Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik
Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik
Pengantar
Apa itu Coaching?
Tugas Mulai dari Diri Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik
Pertanyaan-pertanyaan reflektif sesi mulai dari diri:
Selama menjadi guru, tentunya pembelajaran Anda pernah diobservasi atau disupervisi oleh kepala sekolah Anda. Bagaimana perasaan Anda ketika diobservasi?
Jawaban : Perasaan saya tentu sedikit tegang karna biasanya saya mengajar tanpa di amati siapapun kecuali murid saya. Namun saya percaya hal ini untuk kebaikan yang dimana guru wajib melakukan kegiatan reflektif dalam diri, teman sejawat maupun petinggi sekolah yaitu kepala sekolah.
Ceritakan pengalaman Anda saat observasi dan pasca kegiatan observasi tersebut.
Jawaban : Saat observasi saya merasa sedikit tegang namun saya berusaha memaksimalkan potensi mengjaar saya. Bukan karna ini untuk sebuah penilaian namun hal ini merupakan panggilan diri untuk melakukan yang terbaik. Karna cara mengajar guru yang berkualitas membuat proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan sesuai capaian pembelajaran. Saat observasi kepala sekolah datang ke kelas saya dengan duduk di bangku paling belakang dan memperhatikan suasana kelas dengan lembar penilaian. Pasca observasi saya diberikan penguatan dan evaluasi yang membangun dari kepala sekolah saya. Adapun lebih besar semangat yang selalu di berikan kepala sekolah saya untuk saya selalu inovatif dalam melakukan proses pembelajaran agar murid selalu antusias belajar. Kemudian saya meminta tanda tangan beliau untuk kebutuhan Modul Ajar saya. Alhamdulilah, proses begitu lancar dan sesuai harapan.
Menurut Anda, bagaimanakah proses supervisi akademik yang ideal yang dapat membantu diri Anda berkembang sebagai seorang pendidik?
Jawaban : Proses supervisi akademik yang ideal yang dapat membantu diri saya berkembang seorang pendidik, yaitu memberitahu tujuan supervisi dan membuat jadwal waktu, memberi tahu poin apa saja yang akan di nilai/ di amati, memberi kesempatan kepada guru untuk sharing hambatan,strategi guru dalam mengatasi hambatan,hingga binaan yang tepat guna, Membuat catatan untuk hasil observasi dan motivasi kepada guru, optimalkan kolaborasi.
Menurut Anda, jika Anda saat ini menjadi seorang kepala sekolah yang perlu melakukan supervisi, dimana posisi Anda sehubungan dengan gambaran ideal di atas dari skala 1 s/d 10? Situasi belum ideal 1 dan situasi ideal 10.
Jawaban : Saya akan memposisikan diri saya di angka 7. Karna saya belum memiliki pengalaman untuk men-supervisi. Supervisi membutuhkan jam terbang atau pengalaman. Hal ini dilihat dari masa jabatan saya sebagai kepala sekolah. Jika saya merupakan kepala sekolah yang baru diangkat tentu pengalaman supervisi masih minim. Walau sudah mengetahui bagaimana menjadi guru namun hal ini membutuhkan pengalaman yang baik. Hal ini perlu sebuah proses dan belajar untuk supervisi ataupun yang di supevisi.
Aspek apa saja yang Anda butuhkan untuk dapat mencapai situasi ideal itu?
Jawaban : Aspek yang saya butuhkan untuk dapat mencapai situasi ideal yaitu kompetensi teknis dan pedagogik, Kemampuan observasi yang baik, Kemampuan memberikan umpan balik yang efektif, kemampuan analisis dan evaluasi proses pembelajaran yang berlangsung, kemampuan mendengarkan dan keterbukaan, kemampuan berkomunikasi yang efektif, kemampuan memotivasi dan memberikan dukungan dengan baik kepada guru, serta kemampuan coaching yang sangat baik. Kemudian tidak lupa pengalaman mensupervisi yaitu jam terbang.
Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada diri Anda sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul ini?
Jawaban : Saya dapat menjadi coaching untuk murid-murid saya dan siap menjadi coaching teman sejawat saya.
Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini?
Jawaban : Kegiatan yang diharapkan dalam modul ini yaitu Menjadi pendengar yang baik, Melakukan coaching, Melakukan observasi, Diskusi dan kolaborasi. Materi yang perlu saya kuasai yaitu Keterampilan coaching, Keterampilan pedagogik, Keterampilan mengajar, Keterampilan observer/menilai/supervisi. Manfaat yang saya harapkan yaitu Saya menjadi coaching yang baik dan dapat menempatkan posisi dan situasi ketika saya menjadi coach.
Tuliskan elemen-elemen penting dari coaching yang dapat diambil dari beberapa definisi coaching yang telah disajikan!
Jawaban : Coaching adalah membantu subjek pada situasi atau kasus yang dialami dengan upaya dan cara yang sesuai posisi dan tepat guna. elemen penting pada coaching, Pemahaman Terhadap Individu, Mendorong Pertumbuhan dan Perkembangan, Komunikasi Efektif, Pemecahan Masalah Bersama, Pendorong Kepercayaan Diri, Penekanan pada Tindakan.
Sebagai guru, pernahkah Anda menerapkan prinsip-prinsip coaching tersebut di sekolah Anda baik kepada murid maupun rekan sejawat Anda? Jika jawaban anda "ya", berilah contoh dan penjelasannya!
Jawaban : sebagai guru, saya telah menggunakan pendekatan coaching saat bekerja dengan sekelompok murid yang mengalami kesulitan belajar. Saya secara teratur berkomunikasi dengan mereka, mengidentifikasi tantangan yang mereka hadapi, dan bersama-sama merancang strategi untuk meningkatkan pemahaman mereka dalam mata pelajaran tertentu. Saya juga mengaplikasikan prinsip coaching saat bekerja dengan rekan sejawat, memberikan umpan balik konstruktif dan mendukung mereka dalam mengembangkan keterampilan pengajaran yang lebih efektif. Ini tidak hanya meningkatkan kinerja murid tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang positif di sekolah.
Setelah membaca definisi-definisi mengenai mentoring, konseling, fasilitasi dan training, tuliskan yang Anda ketahui mengenai mentoring, coaching, konseling, training dan fasilitasi.
Jawaban : Mentoring adalah suatu hubungan yang melibatkan pembimbingan dan bimbingan dari seseorang yang lebih berpengalaman. Coaching adalah suatu proses di mana seorang coach membantu individu atau tim untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Coaching lebih fokus pada peningkatan kinerja dan perkembangan pribadi atau profesional, Konseling adalah suatu bentuk dukungan emosional dan psikologis yang ditujukan untuk membantu individu mengatasi masalah pribadi atau situasional, Training adalah suatu proses yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan perilaku individu atau kelompok, Fasilitasi melibatkan bantuan dalam proses kelompok atau pertemuan agar berjalan dengan lancar dan efektif. Fasilitator bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kolaborasi, pengambilan keputusan, dan pencapaian tujuan kelompok. Sebagai seorang guru penggerak, pemahaman mendalam tentang perbedaan antara mentoring, coaching, konseling, training, dan fasilitasi memungkinkan saya.
Dalam berinteraksi di sekolah, ceritakan pengalaman Anda ketika berperan sebagai coach, mentor, konselor, fasilitator, dan trainer.
Jawaban :
Coaching: Sebagai coach, saya bekerja dengan beberapa siswa yang memiliki minat khusus dalam seni budaya. Saya menyediakan panduan dan umpan balik yang khusus untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan seni mereka. Melalui sesi coaching ini, saya merancang rencana pembelajaran pribadi yang memungkinkan mereka mengeksplorasi bakat mereka dengan lebih mendalam dan meningkatkan kemampuan seni mereka.
