Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional
Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional
“Sebagai seorang pendidik, jadilah seperti air. Teguh pendiriannya namun juga siap untuk menyesuaikan diri dalam menjalani proses belajar”
(Itje Chodidjah)
“Mendidik pikiran tanpa mendidik hati, adalah bukan pendidikan sama sekali”
(Aristoteles, Filsuf)
Eksplorasi Konsep
Apa KSE yang dapat diterapkan dalam kegiatan tersebut?
Bagaimana kegiatan tersebut dapat membantu murid untuk mengembangkan KSE tersebut?
(Kolom 2 Baris 1 adalah contoh untuk Anda)
Jawaban :
Kesadaran diri : mengembangkan minat dan menetapkan arah tujuan hidup (dengan membaca buku yang diminati atau yang dipilih menggambarkan minat serta apa yang menjadi kebiasannnya untuk mewujudkan tujuan hidupnya, misalnya suka membaca buku sains ia memiliki tujuan untuk menjadi orang-orang yang berprofesi dalam hal sains, sehingga akan berusaha mewujudkannya). Manajemen diri : mengidentifikasi strategi mengelola stress (buku yang dibaca adalah buku yang menarik bagi anak tersebut, dan tentunya hal ini dapat dijadikan sarana mengurangi stress atau permasalahan yang sedang dihadapi) Kesadaran sosial : memahami dan mengekspresikan rasa syukur (rasa syukur ditunjukkan dengan melakukan kegiatan yang positif, yaitu membaca), Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab : menunjukkan rasa ingin tahu dan keterbukaan pikiran yang ditunjukkan dengan pemilihan buku yang dibaca untuk menambah ilmu anak tersebut.
Eksplorasi Konsep
Sebelumnya saya berpikir…., ternyata…..
Ide pembelajaran baru atau menarik akan saya terapkan dalam adalah:
Jawaban : Sebelumnya, saya berpikir bahwa pembelajaran tentang kesadaran diri dan pengelolaan emosi tidak dapat diintegrasikan dalam konteks pembelajaran di kelas. Namun, setelah melakukan refleksi lebih mendalam, saya menyadari bahwa pembelajaran tentang emosi diri bisa menjadi bagian yang sangat berharga dalam pengalaman belajar para siswa. Dalam upaya menerapkan kesadaran diri ke dalam pembelajaran kelas, saya menemukan beberapa pendekatan yang dapat berguna. 2. a. Melakukan praktik kesadaran penuh dengan teknik mendengarkan musik, dengan opsi menggunakan musik instrumental atau memberi kesempatan pada murid untuk merekomendasikan lagu untuk didengarkan bersama. b. Memberikan pilihan pada murid untuk menjelaskan emosi mereka dengan metode yang mereka inginkan: Menggambar: Murid dapat menggambarkan emosi mereka dalam bentuk gambar atau ilustrasi. Menulis: Murid dapat menuliskan emosi mereka dalam bentuk narasi, deskripsi, puisi, atau bentuk tulisan kreatif lainnya. Musik/Lagu: Murid dapat membuat lagu
Dialog tidak dapat terjadi tanpa kerendahan hati
(Paulo Freire)
Eksplorasi Konsep - Kasus 1
Bapak Eling adalah seorang guru PPKN SMP selama lebih dari 15 tahun. 5 tahun belakangan, ia juga berperan sebagai wakil kepala sekolah bidang kemuridan. Selain mengajar PPKN, perannya sebagai wakil kepala sekolah memberikannya tanggung jawab untuk merancang kebijakan pendisiplinan murid, melakukan supervisi dan sebagai pendamping dalam kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kemuridan. Pada bulan September, kepala sekolah menunjuk Bapak Eling sebagai ketua panitia perayaan ulang tahun sekolah.
