford: The Scarecrow Press
3. Modul Ajar SD (Matematika) pada Topik Perencanaan Pembelajaran
Lampiran Memodifikasi Modul Ajar Sesuai Prinsip Pembelajaran Terdiferensiasi 1
Refleksi :
Asesmen diagnostik untuk mengindentifikasikan kemampuan awal murid sehingga ketika sebelum melangsungkan proses pembelajaran guru dapat merancang pembelajaran dengan metode, model, gaya belajar yang tepat guna sesuai kemampuan murid. Dalam Asesmen diagnostik dalam penguasaan materi terdapat 3 pembagian pemahaman murid: Paham utuh, Paham sebagian, Belum Paham. Setelah itu guru menganalisis dengan data hasil asesmen serta Guru memperhatikan proses pengerjaan seperti ketelitian, proses pembelajaran sebelumnya dengan menggunakan gaya belajar apa saja dan bagaimana penguasaan konsep murid kita. Pada PJJ bisa jadi ada murid yang memiliki hambatan sehingga memiliki kurang pahamnya materi tersebut dalam proses pembelajaran sebagai prasyarat pembelajaran.
Kita dapat melihat salah satu contoh modul yang dapat di implementasikan bahkan di modifikasi sesuai dengan materi mata pelajaran masing-masing guru. Berikut langkah-langkah yang dilakukan :
Guru memfasilitasi murid untuk menentukan goal setting.
a. Guru memberitahu murid tujuan pembelajaran yang akan di capai bersama dan keluaran (output) dari kegiatan belajar.
b. Guru memberikan gambaran penilaian.
c. Murid diminta untuk melakukan refleksi atas kemampuannya selama ini. Dari kegiatan refleksi ini, diharapkan murid sudah dapat menentukan sendiri tujuan yang akan di capainya. Jika murid masih nampak kesulitan, guru dapat membimbing murid untuk membuat tujuannya masing-masing
2. Penguatan konsep prasyarat.
a. Berikan penguatan melalui pembahasan materi asesmen diagnostik/ menambah jam untuk review.
b. Guru juga dapat memberikan tambahan bimbingan bagi murid dengan kategori paham sebagian dan belum paham
3. Pengelolaan kelompok
a. Murid akan dikelompokkan berdasarkan tingkat kesiapan belajar yang bervariasi (tindak lanjut dari asesmen diagnostik)
b. Guru berperan sebagai fasilitator saat belajar kelompok
c. Guru memberikan pendampingan khusus pada kelompok murid yang belum paham dengan menguatkan pemahaman tentang konsep materi
4. pada saat melakukan asesmen pembelajaran, guru tentu sudah menentukan waktu pengerjaan
Salah satu pembelajaran diferensiasi memberikan pemahaman kita sebagai guru bahwa pembelajaran tidak hanya bersumber dari guru melainkan dapat di lakukan dari sumber belajar lainnya, sehingga guru mendapatkan bantuan dari murid dan dapat mengambil waktu untuk memberikan bimbingna bagi murid yang membutuhkan.
Memodifikasi modul ajar sesuai prinsip pembelajaran terdiferensiasi 2
Asesmen diagnostik yang disebutkan dalam video ini adalah asesmen awal pembelajaran.
Dalam merancang perencanaan pembelajaran, Ibu dan Bapak mempunyai beberapa pilihan, yaitu:
Membuat rencana pembelajaran sendiri (dalam bentuk RPP, modul ajar, ataupun bentuk lainnya)
Menggunakan/memodifikasi modul ajar yang disediakan oleh Kemdikbudristek
Video ini menyajikan salah satu contoh bagaimana memodifikasi modul ajar yang disediakan oleh Kemdikbudristek.
Referensi:
1. Tomlinson, Carol. 2010. Leading and Managing a Differentiated Classroom. Virginia: ASCD
2. Nordlund, Marcei. 2003. Meeting the Educational Needs of All Students in Your Classrom. Lanham, Maryland, and Oxford: The Scarecrow Press
3. Modul Ajar SMP (Bahasa Indonesia) pada Topik Perencanaan Pembelajaran
Refleksi
Penyesuaian Pembelajaran dengan kebutuhan dan Karakteristik Murid
Modul : Persiapan P embelajaran Berdiferensiasi
Asesmen diagnostik bertujuan untuk memetakan dan mengindentifikasi apakah murid sudah memenuhi kompetensi prasyarat dari materi yang akan atau belum.
Paham utuh
Murid dikatakan paam utuh apabila murid dapat menjawab semua soal dengan benar
Paham Sebagian
Murid dikatakan paham sebagain apabila murid hanya dapat menjawab separuh soal asesmen dengan benar
Belum Paham
Murid dikatakan tidak/belum paham apabila murid hanya dapat menjawab sedikit soal dengan benar
Contoh Modul:
Materi : menulis teks argumentasi
Tujuan belajar:
Murid mampu menulis teks argumentasi dengan menggunakan dalil dan bukti yang berasal dari pengamatan, pengalaman, dan rujukan yang diketahuinya
Kemampuan prasyarat:
Murid sudah dapat membedakan fakta dan opini
Murid juga sudah dapat membedakan kalimat utama dan penjelas
Hasil Asesmen tersebut tidak langsung diberikan simpulan melainkan guru menganalisis :
Bagaimanakah kondisi murid saat mengerjakan soal, misal kurang teliti sehingga jawabannya salah
Bagaimanakan pemahaman pada konsep, misal belum paham pada konsep sehingga tidak bisa menyelesaikan soal
Apakah gaya belajar dari murid tersebut sudah terfasilitasi selama proses pembelajaran?