Mentoring: Sebagai mentor, saya telah membimbing beberapa siswa yang tertarik untuk mengejar karir di bidang seni budaya. Saya membagikan pengalaman saya, memberikan wawasan tentang industri seni, dan membantu mereka merencanakan langkah-langkah menuju tujuan karir mereka. Proses mentoring ini mencakup diskusi tentang pengembangan portofolio, partisipasi dalam pameran seni, dan networking di dunia seni budaya.
Konseling: Dalam peran sebagai konselor, saya telah memberikan dukungan emosional kepada siswa yang mengalami tantangan pribadi yang memengaruhi kinerja akademis mereka.
Fasilitator: Sebagai fasilitator, saya memimpin lokakarya seni budaya dan proyek kolaboratif antar-siswa. Saya memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan untuk berpartisipasi aktif, berbagi ide, dan menghargai kreativitas satu sama lain. Saya juga memfasilitasi diskusi kelompok untuk merancang pertunjukan seni atau pameran yang melibatkan seluruh komunitas sekolah. Trainer: Sebagai trainer, saya memberikan pelatihan kepada guru-guru lain dalam integrasi seni budaya ke dalam kurikulum mereka. Saya menyajikan strategi pengajaran yang inovatif, memberikan demonstrasi teknik seni, dan memberikan panduan praktis untuk meningkatkan keberanian para guru dalam mengajarkan seni budaya di kelas. Melalui peran ini, saya berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang holistik, di mana siswa tidak hanya mengembangkan keterampilan seni budaya, tetapi juga merasakan dukungan pribadi, panduan karir, dan pengalaman kolaboratif yang memperkaya pendidikan mereka secara keseluruhan.
Perbedaan Coaching, Mentoring, Trainer
Eksplorasi Konsep
Setelah mempelajari prinsip dan paradigma berpikir coaching, apa yang sudah Bapak/Ibu lakukan yang selaras dengan prinsip dan paradigma tersebut dalam mengembangkan kompetensi rekan sejawat?
Jawaban :
Refleksi Menggunakan Pendekatan Bertanya: Saya lebih cenderung menggunakan pertanyaan untuk merangsang pemikiran rekan sejawat daripada memberikan solusi langsung. Ini membantu mereka untuk merumuskan ide sendiri, mengidentifikasi solusi, dan merencanakan tindakan yang diperlukan.
Memberikan Umpan Balik Konstruktif: Saya memberikan umpan balik yang bersifat konstruktif, fokus pada pencapaian positif dan area pengembangan. Umpan balik ini tidak hanya berfokus pada kinerja, tetapi juga pada potensi dan kekuatan rekan sejawat.
Menyusun Rencana Pengembangan Pribadi: Saya bekerja sama dengan rekan sejawat untuk menyusun rencana pengembangan pribadi yang berfokus pada tujuan dan target yang ingin dicapai. Proses ini mencakup identifikasi keterampilan yang perlu ditingkatkan dan langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan tersebut.
Mendorong Refleksi Diri: Saya mendorong rekan sejawat untuk melakukan refleksi diri secara teratur. Ini mencakup evaluasi atas tindakan mereka sendiri, memahami dampaknya, dan merencanakan perubahan yang perlu dilakukan untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Memberikan Dukungan Selama Proses Perubahan: Selama rekan sejawat mengalami perubahan atau menghadapi tantangan, saya memberikan dukungan terus-menerus. Saya hadir untuk mendengarkan, memberikan dorongan, dan membantu mereka menavigasi hambatan-hambatan yang mungkin muncul.
Menciptakan Lingkungan Pembelajaran Kolaboratif: Saya menciptakan lingkungan di mana rekan sejawat merasa nyaman berbagi pengetahuan, pengalaman, dan ide. Ini menciptakan ruang untuk pertukaran informasi dan pembelajaran kolaboratif.
Mengakui Pencapaian dan Kemajuan: Saya secara terbuka mengakui dan memberikan apresiasi terhadap pencapaian dan kemajuan rekan sejawat. Ini menciptakan motivasi tambahan dan memperkuat keyakinan mereka dalam mengembangkan kompetensi.