Saat itu jam pelajaran terakhir. Sebelum rapat panitia besar ulang tahun sekolah untuk memfinalisasi acara, Bapak Eling masuk ke kelas 9 untuk mengajar mata pelajaran PPKN. Sejak pagi, Bapak Eling sudah mengajar 3 kelas yang berbeda secara berurutan. Pada pelajaran ini, anak-anak diizinkan menggunakan gawai mereka untuk mengerjakan proyek kelompok. Setelah beberapa saat Bapak Eling melakukan pengecekan apakah setiap murid bekerja sesuai tugas dan tanggung jawab mereka. Saat mendekati meja salah satu murid, Diana, Pak Eling mendapati muridnya itu sedang menggunakan gawainya untuk mengerjakan tugas pelajaran lain. Bapak Eling spontan mengeluarkan kata-kata dengan nada tinggi. “Jadi ini yang dari tadi kamu lakukan?” Seisi ruang kelas terkejut. Wajah Diana memerah. Ia tampak malu dan tidak menyangka Bapak Eling merespon sekeras itu.Jawablah pertanyaan berikut.
Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat, dan jelas.
Berdasarkan pemahaman tentang KSE kesadaran diri yang berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana Bapak Eling dapat merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda.
Jawaban :
Situasi yang dialami Bapak Eling karena kelelahan saat mengajar 3 kelas secara berurutan tentu sebagai guru ada perasaan kecewa dan marah.
2. Kompetensi sosial emosional yang dibutuhkan Bapak Eling ialah mindfulness, yang dimana bapak eling menenangkan diri dan bertanya akan perilaku tersebut (mencoba menjalin komunikasi aktif) etelah mengajar 3 kelas pastilah cukup menguras energi untuk itu sebelum masuk pada kelas berikutnya maka saya akan melakukan STOP (berhenti, menarik napas, dan lanjutkan). Hal ini penting karena akan merelaksasikan otot - otot dan pikiran kita sehingga emosi negatif yang diakibatkan kelelahan akan bisa terkontrol. Saat memeriksa tugas yang diberikan dengan mempelajari kondisi emosi anak maka saya akan bertanya kepada Diana tentang tugas yang saya berikan kemudian mengambil langkah selanjutnya tanpa harus berbicara dengan suara yang keras.
Eksplorasi Konsep - Kasus 2
Selanjutnya ...
Setelah kegiatan belajar-mengajar berakhir, Bapak Eling memimpin rapat panitia besar yang akan memutuskan revisi akhir acara. Rapat yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam menghasilkan tugas baru bagi Pak Eling untuk mempelajari perubahan proposal acara. Pak Eling perlu memastikan semua perencanaan, pengaturan personil, dan pengaturan anggaran sudah tepat. Sesuai rencana, panitia acara sudah harus mulai bekerja setelah proposal disetujui oleh kepala sekolah. Oleh karena itu, Bapak Eling diminta untuk mengirimkan proposal ini kepada kepala sekolah selambat-lambatnya lusa. Karena mendahulukan proposal ini, Bapak Eling pun lupa menyiapkan rubrik untuk pembelajaran PPKN keesokan harinya. Paginya, Bapak Eling, masuk kelas dan lupa mengunduh rubrik proyek PPKN sehingga proses pembelajaran sempat tersendat.
Pada akhirnya, semua pekerjaan tidak ada yang terselesaikan sampai sehari sebelum hari pengumpulan.
Pertanyaan diskusi:
Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat, dan jelas
Berdasarkan pemahaman Anda tentang KSE manajemen diri berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana Bapak Eling dapat merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda
Jawaban :
Terlalu banyak tugas dan amanah secara bersamaan, bapak Eling kurang tepat dalam memprioritaskan tugas mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Seharusnnya kita sebagai guru harus memprioritaskan tugas pokok kita sebagai Guru sebelum mengerjakan tugas tambahan di sekolah
2. Kompetensi sosial dan emosional yang diperlukan Bapak Eling ialah fokus dan mengutamakan tugas utama dibandingkan tugas tambahan
Eksplorasi Konsep - Kasus 3
Selanjutnya ...
