EKSPLORASI KONSEP MODUL 2.2


KASUS 1

Saat itu jam pelajaran terakhir. Sebelum rapat panitia besar ulang tahun sekolah untuk memfinalisasi acara, Bapak Eling masuk ke kelas 9 untuk mengajar mata pelajaran PPKN. Sejak pagi, Bapak Eling sudah mengajar 3 kelas yang berbeda secara berurutan. Pada pelajaran ini, anak-anak diizinkan menggunakan gawai mereka untuk mengerjakan proyek kelompok. Setelah beberapa saat Bapak Eling melakukan pengecekan apakah setiap murid bekerja sesuai tugas dan tanggung jawab mereka. Saat mendekati meja salah satu murid, Diana, Pak Eling mendapati muridnya itu sedang menggunakan gawainya untuk mengerjakan tugas pelajaran lain. Bapak Eling spontan mengeluarkan kata-kata dengan nada tinggi. “Jadi ini yang dari tadi kamu lakukan?” Seisi ruang kelas terkejut. Wajah Diana memerah. Ia tampak malu dan tidak menyangka Bapak Eling merespon sekeras itu.Jawablah pertanyaan berikut.


Tanggakapan CGP Kasus 1

Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat dan jelas. Jawab : (1). situasi yang dihadapi oleh Bapak Eling adalah kelelahan dan jenuh dalam melakukan pekerjaan yang beruntun dan kekesalan yang akibat salah satu murid tidak mengindahkan instruksinya dengan mengerjakan tugas matapelajaran lain. Berdasarkan pemahaman tentang KSE kesadaran diri yang berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness( yang sudah dipelajari, bagaimana Bapak Eling dapat merespon situasi dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan anda. Jawab : (2). Komponen kesadaran diri yang diabaikan oleh Bapak Eling adalah ketidakmampuannya mengidentifikasi emosi dalam diri sehingga kehilangan pertimbangan prasangka dan tidak dapat menghubungkan antara perasaan, pikiran terhadap nilai-nilai dalam menuntun. Sebaiknya sebelum mengajar, Bapak Eling memperaktekkan hal mendasar dan sederhana untuk melatih dan menyadari napas. Teknik yang dipakai dikenal dengan STOP. Dimulai dengan Stop (berhenti sejenak) – Take abreath (ambil napas panjang) – Observe (amati sensasi yang terjadi pada tubuh kita, baik berupa perasaan, pikiran maupun lingkungan) – Proceed (selesai dan lanjutkan). Hal ini akan membawa kesadaran penuh membawa focus kembali dan bisa dikenali dan diterima bahkan dikelola untuk menumbuhkan empati pada orang lain. Marahnya Bapak Eling dapat dikendalikan dengan sebuah kenyamanan bersama.


KASUS 2

Setelah kegiatan belajar-mengajar berakhir, Bapak Eling memimpin rapat panitia besar yang akan memutuskan revisi akhir acara. Rapat yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam menghasilkan tugas baru bagi Pak Eling untuk mempelajari perubahan proposal acara. Pak Eling perlu memastikan semua perencanaan, pengaturan personil, dan pengaturan anggaran sudah tepat. Sesuai rencana, panitia acara sudah harus mulai bekerja setelah proposal disetujui oleh kepala sekolah. Oleh karena itu, Bapak Eling diminta untuk mengirimkan proposal ini kepada kepala sekolah selambat-lambatnya lusa. Karena mendahulukan proposal ini, Bapak Eling pun lupa menyiapkan rubrik untuk pembelajaran PPKN keesokan harinya. Paginya, Bapak Eling, masuk kelas dan lupa mengunduh rubrik proyek PPKN sehingga proses pembelajaran sempat tersendat.

Pada akhirnya, semua pekerjaan tidak ada yang terselesaikan sampai sehari sebelum hari pengumpulan.

Tanggapan CGP Kasus 2

Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat dan jelas. Jawab : (1). situasi yang dihadapi oleh Bapak Eling saat itu adalah kelelahan dan kegiatan yang padat. Bebanya tanggung jawabnya makin berat akibat tenggang waktu penyelesaiannya yang mendesak. Hal tersebut menyebabkan konsentrasi dan control diri yang lemah serta kurang focus. Akibatnya terdapat tugas penting yang terlupakan.

Berdasarkan pemahaman tentang KSE Manajemen diri yang berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah dipelajari, bagaimana Bapak Eling dapat merespon situasi dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan anda. Jawab : (2). Bapak Eling seharusnya melakukan kolaborasi dalam pembenahan proposal. Waktu yang kasif akan sangat memberatkan untuk tugas ganda di sekolah. Seharusnya ada keterampilan merancang dan mengoorganisir. Salah satu jalan keluarnya adalah membuat jurnal kegiatan. Bukan hanya waktu tiap bagian namun bisa berkolaborasi dalam merevisi proposal dengan mempercayakan pada kawan yang memiliki kemampuan dalam bidangnya. Semuanya dituangkan dalam jurnal. Begitu pula dengan jadwal mengajar dan bagian pekerjaan yang akan dilakukan. Manajemen diri ini akan bisa mewujudkan rancangan tujuan pribadi dan bersama dalam komunitas sekolah.