"Apapun kompetensi murid, susunlah strategi pembelajaran yang teat sehingga dapat menyesuaikan kompetensi yang berbeda-beda."
Guru perlu merancang modul ajar yang memuat strategi pembelajaran berdiferensiasi agar semua murid dapat mencapai kompetensi yang sesuai dengan tahap perkembangannya.
Berikut adalah strategi diferensiasi pada proses pembelajaran :
Murid dikelompokkan dalam tiga kelompok sesuai hasil asesmen diagnostik
Setiap murid akan dipasangkan dengan murid yang berbeda kategori ( bagi murid yang paham utuh di berikan tantangan menjadi narasumber )
Guru menyiapkan sesi khusus dan materi tambahan kepada murid berkembang apabila dibutuhkan ( contohnya dengan materi tambahan yang disampaikan melalui video agar materi dapat dipahami dengan baik )
Guru menyediakan ragam teks sesuai dengan hasil diagnostik murid (Murid K1: mendapatkan teks yang lebih panjang dan kompleks dengan materi yang lebih mendalam, Murid K2: Teks lebih pendek dengan kata-kata yang lebih diakrabi murid)
Guru memberikan pendampingan khusus pada kelompok murid 3 untuk menguatkan pemahaman kompetensi prasyarat
Guru memberikan pilihan kepada murid untuk memilih mengerjakan teks dengan tingkat kesulitan yang berbeda. ( Murid K1: menulis teks sebanyak 4-5 paragraf, K2: 3 paragraf, K3: 2 paragraf)
Pelepasan Tanggung Jawab Bertahap
Pelepasan tanggung jawab bertahap adalah sebuah proses dimana tanggung jawab berpikir perlu secara bertahap bergeser dari guru hingga akhirnya murid dapat mengaplikasikan sebuah ilmu secara mandiri. Bagaimana pengimplementasiannya? Mari kita saksikan video berikut ini?
Referensi:
Gradual Release of Responsibility Instructional Framework. 2013. Frey, N. Fisher, D. ASCD, Learn, Teach, and Lead
Strategi manajemen kelas bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi murid. Strategi manajemen kelas di antaranya melibatkan murid, Penentuan Tata ruang kelas, Hubungan Positif antara guru dan murid, kesepakatan kelas, pengelompokkan kelas
Pembelajaran Konstruktivis/ CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
Pembelajaran ini merupakan salah satu pelepasan bertahap dalam segi pembelajaran. Murid dapat mengkonstruksikan ilmu dan cara berpikir yang sudah guru berikan di awal sebagi pemantik
Pelepasan Tanggung jawab bertahap adalah sebuah proses dimana tanggung jawab berpikir perlu secara bertahap bergeser dari guru hingga akhirnya murid dapat mengaplikasikan sebuah ilmu secara mandiri. (Pearson & Gallagher, 1983)
Fokus Pembelajaran (TJ guru)
Guru memiliki porsi besar dalam memberi penjelasan (Tujuan pembelajaran, Alur berpikir dalam menyelesaikan masalah terkait suatu konsep,
Instruksi terarah (TJ guru)
Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik yang dapat memfasilitasi pemahaman murid
Guru melakukan observasi akan keterlibatan murid dalam proses ini, Assesmen formatif dapat digunakan sebagai alat ukurnya
Kerja kelompok (TJ murid)
Murid bekerja dalam grup untuk menghasilkan sebuah karya yang berkaitan dengan konsep yang sedang di pelajari
Pembelajaran mandiri (TJ murid)
Murid dapat mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari di dalam dan di luar kelas dan mengaitkannya dengan berbagai hal atau disiplin ilmu lainnya
manajemen kelas yang baik mempermudah proses pelepasan tanggung jawab bertahap dari Guru kepada murid. Kunci utama proses ini adalah hubungan positif, kesetaraan, partisipasi aktif, serta komunikasi yang baik antar semua anggota kelas. Pentingnya keterlibatan murid sebagai mitra guru dalam tiap proses pembelajaran.
PERENCANAAN
3 strategi pemetaan kebutuhan murid:
kesiapan
ketertarikan
profil belajar
PELAKSANAAN
Guru adalah fasilitator yang bertugas medorong murid untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
REFLEKSI
murid di minta kembali apa kemampuan yang mereka dapat, apa yang belum mereka pahami. Dari efleksi ini guru dapat memberikan umpan balik sebagai bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran lanjutan
Pelibatan Murid
Ketika kita mengajar dan menemukan murid yang penasaran dan selalu bertanya merupakan peluang bagi kita untuk mengajak mereka terlibat dalam proses pembelajaran.
Mengapa mereka harus terlibat? Pertama-tama perlu kita sadari bahwa guru hanya sebagai fasilitator di kelas, jika kita ingin membuat pembelajaran yang berpusat pada murid, maka libatkanlah mereka dalam prosesnya.
video ini memberi banyak contoh bentuk pelibatan murid yang dapat dilakukan dikelas agar tujuan dan prpses pembelajaran berjalan dengan baik.