Saat mempelajari proposal acara perayaan ulang tahun sekolah di antara jam mengajar dan mengoreksi pekerjaan murid-murid, Bapak Eling menyadari salah seorang murid kelas 9 yang berprestasi dalam kejuaraan renang tidak mengumpulkan tugasnya. Murid tersebut mengungkapkan pada Bapak Eling bahwa dia sebenarnya merasakan lelah dan mengantuk saat berada di dalam kelas maupun di rumah karena latihan keras menjelang kejuaraan bulan depan. Bapak Eling menilai, seharusnya murid tersebut bekerja lebih keras sebagai konsekuensi dari pilihannya menjadi murid atlet. Murid tersebut meminta keringanan ataupun kesempatan untuk mengumpulkan tugasnya saat jam pulang sekolah namun Bapak Eling memutuskan tidak menerima dan konsekuensinya adalah murid tersebut tidak mendapatkan nilai tugas.
Pertanyaan refleksi.
Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat, dan jelas.
Berdasarkan pemahaman tentang KSE kesadaran sosial berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana Bapak Eling dapat merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda.
Jawaban :
1. Bapak eling merasa kecewa maka itu ketika murid meminta keringanan bapak eling tidak memberikannya hal itu di nilai kurang memperhatika KSE. Entah emosional dalam diri seorang pendidik maupun terhadap murid
2. Memberikan dan melatih siswa setiap selesai melakukan KBM. Pada kasus siswa di atas saya akan melakukan mindfullnes sehingga siswa tersebut bisa lebih rileks dan bisa menjalankan keduanya dengan seimbang. Memberikan nasehat yang berisi motivasi diri, meminta untuk bisa membagi waktu supaya kegiatan belajar dan latihan atlet bisa terlaksana dengan baik, menjadi murid yang baik dan berprestasi serta menjadi atlet yang handal.
Eksplorasi Konsep - Kasus 4
Selanjutnya...
Setelah selesai memeriksa proposal acara perayaan ulang tahun sekolah, Bapak Eling mengirimkan proposal tersebut kepada kepala sekolah. Ternyata proposal yang dikirimkan oleh Bapak Eling dinilai tidak sesuai oleh kepala sekolah karena isinya harus sesuai dengan pengarahan awal yaitu agar acara lebih banyak melibatkan orang tua murid dan penyesuaian anggaran agar sesuai dengan budget yang diberikan sekolah. Bapak Eling tidak menyangka jika dia harus melakukan koreksi dan koordinasi ulang dengan tim acara. Revisi proposal tentu akan memakan waktu lagi dan Bapak Eling sudah membayangkan ini akan menghambat tugas-tugasnya yang lain. Bapak Eling mengungkapkan hal ini kepada panitia. Bapak Eling mengungkapkan bahwa dia tidak mau mengubah proposal dan meminta Wakil Ketua Panitia tersebut yang merevisi proposal.Pertanyaan diskusi.
Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat, dan jelas.
Berdasarkan pemahaman tentang KSE keterampilan berelasi berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana Bapak Eling dapat merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda.
Jawaban :
1. Situasi bapak eling kecewa karna proposal di tolak untuk merevisi kembali oleh kepala sekolah. emosional bapak eling perlu dipertanyakan ketika merespon keadaan tersebut, di tambah lagi mengerahkan 100% kepada orang lain. mestinya ada sebuah kolaborasi walaupun ditengah tekanan tersebut.
2. Bpak eling semestinya tetap fokus dengan masukkan dan arahan Kepala Sekolah, seandainya proposal tersebut memang butuh direvisi maka hal tersebut akan berkoordiinasi dengan anggota panitia yang lain terlebih dahulu, bekerja sama meminta masukkan mereka. Berusaha bekerja semaksimal mungkin dalam membagi waktu, menjalin kerja sama dengan panitia lain untuk menghidari atau menyelesaikan konflik yang mungkin muncul sewaktu - waktu.
Eksplorasi Konsep - Kasus 5
Selanjutnya ...
Kepala sekolah memiliki kepercayaan besar pada Bapak Eling serta melihat pengalaman yang dimiliki sudah jauh lebih banyak, ia diberi tanggung jawab ekstra dibanding dengan guru-guru yang lain. Itu sebabnya Bapak Eling dipilih untuk menjadi penanggung jawab acara penting sekolah dan menjadi wakil sekolah di forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Sebaliknya, setelah bekerja selama beberapa tahun di sekolah yang sama, Bapak Eling merasa mulai kewalahan dengan berbagai tanggung jawab tambahan yang harus dijalankan. Awalnya Bapak Eling merasa tugas tambahan tersebut sangat menantang. Meski demikian, sekarang dia tidak merasakannya lagi. Ditambah dirinya merasa akhir-akhir ini, kinerjanya sebagai guru juga semakin menurun. Karena itu, Bapak Eling terpikir untuk menulis surat pengunduran diri.