Tuliskan pengalaman Bapak/Ibu saat berhasil menghadirkan fokus selama melakukan percakapan dengan seseorang
Jawaban : Saat berinteraksi dengan seseorang, saya selalu berusaha untuk menciptakan kondisi yang mendukung fokus dan perhatian penuh. Salah satu pengalaman sukses adalah ketika saya melakukan sesi coaching dengan seorang rekan sejawat. Sebelum pertemuan, saya mempersiapkan agenda yang jelas dan tujuan yang ingin dicapai. Selama percakapan, saya fokus pada mendengarkan aktif, menunjukkan ketertarikan melalui bahasa tubuh, dan mengajukan pertanyaan yang merangsang pemikiran. Dengan menghadirkan fokus secara keseluruhan, kami berhasil merumuskan rencana tindakan yang konkret dan memetakan langkah-langkah menuju tujuan pengembangan pribadinya.
Apa hal-hal yang biasanya dilakukan untuk menghadirkan fokus sebelum dan selama berkegiatan?
Jawaban : Persiapan yang Matang, Eliminasi Gangguan, Posisi Tubuh Terbuka, Menggunakan Teknik Pemusatan Perhatian.
Tuliskan pengalaman Bapak/Ibu saat hilang fokus di saat sedang melakukan percakapan dengan seseorang
Apa yang biasanya menyebabkan hilangnya fokus?
Apa yang dilakukan untuk mengembalikan fokus?
Jawaban : Pernah ada situasi di mana saya kehilangan fokus saat berbicara dengan seorang murid selama sesi konseling. Sumber gangguan berasal dari pikiran yang terbagi terkait tugas-tugas yang belum terselesaikan. Kehilangan fokus ini dapat memengaruhi kualitas konseling dan membuat murid merasa kurang didengar.
Rekognisi Diri: Segera menyadari bahwa fokus telah hilang.
Berhenti sejenak: Memberi diri waktu untuk meresapi dan melepaskan gangguan.
Reoritentasi Pada Tujuan: Kembali fokus pada tujuan pembicaraan atau kegiatan.
Aktif Mendengarkan: Memfokuskan kembali perhatian pada lawan bicara dan mendengarkan dengan teliti. Dari pengalaman ini, saya belajar pentingnya kesadaran diri dan keterlibatan penuh dalam setiap interaksi untuk mencapai hasil yang lebih produktif dan bermakna.
Tuliskan pengalaman Anda pada saat berbicara dengan orang kemudian Anda merasa di-label/dinilai oleh orang tersebut.
Apa yang Anda rasakan/pikirkan pada saat mendengarkan itu?
Apa yang Anda lakukan setelah mendengarkannya?
Jawaban : Mendengarkan aktif , Pengalaman Labeling/Dinilai: Saat berbicara dengan seseorang dan merasa di-label atau dinilai, saya merasakan kecemasan dan rasa tidak nyaman. Pikiran saya mulai terkendala, dan fokus saya terpecah antara menyampaikan pesan dengan baik dan merespon label atau penilaian yang mungkin tidak sesuai dengan pemahaman saya. Setelah mendengar label tersebut, saya berusaha untuk tetap tenang dan tidak langsung menanggapi secara emosional. Setelah percakapan selesai, saya melakukan refleksi untuk memahami apakah ada kebenaran dalam penilaian tersebut dan apakah ada peluang untuk klarifikasi atau pembahasan lebih lanjut.
Tuliskan pengalaman Anda pada saat berbicara dengan orang kemudian Anda merasa/berpikir kalau orang tersebut salah mengartikan apa yang Anda sampaikan tanpa mengonfirmasinya terlebih dahulu .
Apa yang Anda rasakan/pikirkan pada saat mendengarkan itu?
Apa yang Anda lakukan setelah mendengarkannya?