Penjelasan terkait kontrak belajar bisa Ibu dan Bapak eksplorasi pada Prinsip Pengembangan Pembelajaran Berdiferensiasi, hlm 35
Referensi:
1. Tomlinson, Carol. 2010. Leading and Managing a Differentiated Classroom. Virginia: ASCD
2. Nordlund, Marcei. 2003. Meeting the Educational Needs of All Students in Your Classrom. Lanham, Maryland, and Oxford: The Scarecrow Press
3.Patrick.S, Kennedy. K, Powell. A. 2013. Mean What You Say: Defining and Integrating Personalized, Blended and Competency Education. New York: iNACOL
Cara dan strategi belajar pelibatan murid juga bisa dilakukan melalui berbagai cara dan strategi pembelajaran, misalnya diskusi, dan mencari sumber mandiri. Pada pelaksanaan murid di bagi peran menjadi manager, juru tulis, juru bicara, time keeper. Pada tahap refleksi guru memberikan asesmen mandiri, asesmen berpasangan atau asesmen yang dilakukan oleh teman agar murid dapat mengevaluasi proses belajarnya.
"Guru adalah fasilitator di dalam kelas, jika kita ingin membuat pembelajaran yang berpusat pada murid, maka libatkanlah mereka dalam prosesnya."
"Pelepasan tanggung jawab bertahap adalah sebuah proses dimana tanggung jawab berpikir perlu secara bertahap bergeser dari guru hingga akhirnya peserta didik dapat mengaplikasikan sebuah ilmu secara mandiri."
POST TEST
Bu Esther ingin membagi muridnya dalam kelompok sehingga ia dapat melakukan pembelajran berdiferensiasi sesuai dengan kebutuhan dan minat muridnya. Ternyata Bu Esther tetap kesulitan karena semua murid tetap bertanya padanya dan proses belajar masih berpusat pada guru. Apa yang dapat Bu Esther lakukan?
Jawaban: Bu esther dapat melakukan praktik pelepasan tanggung jawab bertahap. Ia mengajak murid-murid dalam grup untuk menghasilkan sebuah karya yang berkaitan dengan konsep yang sedang dipelajari. Murid bekerja sama untuk memperkuat pemahaman konsep. Murid mempunyai porsi tanggung jawab yang lebih besar dibanding guru.
Pak Bonu ingin mengajak peserta didiknya untuk terlibat dalam proses pembelajaran, khususnya pada tahap perencanaan. Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh Pak Bonu adalah
Jawaban : Mengajak murid untuk menyepakati target dan tujuan belajar serta mengajak murid berdiskusi terkait cara belajar dan strategi belajar yang di inginkan saat belajar
Perhatikan elemen-elemen berikut:
1. Kebutuhan murid
2. Kondisi kelas
3. Kebutuhan guru dan kepala sekolah
4. Lingkungan sekolah
Apa saja aspek yang perlu dipertimbangkan saat Guru akan melakukan modifikasi pembelajaran?
jawaban : 1 dan 2
Ibu Ani menemukan banyak murid yang masih belum paham sama sekali atau bahkan memerlukan kegiatan remedial di kelasnya. Manakah langkah yang paling tepat ia lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut?
Ia dapat merencanakan kegiatan pembelajaran berdiferensiasi proses dan konten untuk murid yang memerlukan remedial.
Seorang pendidik akan melaksanakan satu kegiatan pembelajaran di kelas. Ia mendapati bahwa murid-murid di kelas belum pernah mendapatkan satu materi yang ingin diajarkan. Apa yang perlu ia sampaikan kepada para murid di awal pembelajaran?
Ia dapat menjelaskan secara umum materi yang ingin diajarkan, memantik pengetahuan murid terhadap materi tersebut, bagaimana materi ini bermakna dalam kehidupan sehari-hari dan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Restitusi Disiplin Diri (RDD)
Terkadang kita menerapkan praktik pendisiplinan yang berakibat ketaatan jangka pendek pada murid, seperti hukuman dan hadiah. Dalam video ini, kita akan berkenalan dengan praktik pendisiplinan dengan metode restitusi. Kita juga akan menyelami lebih jauh tentang kenapa dan bagaimana praktik pendisiplinan seharusnya dilakukan untuk menimbukan pengendalian diri dan ketaatan jangka panjang bagi murid?
Referensi:
1. Diane Gossen, It's All About We Rethinking Discipline Using Restitution, tahun 2008
2. Diane Gossen, Restitution (Rsetructuring School Discipline) , Second Revised Edition.
3. Diane Gossen, Restitution (Restructuring School Discipline - Facilitator's Guide), Revised edition
4. Irfan Amalee, Disiplin Positif, tahun 2019
Restitusi untuk pembentukan disiplin diri - Diane Gossen
Restitusi adalah metode untuk penyusunan kembali model disiplin di sekolah. Restitusi berfokus apda solusi atau pemecahan masalah yang bisa dilakukan, bukan pada masalahnya. Restitusi mengajk murid untuk mengidentifikassi kembali tindakannnya, sehingga dia bisa menganalisis dan memikirkan langkah yang tepat dalam pemecahan masalahnya.
