Resume singkat
PAPARAN VIDEO VIRTUAL Dr. IRWAN SYAHRIR M.Pd TENTANG FILOSOFI PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA
Terdapat dua hal penting tentang Pendidikan dari Ki Hajar Dewantara. Pertama adalah pendidikan merupakan tempat bersemayamnya budi. Budi yang dimaksud adalah Budi kebudayaan. Koneksi antara pendidikan dan kebudayaan merupakan pondasi untuk menjemput kebudayaan yang dicita-citakan serta membentuk peradaban. Pendidikan dan Kebudayaan tidak terpisahkan. Dua hal yang terikat sangat erat.
Kedua adalah perubahan. Sifatnya adalah kekal. Sebagai ilustrasi, diberikan contoh tentang tata surya yang beragam bentuk dan juga ciri khasnya sendiri. Semua selalu bergerak, begitupula dengan kebudayaan. Harus terus berputar bergerak sesuai dengan kodrat. Jika berhenti tentu akan terjadi kefatalan. Begitu pun dengan pendidikan maupun kebudayaan. Harus terus bergerak dengan seiring perubahan zaman dan alam. Planet-planet memiliki ukuran yang tidak sama begitu pula dengan kebudayaan. Tentu memiliki perbedaan di setiap daerah. Ini harus dipandang sebagai sebuah kekayaan bangsa.
Sisi Pendidikan, tentunya hal tersebut bisa berlaku. Setiap anak yang tidak ada yang sama. Walaupun kembar identik. Kemungkinannya setiap anak akan memiliki hal yang berbeda. Tentunya akan dapat bergerak dengan kodratnya sendiri dalam kehidupannya.
Bagaimana kerangka perubahan dalam filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara? Pengaruh pertama yaitu kodrat. Hal ini terbagi atas dua, yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. suasana pantai dan pegunungan tentu memiliki topografi yang berbeda. Bagaimana kondisi pantai dan pegunungan? Tentu akan berbeda pula cara memanfaatkannya. Musim juga demikian beragam di belahan bumi. Wilayah tertentu hanya memiliki musim panas dan hujan. Contohnya Indonesia. Namun Belanda mengalami empat musim. Pola kehidupan masyarakatnya tentu tidak sama. Indonesia memiliki cara mendidik yang berbeda dengan Belanda. Itulah kodrat alam tergantung tantangannya. Revolusi teknologi pun bukan kemustahilan karena zaman terus berkembang.
Prinsip-prinsip melakukan perubahan itu bisa dikategorikan dalam tiga hal. Pertama menjaga nilai-nilai budaya. Prinsip ini harus tetap terpelihara. Itulah yang disebut dengan kontinuitas. Kedua adalah memperkuat nilai kemanusiaan. Prinsip inilah yang dikenal dengan istilah konvergensi. Ketiga yakni menghargai keragaman yang ada. Hal ini merupakan prinsip konsentris. Pendidikan seperti halnya petani yang sedang menanam padi ataupun jagung. Banyak hal yang mempengaruhinya. Keadaan tanah, jenis pupuk, gulma, musim, topografi ataupun bibit yang digunakan. Tentu memiliki pola tersendiri untuk memelihara kedua jenis tanaman. Menanam di dataran rendah akan berbeda dengan dataran tinggi tentunya. Setiap petani pun memiliki teknik tersendiri. Bahkan dibutuhkan inovasi dan kreativitas dalam mengolahnya untuk memberikan hasil yang memuaskan.
Sebenarnya apa yang berubah? Hal yang paling penting adalah budi. Secara luas dapat dijabarkan sebagai pekerti budi pekerti. Secara harfiah terbagi dari dua yaitu budi dan pekerti dalam Bahasa Indonesia. Budi Itu mencakup cipta, rasa dan karsa. Sedangkan pekerti adalah tenaga yang harus seimbang. Pendidikan Harus konsentrik dan seimbang. Jika tidak seimbang akan ada ketidaksempurnaan. Budi pekerti akan membawa anak-anak pada kebijaksanaan. Keharusan untuk memandang anak dengan baik akan mengarah pada pembelajaran yang berorientasi pada anak. Inilah yang dimaksud dalam istilah “menghambah pada anak.” Mencari tahu kebutuhannya dalam pengajaran. Suci hati mendekati sang anak tidak untuk meminta sesuatu hal namun untuk berhamba pada sang anak itu sendiri. Artinya kegiatan pembelajaran berpusat pada anak. Ini hal utama dan esensial untuk peserta didik dalam pembelajaran.
Sekelumit Resume Suhardin, Kendari, 19 Mei 2022.