Jawaban : Pengalaman Salah Mengartikan tanpa Konfirmasi: Saat merasa bahwa orang tersebut salah mengartikan apa yang saya sampaikan tanpa mengonfirmasinya terlebih dahulu, saya merasa frustrasi dan khawatir bahwa pesan saya tidak sampai dengan jelas. Saya berusaha untuk tetap tenang dan tidak langsung membenarkan atau menyalahkan. Setelah mendengarkan, saya mencari peluang untuk memberikan klarifikasi tanpa menyalahkan pihak lain. Saya menyadari pentingnya komunikasi terbuka dan bersedia untuk menjelaskan atau mengoreksi jika ada kesalahpahaman.
Tuliskan pengalaman Anda pada saat berbicara dengan orang kemudian orang tersebut balik bercerita tentang pengalamannya/menasehati atau memberi saran berdasarkan pengalaman dia, tanpa Anda minta.
Apa yang Anda rasakan/pikirkan pada saat mendengarkan itu?
Apa yang Anda lakukan setelah mendengarkannya?
Jawaban : Pengalaman Diberi Nasehat tanpa Permintaan: Saat seseorang memberi nasehat atau cerita pengalaman tanpa permintaan, saya merasakan kombinasi perasaan terhormat karena mereka berbagi, tetapi juga mungkin merasa sedikit terganggu jika nasehat tersebut tidak sesuai dengan konteks atau kebutuhan saya. Setelah mendengarkan, saya bersyukur atas kepedulian mereka dan mencoba untuk mengevaluasi apakah ada elemen saran atau pengalaman yang dapat saya terapkan dalam konteks saya. Jika perlu, saya akan mengonfirmasi pemahaman saya atau menyampaikan apakah saya membutuhkan nasihat atau tidak. Dalam semua situasi tersebut, refleksi dan komunikasi terbuka adalah kunci. Saya berusaha untuk tetap tenang, menghindari reaksi emosional yang impulsif, dan mencari pemahaman yang lebih dalam sebelum menanggapi atau menilai situasi.
Kegiatan Refleksi dan bayangkan anda berada di tempat situasi berikut ini. Anda tidak dapat memenuhi target pekerjaan, lalu kepala sekolah/rekan kerja Anda mengajukan pertanyaan berikut:
Mengapa target tidak tercapai?
Kelihatannya Anda tidak merencanakannya dengan baik ya?
Memangnya Anda tidak mencoba cara A, B, C, D?
Apakah tidak diperhitungkan sebelumnya bahwa ini tidak akan terpenuhi?
Jawaban : Mengajukan pertanyaan berbobot 1. Situasi 1: Tidak Memenuhi Target Pekerjaan Apa yang terjadi dalam diri Anda: Mungkin saya merasa stres atau tertekan karena tidak mencapai target. Mungkin saya merasa sedikit defensif atau terganggu oleh pertanyaan-pertanyaan tersebut. Apa yang Anda pikirkan: Saya mungkin berpikir tentang alasan mengapa target tidak tercapai dan mencari solusi untuk permasalahan tersebut. Mungkin saya merenung tentang kebijakan atau faktor eksternal yang memengaruhi. Apa yang Anda rasakan: Mungkin saya merasa frustrasi, terutama jika saya telah berusaha keras untuk mencapai target tersebut. Mungkin ada kekhawatiran atau kegelisahan terkait ekspektasi dari kepala sekolah atau rekan kerja. Respon Anda: Saya mungkin mencoba menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi kinerja saya dan merencanakan langkah-langkah perbaikan atau solusi.
Anda sedang bingung bagaimana mengimplementasikan apa yang Anda pelajari dalam 10 hari ini. Lalu, Anda menghubungi instruktur Anda, dan ini yang ia tanyakan:
Apakah Anda mengerjakan semua tugas selama 10 hari?
Apakah setiap ada sesi sinkronus Anda hadir? (saat Anda selesai menjawab, ia melanjutkan?) Betul?
Mengapa Anda bisa bingung kalau Anda hadir terus?