6 Landasan Filosofi Restitusi :
Kesalahan adalah hal yang normal karena manusia berbuat salah setiap harinya
Setiap manusia tahu jika berbuat salah
Semakin disalahkan dan dikritik, membuat dia menjadi tidak percaya diri dan berfokus pada kesalahan
Proses dari restitusi menguatkan setiap individu karena diri sendirilah yang menyelesaikan dan memperbaiki kesalahan
Proses restitusi membuka banyak kesempatan bagi setiap murid untuk meraih "sukses" pertamanya, merasa dihargai dan lebih terbuka untuk percaya pada diri sendiri juga orang lain.
Individu yang tumbuh dalam proses restitusi menjadi lebih mengerti bahwa kesalahan adalah hal yang biasa, sehingga dia pun akan melakukan proses restitusi pada orang sekitarnya
langkah -langkah
Ciptakan suasana yang positif
Ajak murid untuk berpikir dan menganalisis kesalahannya
Beri ruang pada murid untuk memikirkan solusi terbaik
Segitiga restitusi;
menstabilkan identitas
validasi tindakan yang salah
menanyakan keyakinan
Berikan murid untuk menyelesaikan masalahnya dengan :
kalimat positif
pertanyaan terbuka
memberikan ruang untuk murid dalam menyelesaikan masalahnya
menggunakan kalimat konstruktif yang berfokus pada solusi dan memberikan bantuan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab sebagai guru
Restitusi mengajak murid untuk mengidentifikasi kembali tindakannya, sehingga dia bisa menganalisis dan memikirkan langkah yang tepat dalam pemecahan masalahnya.
Sisi I Segitiga Restitusi: Stabilize the Identity
Apa yang harus kita lakukan ketika murid melakukan kesalahan? Bagaimana menanggapi anak yang bersalah, sehingga ia bisa belajar dari kesalahannya? Video ini merupakan penjelasan praktis penerapan sisi pertama segitiga restitusi. Kita akan belajar bersama murid bahwa kesalahan merupakan bagian dari pembelajaran, serta bagaimana menormalkan kegagalan dalam pembelajaran.
Referensi:
1. Diane Gossen, It's All About We Rethinking Discipline Using Restitution, tahun 2008
2. Diane Gossen, Restitution (Rsetructuring School Discipline) , Second Revised Edition.
3. Diane Gossen, Restitution (Restructuring School Discipline - Facilitator's Guide), Revised edition
Teori segitiga restitusi percaya, jika kita sebagai guru malah mengkritik kesalahannya, kita akan membuatnya tetap ada di posisi gagal. Berada di posisi identitas gagal membuat anak cenderung menyalahkan orang lain, tidak mau mendengar saran, dan sibuk mempertahankan diri ketimbang mencari solusi.
berbuat salah itu tidak apa-apa!
tidak manusia yang sempurna!
Saya juga pernah kok melakukan kesalahan itu ...
Kita bisa menyelesaikan masalah ini ...
Saya tidak tertarik dengan kesalahanmu, tapi bagaimana mencari solusi dari kesalahan ini ...
Kamu berhak ko merasa begitu ...
Kita sudah mencoba yang terbaik dari yang sudah kita coba ...
Tidak apa-apa, namanya juga belajar, kita perbaiki lagi sama-sama
Bukan kamu saja yang tidak berhasil dalam pembelajaran ini ...
"kesalahan bagian dari pembelajaran"
Sisi II Segitiga Restitusi: Validasi Kebutuhan
Kenapa ya, ada murid yang selalu terlambat? Di sisi lain, apa ya penyebab murid yang selalu bersemangat belajar? Sisi kedua segitiga restitusi percaya, ada makna di setiap tindakan. Yuk pelajari bagaimana mengenali alasan di balik setiap tindakan dan bagaimana menggunakannya dalam menerapkan disiplin positif.
Referensi:
1. Diane Gossen, It's All About We Rethinking Discipline Using Restitution, tahun 2008
2. Diane Gossen, Restitution (Rsetructuring School Discipline) , Second Revised Edition.
3. Diane Gossen, Restitution (Restructuring School Discipline - Facilitator's Guide), Revised edition
Dua akibat dari prinsip segitiga ini dimaknai sebagai :
Seseorang tidak pernah mengambil pilihan yang terburuk
Seseorang bisa melakukan hal yang lebih buruk
Hal ini juga berarti ; Jika ada hal yang lebih buruk untuk dilakukan, berarti ada pilihan yang lebih baik.
"Mengerti bahwa semua orang memiliki kebutuhan dasar bertahan hidup, cinta dan kasih sayang, penguasaan, kebebasan dan kesenangan"
Collapsing Conflict: suatu proses di mana kita mengidentifikassi dan mencari solusi yang bisa memenuhi kebutuhan semua orang.
Perasaan sedih dan kesepian menggambarkan kebutuhan cinta yang tidak terpenuhi
Kemarahan menandakan kebutuhan akan kekuatan
Perasaan tertekan, sesak, atau terbebani merupakan sinyal dari kebutuhan akan kebebasan
Sisi III Segitiga Restitusi: Seek the Beliefs/ Person
Menurut teori kontrol, yang telah kita pelajari sebelumnya, manusia melakukan sesuatu karena termotivasi secara internal. Sisi 3 segitiga restitusi percaya bahwa nilai-nilai keyakinan membuat murid termotivasi berperilaku tertentu. Dengan mempelajari ketiga sisi segitiga restitusi, kita akan belajar menerapkan restitusi demi mencapai disiplin positif dan menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi murid-murid.