Pertanyaan diskusi.
Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat, dan jelas.
Berdasarkan pemahaman tentang KSE pengambilan keputusan yang bertanggung jawab berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana Bapak Eling dapat merespon situasi tersebut dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda
Jawaban : 1. Situasi Bapak eling merasa kuwalahan dengan tanggung jawab yang sangat banyak sehingga ia memutuskan untuk mengundurkan diri
2. Bapak eling seharusnya mencoba melakukan refleksi diri dengan metode STOP, berdiskusi dengan kepala sekolah agar mendapat solusi yang terbaik. Berusaha untuk bisa membagi waktu dan bila ada tugas tambahan yang diberikan tapi tidak sanggup maka akan mengatakan tidak dan baiknya diberikan kepada guru lain. Yang terpenting adalah menjadi guru yang baik, mencerdaskan anak didik, melakukan pembelajaran yang menyenangkan. Karena itu merupakan tugas utama seorang guru.
Hanya sedikit pekerjaan yang bisa dilakukan sendirian. Namun bersama-sama kita bisa kerjakan banyak hal
(Hellen Keller)
“Ada kekuatan luar biasa ketika sekelompok orang dengan minat yang sama berkumpul untuk bekerja menuju tujuan yang sama.”
(Idowu Koyenikan)
Unggah Tugas Ruang Kolaborasi
Demonstrasi Kontekstual
Koneksi Antar Materi
AKSI NYATA
Membagikan pemahaman tentang implementasi pembelajaran sosial dan emosional dengan 4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan sekolah, dan penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah dan serta merefleksikannya.
Selamat Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak!
Akhirnya Anda telah tiba di sesi pembelajaran terakhir dari Modul Pembelajaran Kompetensi Sosial dan Emosional. Aksi Nyata dalam modul ini mensyaratkan Anda untuk membagikan pemahaman tentang implementasi pembelajaran sosial emosional yang telah Anda lakukan selama ini. Silahkan lihat kembali proses implementasi yang sudah Anda lakukan.
Setelah Anda membagikan implementasi Anda kepada rekan sejawat atau komunitas Anda, refleksikan pengalaman tersebut dengan menggunakan kerangka 4P (Peristiwa - Perasaan - Pembelajaran - Penerapan). Refleksi ini dapat diunggah ke situs portofolio digital Anda.
Berikut adalah pertanyaan panduan yang dapat Bapak/Ibu gunakan:
Apa yang Bapak/Ibu lihat dalam proses tersebut? (Peristiwa)
Apa yang Bapak/Ibu rasakan sehubungan dengan proses yang Anda alami? (Perasaan)
Apa hal yang bermanfaat dari proses tersebut? (Pembelajaran)
Apa umpan balik yang Anda dapatkan? (Pembelajaran)
Apa yang ingin Anda perbaiki atau tingkatkan agar ini berdampak lebih luas? (Penerapan)
Anda tidak ditugaskan untuk melaporkan implementasinya ke dalam LMS. Namun pada pendampingan individu berikutnya, Sebagai informasi tambahan, pada kunjungan pendampingan individu ke-4, Anda juga akan memiliki kesempatan untuk mendemonstrasikan pembelajaran sosial dan emosional di hadapan Pengajar Praktik. Kami berharap, Bapak/Ibu tetap menerapkan pembelajaran sosial dan emosional di kelas dan juga terus mengajak rekan guru lain untuk menerapkannya juga.
“Kita akan lebih mudah memahami dan menghadapi masalah yang timbul, jika saja kita mau mengakui bahwa kita juga punya kelemahan dan ketakutan yang sama.”
(Rusdy Rukmarata, Budayawan)
Mengetahui tidak cukup, kita harus menerapkan. Kemauan saja tidak cukup, kita harus melakukan
(Bruce Lee)
Jurnal Refleksi Dwimingguan