Apakah Anda tidak mencoba mencari tahu saat di kelas?
Jawaban : Situasi 2: Kesulitan Mengimplementasikan Pembelajaran Apa yang terjadi dalam diri Anda: Mungkin saya merasa sedikit canggung atau malu karena tidak bisa mengimplementasikan pembelajaran dengan baik. Mungkin merasa tertekan karena pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat menyoroti kekurangan saya. Apa yang Anda pikirkan: Saya mungkin berpikir tentang bagaimana meningkatkan implementasi pembelajaran dan mencari dukungan tambahan. Mungkin merenung tentang kendala atau hambatan yang saya alami. Apa yang Anda rasakan: Mungkin saya merasa bingung atau kebingungan dalam memahami bagian-bagian tertentu dari pembelajaran. Mungkin merasa terpapar atau terdorong untuk lebih baik. Respon Anda: Saya mungkin berusaha menjelaskan hambatan yang saya alami dan meminta dukungan atau klarifikasi lebih lanjut.
10.Anda tidak memahami suatu materi pelatihan, lalu meminta rekan Anda menjelaskan. Lalu ini yang ia tanyakan:
Kenapa Anda tidak mengerti?
Apa Anda tidak memperhatikan saat dijelaskan di depan?
Jawaban : Situasi 3: Tidak Memahami Materi Pelatihan Apa yang terjadi dalam diri Anda: Mungkin saya merasa sedikit tertekan atau frustrasi karena tidak memahami materi tersebut. Mungkin merasa agak malu karena harus meminta bantuan kepada rekan. Apa yang Anda pikirkan: Saya mungkin berpikir tentang cara terbaik untuk memahami materi tersebut dan mencari solusi sendiri. Mungkin merenung tentang apakah saya sudah cukup fokus selama penjelasan atau tidak. Apa yang Anda rasakan: Mungkin ada rasa kebingungan atau ketidakpastian tentang konsep yang tidak terpahami. Mungkin merasa sedikit malu atau khawatir tentang pandangan rekan. Respon Anda: Saya mungkin mencoba menjelaskan hambatan pemahaman saya dan meminta bantuan atau penjelasan tambahan.
11. Coba rasakan Anda ditanya seperti ini:
Sudah berapa lama Anda berada di posisi ini?
Apa tanggung jawab utama Anda?
Anda ingin “A” atau “B”?
Apakah tugasnya sudah diselesaikan?
Dia berbakat atau tidak?
Jawaban : Situasi 4: Pertanyaan Terkait Kinerja dan Pilihan Pribadi Apa yang terjadi dalam diri Anda: Mungkin ada perasaan sedikit tertekan atau terpapar karena pertanyaan tersebut terkait dengan tanggung jawab dan preferensi pribadi. Mungkin merasa harus berpikir lebih mendalam tentang arah dan pilihan karir. Apa yang Anda pikirkan: Saya mungkin berpikir tentang perjalanan karir saya, tanggung jawab utama, dan apa yang saya pilih untuk masa depan. Mungkin merenung tentang bagaimana menjelaskan dan mempertimbangkan pilihan tersebut. Apa yang Anda rasakan: Mungkin ada perasaan kewajiban untuk memastikan tanggung jawab utama terpenuhi. Mungkin merasa tertantang untuk memutuskan antara opsi A atau B. Respon Anda: Saya mungkin merinci tanggung jawab utama, berbicara tentang preferensi pribadi, dan menjelaskan pemikiran di balik pilihan yang dibuat.
12. Dari empat situasi di atas, jawablah pertanyaan berikut ini:
Apa yang terjadi dalam diri Anda pada saat ditanya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti di atas?
Apa yang Anda pikirkan?
Apa yang Anda rasakan?
Apa respon Anda?
Jawaban : ...