Referensi:
1. Diane Gossen, It's All About We Rethinking Discipline Using Restitution, tahun 2008
2. Diane Gossen, Restitution (Rsetructuring School Discipline) , Second Revised Edition.
3. Diane Gossen, Restitution (Restructuring School Discipline - Facilitator's Guide), Revised edition
4. Irfan Amalee, Disiplin Positif, tahun 2019
Segitiga restitusi menyinggung mengenai gambaran internal yang ideal dan nilai-nilai yang diyakini bersama. Namun jika sebelumnya bellum pernah membicarakan nilai-nilai ini bersama murid-murid, segitiga restitusi tetap bisa kita lakukan. Caranya adalah dengan menggali nilai-nilai yang murid percaya melalui diskusi terbuka yang tidak menghakimi maupun mengarahkan. Tujuan utama penggunaan segitiga restitusi ini adalah menuntun murid-murid memasuki kesadaran moralnya.
POST TEST
Memahami alasan atau kebutuhan di balik perilaku seseorang merupakan langkah penting dalam berpindah dari evaluasi diri menuju restitusi diri. Sehingga penting bagi seseorang untuk ….
a. mengetahui cara memenuhi kebutuhan dirinya
b. memahami dampak dari perbuatannya pada orang lain
c. mengerti bahwa semua orang memiliki kebutuhan dasar yang sama
d. memahami bahwa perasaan negatif tidak ada hubungannya dengan kebutuhan dasar
Berikut ini adalah kalimat yang bisa diucapkan oleh guru untuk mengubah identitas murid yang melakukan kesalahan dari orang gagal menjadi orang sukses, KECUALI ….
a. Kamu berhak kok merasa begitu.
b. Ibu/Bapak Guru tahu kok kalau kamu anak baik.
c. Ibu/Bapak Guru juga pernah kok melakukan kesalahan itu.
d. Bukan kamu saja yang tidak berhasil dalam pembelajaran ini.
Berikut tiga dari enam landasan filosofi mengapa restitusi muncul dan baik untuk dilakukan:
1. Kesalahan adalah hal yang normal
2. Manusia sering tidak tahu jika mereka berbuat salah
3. Pada saat manusia disalahkan, ia menjadi lebih kuat
4. Restitusi memperkuat individu
5. Restitusi membuat individu merasa dihargai dan percaya terhadap diri sendiri
6. Individu yang tumbuh dalam proses restitusi cenderung tidak melakukan hal yang sama kepada orang lain
a. Nomor 1,2 dan 3
b. Nomor 1, 4 dan 5
c. Nomor 2, 3 dan 6
d. Nomor 4, 5 dan 6
Setiap tindakan yang dilakukan manusia, baik atau buruk, memiliki alasan atau tujuan. Tujuan dari setiap tindakan tersebut adalah memenuhi kebutuhan dasar. Berikut ini yang merupakan kebutuhan dasar, selain bertahan hidup, adalah ….
a. cinta, kekuatan, kemandirian, dan kebahagiaan
b. cinta, penguasaan kebebasan, dan kesenangan
c. cinta, kesetaraan, kemandirian, dan kesenangan
d. kekuatan, kesetaraan, kebebasan, dan kebahagiaan
Dalam restitusi, penting bagi guru untuk memberikan pandangan baru pada murid-murid, bahwa disiplin adalah tentang bagaimana seseorang bisa….
a. memenuhi kebutuhan dasar semua orang.
b. mengikuti nasihat dan saran dari orang tua dan guru.
c. patuh pada peraturan dan undang-undang yang berlaku.
d. memenuhi kebutuhan dasar dirinya, dengan tetap memperhatikan kepentingan orang lain.
Diane Gossen memberikan strategi untuk melakukan restitusi dengan segitiga restitusi. Segitiga ini akan membantu memahami perilaku murid dan membimbing murid untuk belajar dari kesalahannya dan menjadi individu yang lebih baik. Berikut adalah sisi-sisi segitiga restitusi ….
a. menenangkan murid, memvalidasi perilaku murid yang salah, menanyakan keyakinan murid
b. menenangkan murid, menunjukkan perilaku murid yang salah, menanyakan keyakinan murid
c. menstabilkan identitas murid, memvalidasi perilaku murid yang salah, menanyakan keyakinan murid
d. menstabilkan identitas murid, menunjukkan perilaku murid yang salah, menanyakan keyakinan murid
Restitusi disiplin diri adalah metode untuk penyusunan kembali model disiplin di sekolah, yang mengajak murid untuk melakukan hal-hal berikut, KECUALI ….
a. mengidentifikasi kembali tindakannya
b. menemukan pemecahan masalah yang bisa dilakukan.
c. menganalisis dan memikirkan langkah yang tepat dalam pemecahan masalahnya
d. menemukan masalah yang timbul untuk mengetahui penyebabnya, dan siapa yang bersalah.
Pada saat ada murid melakukan kesalahan, guru perlu menormalkan kesalahan dan kegagalan tersebut, agar murid ….
Setiap tindakan yang dilakukan manusia, baik atau buruk, memiliki alasan atau tujuan. Tujuan dari setiap tindakan tersebut adalah memenuhi kebutuhan dasar. Berikut ini yang merupakan kebutuhan dasar, selain bertahan hidup, adalah ….
a. merasa bersalah dan menyesal
b. tidak mengulangi kesalahan yang dibuat
c. berpikir bahwa gurunya memahami situasinya
d. bisa mengakses bagian otak untuk berpikir rasional
Masing-masing murid memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, agar bisa menjalankan segitiga restitusi dengan lebih efektif, idealnya di kelas memiliki ….
a. keyakinan kelas
b. peraturan kelas
c. budaya sekolah
d. peraturan sekolah
Berikut ini adalah alasan mengapa penting bagi guru untuk bertanya pada muridnya tentang apa yang ia yakini, KECUALI?
a. Untuk dapat mengingatkan murid akan kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan.
b. Untuk menemukan unsur-unsur yang membuat murid termotivasi secara internal.
c. Nilai-nilai kepercayaan yang diyakini murid merupakan salah satu latar belakang yang mendasari perilaku murid.
d. Untuk menemukan aspirasi sosok yang dicita-citakan yang membuat murid termotivasi untuk berperilaku tertentu.
Pendidik Sebagai Fasilitator Bagi Peserta Didik 1
Seperti apa ya sikap dasar seorang fasilitator? Ibu dan Bapak, dalam video ini, kita akan sama-sama melihat seperti apa pengertian, prinsip, paradigma berpikir dan sikap dasar seorang fasilitator. Mari kita belajar bersama dalam video ini.
Referensi:
Aloni, N. (2011). Empowering dialogues in humanistic education. Educational Philosophy and Theory. https://doi.org/10.1111/j.1469-5812.2011.00789.x
Bain, K. (2017). What is the power of facilitation and why is it important? In The power of facilitation (pp. 14–19).
Bossche, V. P. D., Gijselaers, W. H., & Milter, R. G. (2015). Facilitating Learning in the 21st Century: Leading through Technology, Diversity and Authenticity (Advances in Business Education and Training, 5) (2013th ed.). Springer.
Cambridge University Press. (2022). Facilitation definition. In Cambridge Dictionary. https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/facilitation.
Freire, P. (1972). Pedagogy of the Oppressed. Penguin.
IAF Library. (n.d.). SessionLab. Retrieved October 25, 2022, from https://www.sessionlab.com/team/iaf/library
Obrolan Ruang Tengah. (2021). Bagian #1: Apa itu fasilitasi? [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=0urw5ui6qYo
Pelupessy, P.S., Ridwan, F.T. (2022). Pembelajaran Orang Dewasa. Teknik Fasilitasi dalam Pendampingan. Pendidikan Guru Penggerak. Unpublished
Pelupessy, P.S., Ridwan, F.T. (2022). Dialog yang memberdayakan. Teknik Fasilitasi dalam Pendampingan. Pendidikan Guru Penggerak. Unpublished
Project Zero. (2020). See, Think, Wonder.. Diakses 25 Oktober 2022, dari https://pz.harvard.edu/resources/see-think-wonder
Vella, J. (2002). Learning to listen, learning to teach: The power of dialogue in educating adults. Jossey-Bass.
Fasilitator dan fasilitasi berasal dari kata facile (Bahasa Prancis) atau facilis (bahasa latin) yang berarti mudah. Secara etimologi, fasilitasi diturunkan dari kata dasar to facilitate (kata kerja) dalam bahasa inggris yang berarti membuat sebuah aksu atau proses menjadi lebih mudah. Memfasilitasi dapat di artikan sebagai proses yang memudahkan kelompok dalam mencapai tujuan. Peran guru bergeser menjadi memfasilitasi peserta didik dalam membangun tujuan pembelajaran mereka sendiri.
Pembelajaran yang di fasilitasi akan mendorong peserta didik untuk lebih mengontrol proses belajar mereka. Peran guru menjadi fasilitator dan penyelenggara proses belajar yang menyediakan sumber daya dan dukungan.
Melalui fasilitasi, peserta didik belajar dengan, dan dari satu sama lain ketika mereka mengidentifikasi, mengemukakan pemikiran dan pengalaman, mengimplementasikan solusi untuk berbagai tantangan yang dihadapi. Dengan semikian peserta didik dapat menetapkan tujuan belajar mereka sendiri dan bertanggung jawab atas penilaian terhadap proses pembelajaran yang mereka jalankan.
menurut KHD " Tuntunan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya".
Ing ngarso sung tulodo
ing madyo mangin karso
tut wuri handayani
Tugas guru adalah menuntun, yaitu memfasilitasi peserta didik berproses dalam membangun kemandirian untuk mewujudkan tujuan belajar yang bermakna bagi diri dan lingkungannya.
mendukung setiap peserta didik untuk mengeluarkan pemikiran/ide dan praktik terbaik mereka
merancang ruang aman dan nyaman bagi murid untuk berkomunikasi dan membangun kemandirian
mendorong partisipasi penuh, mendorong saling pengertian, dan menumbuhkan tanggung jawab bersama di antara peserta didik.