Mendengarkan dengan RASA
Rasa Receive (menerima)
Appreciate (apresiasi)
Summarize (merangkum)
Ask (bertanya) dengan begitu diskusi atau proses coaching akan menjadi optimal serta tercapainya tujuan coaching itu sendiri
13. Dari semua langkah dalam alur percakapan coaching TIRTA, langkah manakah yang menurut Anda paling menantang? Mengapa?
Jawaban : memahami lebih lanjut tentang diri sendiri atau situasi, dan mengidentifikasi pola pikir atau tindakan yang mungkin memengaruhi hasil atau permasalahan yang sedang dibahas. Proses refleksi seringkali membutuhkan kejujuran diri dan ketersediaan untuk memeriksa diri secara kritis.
14. Kendala apakah yang mungkin akan Anda hadapi ketika Anda menggunakan langkah-langkah dalam alur TIRTA ketika berupaya melakukan percakapan coaching dengan rekan Anda Anda di sekolah?
Jawaban : Resistensi atau Pertahanan Diri, Kurangnya Waktu, Kekhawatiran Keterbukaan, Keterbatasan Keterampilan Komunikasi, Ketidakjelasan Tujuan Mengatasi kendala-kendala ini melibatkan upaya bersama, membuka ruang untuk komunikasi terbuka, dan membangun hubungan saling percaya antara para rekan di sekolah. Pemahaman bersama tentang manfaat coaching dan tujuan yang ingin dicapai dapat membantu mengatasi beberapa kendala ini.
15. Pengalaman proses umpan balik yang bagaimana membantu pengembangan diri dan mendorong perubahan diri Anda?
Jawaban : Memberikan Umpan Balik: Saat memberikan umpan balik, saya selalu berusaha untuk menyajikannya dengan konstruktif dan positif. Saya mencoba menyampaikan poin-poin yang dapat membantu pengembangan rekan atau individu yang sedang menerima umpan balik. Pengalaman ini membantu saya menjadi lebih sadar akan kekuatan kata-kata dan bagaimana menyampaikan pesan dengan penghargaan terhadap individu yang bersangkutan. Menerima Umpan Balik: Menerima umpan balik, terutama jika bersifat kritis, dapat menjadi pengalaman yang menantang. Namun, saya belajar untuk melihat umpan balik sebagai peluang untuk pertumbuhan dan perbaikan. Saya mencoba untuk tidak defensif, melainkan membuka diri untuk pemahaman dan refleksi. Pengalaman ini membantu saya untuk lebih menghargai sudut pandang orang lain dan menjadi lebih adaptif terhadap perubahan. Pemahaman Kelebihan dan Kekurangan: Umpan balik membantu seseorang untuk memahami kelebihan dan kekurangan mereka secara lebih objektif. Ini memberikan landasan yang kuat untuk pengembangan pribadi.
16. Menurut Anda, bagaimana umpan balik yang disampaikan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengembangkan dirinya secara mandiri?
Jawaban : Motivasi untuk Perubahan: Umpan balik yang konstruktif dapat menjadi pendorong motivasi untuk perubahan positif. Menyadari area yang perlu ditingkatkan dapat mendorong seseorang untuk mencari solusi dan mengambil tindakan. Peningkatan Keterampilan: Umpan balik membantu mengidentifikasi keterampilan atau area keahlian yang perlu diperbaiki. Hal ini memungkinkan individu untuk fokus pada pengembangan keterampilan tertentu. Peningkatan Kesadaran Diri: Melalui umpan balik, seseorang dapat meningkatkan kesadaran diri tentang dampak perilaku atau tindakan mereka terhadap orang lain. Ini membuka pintu untuk pertumbuhan pribadi dan perubahan sikap. Pengembangan Karir: Umpan balik dapat membantu dalam pengembangan karir dengan memberikan wawasan tentang area yang perlu ditingkatkan untuk mencapai tujuan karir tertentu.
Ruang Kolaborasi Diskusi
Ruang Kolaborasi Presentasi
Ruang Kolaborasi Presentasi
Demonstrasi Kontekstual
Koneksi Antar Materi
Aksi nyata
Jurnal Refleksi Dwimingguan