Apa saja hal penting yang perlu dimiliki agar pendidik dapat memfasilitasi pembelajaran secara efektif?
menggali dan menemukan cara untuk mengatasi tantangan
menggali/mengembangkan ide/gagasan
membuka ruang-ruang diskusi, fokus dalam mencapai tujuan belajar peserta didik
Prinsip dalam fasilitasi adalah memberdayakan semua peserta didik, dalam mengambil peran dan tanggung jawab terhadap tujuan belajar mereka. Jika prinsip ini diterapkan maka akan sikap di dalam kelas seperti :
saling memperhatikan satu sama lain
menunjukkan minat bersama
saling percaya, hormat, dan keterbukaan
maju bersama ke pemahaman lebih komprehensif
memiliki kontribusi penting dalam proses pembelajaran
Dialog merupakan kegiatan kerjasama yang melibatkan rasa hormat. Dialog berkontribusi pada lingkungan belajar yang lebih tran sformatif dan menghilangkan model "pendidikan gaya bank".( Friere, 1996)\
Dialog yang mendorong peserta didik untuk :
mendapatkan pengelaman yang bermakna
menumbuhkan kesadaran dalam diri untuk melakukan aksi dan refleksi
menciptakan ruang diskusi untuk memahami pilihan, pendapat dan tujuan peserta didik (Aloni, 2011; Vella,2002)
Minset seorang fasilitator?
Pemandu,
Guru berlaku setara terhadap seluruh peserta didik di kelas
Perannya :
mengeluarkan seluruh ide atau pendapat peserta didik dengan memberikan pertanyaan dan menstrukturkan jawaban dari peserta didik
memproses informasi dan menggali insight wawasan dari dalam diri
mendorong komitmen peserta didik dalam menjalankan proses belajarnya
melakukan refleksi
9 sikap dasar yang perlu di miliki fasilitator :
Kesadaran diri
Guru diharapkan memiliki kesadaran diri untuk hadir sepenuhnya mendampingi peserta didik agar tujuan mereka tercapai, dapat menerima perbedaan, mempunyai kesadaran untuk berpikir, mengelola emosi, serta fleksibel dan siap terhadap dinamika yang mungkin terjadi selama proses pembelajaran
Demokratis
Sikap demokratis memungkinkan seorang fasilitator menghargai perbedaan, keberagaman, toleransi, dialektis, saling memahami, menjalin hubungan yang positif dan mendorong peserta didik untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab
Sitematis
Berpikir sistematis memungkinkan fasilitator membuat proses menjadi terstruktur dan terukur sehingga fasilitasi berjalan dengan efektif dan efisien. Ini termasuk menyiapkan lingkungan yang sehat bagi peserta didik dalam menjalani proses belajarnya
Observatif
Sikap ini penting untuk melihat dan memetakan kebutuhan individu atau kelompok, menerima umpan balik, mendengarkan peserta didik dengan perhatian dan menangkap sudut pandang yang berbeda untuk membantu kemajuan peserta didik. Observasi ini juga membantu kita dalam mengamati bagaimana konflik/ perbedaan pendapat terjadi, kapan harus mengintervensi, cara mengintervvensi dengan tepat dan kapan peserta didik membutuhkan jeda.
Empati
Empati membantu untuk memahami situasi dan kesulitan yang terjadi, latar belakang peserta didik, dan menumbuhkan sikap reflektif supaya dapat membantu peserta didik untuk lebih terbuka terhadap perubahan.
Percaya Diri
Seorang fasilitator yang percaya diri berarti memampukan diri, mempunyai semangat dan daya lenting, melihat peluang, mengambil risiko dan mengatasi hal-hal yang tidak terduga, serta mengungkapkan konsekuensi dengan jujur.
Berpikiran terbuka
Seorang fasilitator harus siap untuk beradaptasi. Fasilitator tidak harus memiliki semua jawaban, Ia mampu menahan diri untuk tidak mengajari dan percaya bahwa peserta didik memiliki sumber daya dalam diri mereka untuk menemukan jawaban mereka sendiri atas masalah yang di hadapi
Objektif
Dalam memfasilitasi kelompok, kita perlu kejelasan sebagai dasar pengetahuan kita dalam memfasilitasi. Misalnya bagaimana situasi yang terjadi, apa yang akan dibicarakan, dan berapa jumlah peserta didik dalam kelompok. Berdasarkan data tersebut, bersikaplah netral dalam menentukan ruang lingkup, sumber belajar yang mendukung, durasi yang di butuhkan, alat bantu yang di gunakan dan bagaimana proses fasilitasi akan berlangsung
Fokus
Berkonsentrasi dalam memfasilitasi peserta didik mencapai tujuan. Perhatikan detail untuk mendapatkan petunjuk untuk mengetahui adanya distraksi dan cara mengatasi distraksi. Menyisipkan satu atau dia humor kecil juga dapat membatu peserta didik untuk menurunkan ketegangan dan mengembalikan fokus.
Infografis Sikap Dasar Fasilitasi
Untuk memperdalam pemahaman akan materi Pendidik Sebagai Fasilitator Bagi Peserta Didik 1, berikut adalah infografis pengertian, prinsip, paradigma berpikir dan sikap dasar seorang fasilitator.
Silakan unduh infografis disini.
Referensi:
Aloni, N. (2011). Empowering dialogues in humanistic education. Educational Philosophy and Theory. https://doi.org/10.1111/j.1469-5812.2011.00789.x
Bain, K. (2017). What is the power of facilitation and why is it important? In The power of facilitation (pp. 14–19).
Bossche, V. P. D., Gijselaers, W. H., & Milter, R. G. (2015). Facilitating Learning in the 21st Century: Leading through Technology, Diversity and Authenticity (Advances in Business Education and Training, 5) (2013th ed.). Springer.
Cambridge University Press. (2022). Facilitation definition. In Cambridge Dictionary. https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/facilitation.
Freire, P. (1972). Pedagogy of the Oppressed. Penguin.
IAF Library. (n.d.). SessionLab. Retrieved October 25, 2022, from https://www.sessionlab.com/team/iaf/library
Obrolan Ruang Tengah. (2021). Bagian #1: Apa itu fasilitasi? [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=0urw5ui6qYo
Pelupessy, P.S., Ridwan, F.T. (2022). Pembelajaran Orang Dewasa. Teknik Fasilitasi dalam Pendampingan. Pendidikan Guru Penggerak. Unpublished
Pelupessy, P.S., Ridwan, F.T. (2022). Dialog yang memberdayakan. Teknik Fasilitasi dalam Pendampingan. Pendidikan Guru Penggerak. Unpublished
Project Zero. (2020). See, Think, Wonder.. Diakses 25 Oktober 2022, dari https://pz.harvard.edu/resources/see-think-wonder
Vella, J. (2002). Learning to listen, learning to teach: The power of dialogue in educating adults. Jossey-Bass.
Pendidik sebagai Fasilitator bagi Peserta Didik 2
Video ini akan membantu Ibu dan Bapak untuk mengenal keterampilan fasilitasi, yaitu menyimak, bertanya, mengonfirmasi, refleksi. Selain itu, Ibu dan Bapak juga akan memahami kompetensi dasar fasilitator yaitu: partisipasi, interaksi, visualisasi, dinamisasi. Mari belajar bersama
Referensi:
Aloni, N. (2011). Empowering dialogues in humanistic education. Educational Philosophy and Theory. https://doi.org/10.1111/j.1469-5812.2011.00789.x
Bain, K. (2017). What is the power of facilitation and why is it important? In The power of facilitation (pp. 14–19).
Bossche, V. P. D., Gijselaers, W. H., & Milter, R. G. (2015). Facilitating Learning in the 21st Century: Leading through Technology, Diversity and Authenticity (Advances in Business Education and Training, 5) (2013th ed.). Springer.
Cambridge University Press. (2022). Facilitation definition. In Cambridge Dictionary. https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/facilitation.
Freire, P. (1972). Pedagogy of the Oppressed. Penguin.
IAF Library. (n.d.). SessionLab. Retrieved October 25, 2022, from https://www.sessionlab.com/team/iaf/library
Obrolan Ruang Tengah. (2021). Bagian #1: Apa itu fasilitasi? [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=0urw5ui6qYo
Pelupessy, P.S., Ridwan, F.T. (2022). Pembelajaran Orang Dewasa. Teknik Fasilitasi dalam Pendampingan. Pendidikan Guru Penggerak. Unpublished
Pelupessy, P.S., Ridwan, F.T. (2022). Dialog yang memberdayakan. Teknik Fasilitasi dalam Pendampingan. Pendidikan Guru Penggerak. Unpublished
Project Zero. (2020). See, Think, Wonder.. Diakses 25 Oktober 2022, dari https://pz.harvard.edu/resources/see-think-wonder
Vella, J. (2002). Learning to listen, learning to teach: The power of dialogue in educating adults. Jossey-Bass.
Infografis Keterampilan Fasilitator
Untuk memperdalam pemahaman terhadap materi Pendidik sebagai Fasilitator bagi Peserta Didik 2, berikut infografis keterampilan fasilitasi, yaitu menyimak, bertanya, mengonfirmasi, refleksi.
Silakan unduh infografis di sini.
Referensi:
Aloni, N. (2011). Empowering dialogues in humanistic education. Educational Philosophy and Theory. https://doi.org/10.1111/j.1469-5812.2011.00789.x
Bain, K. (2017). What is the power of facilitation and why is it important? In The power of facilitation (pp. 14–19).
Bossche, V. P. D., Gijselaers, W. H., & Milter, R. G. (2015). Facilitating Learning in the 21st Century: Leading through Technology, Diversity and Authenticity (Advances in Business Education and Training, 5) (2013th ed.). Springer.
Cambridge University Press. (2022). Facilitation definition. In Cambridge Dictionary. https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/facilitation.
Freire, P. (1972). Pedagogy of the Oppressed. Penguin.
IAF Library. (n.d.). SessionLab. Retrieved October 25, 2022, from https://www.sessionlab.com/team/iaf/library
Obrolan Ruang Tengah. (2021). Bagian #1: Apa itu fasilitasi? [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=0urw5ui6qYo
Pelupessy, P.S., Ridwan, F.T. (2022). Pembelajaran Orang Dewasa. Teknik Fasilitasi dalam Pendampingan. Pendidikan Guru Penggerak. Unpublished
Pelupessy, P.S., Ridwan, F.T. (2022). Dialog yang memberdayakan. Teknik Fasilitasi dalam Pendampingan. Pendidikan Guru Penggerak. Unpublished
Project Zero. (2020). See, Think, Wonder.. Diakses 25 Oktober 2022, dari https://pz.harvard.edu/resources/see-think-wonder
Vella, J. (2002). Learning to listen, learning to teach: The power of dialogue in educating adults. Jossey-Bass.