Vicon dengan Instruktur : Dr. Nana Suryana, S.Pd.,M.Pd yang Menginspirasi
Kendari, Rabu-15Juni 2022
Kendari, Rabu-15Juni 2022
Menjelang siang, kegiatan pengolahan nilai semester saya hentikan. Salat zuhur dan santap siang dilakukan setelah meluruskan pinggang yang mulai lelah. Lama tertunduk di depan daftar nilai membuat mata mulai sayup. Situasi itu menjadi tantangannya siang ini. Beberapa saat lagi kegiatan vicon bersama instruktur akan dimulai. Itulah sebabnya istirahatnya bukan di tepat tidur, tetapi dilantai ruang tengah. Sejenak menyimak siaran langsung pertandingan bulu tangkis. Minggu ini adalah Indonesia Open digelar. Hampir pukul 14.00 Wita saya pun berpindah tempat.
Saya memastikan kembali jadwal yang ada pada LMS. Rupanya tepat, Rabu 15 Juni 2022 pukul 13.00 hingga 14.30 Wib. Artinya lima belas menit lagi kegiatannya dimulai. Menata alptop diruang tamu rupanya hanya sejenak. Hujan yang turun menyebabkan cahayanya meredup. Berpindah ke ruang makan bukan tanpa masalah. Sinyal mulai menghilang sdikit akibat cuaca yang tidak medukung. Rupanya masalah itu juga terjadi pada CGP lainnya. Bahkan Instruktur pun kadang menghilang dari layer vicon.
Paparan materinya menarik. Tidak lepas dari nilai-nilai dan peran dari guru penggerak. Cara kerja otak manusia menjadi paparan pembuka dari Dr. Nana Suryana, S.Pd.,M.Pd. Dibagian akhirnya diungkapkan tentang ligkungan pengaruh seorang guru penggerak memalui diagram lingkar yang menarik. Pada sela-sela paparannya, beliau menyuguhkan pertanyaan dan dijawab melalui kolom chat.
Inilah jawaban yang saya berikan. Suhardin (SMPN 17 kendari) Pertama yang mencerahkan adalah Cara berpikir manusia yang lamban dan cepat. Hal tersebut saling mendukung dan tidak terpisahkan satu sama lain. Cara berpikir hewan ini rupanya ada dalam cara berpikir manusia. Kedua yang mencerahkan bagiamana hubungan hirarki yang berkaitan era tantara nilai-peran-pengaruh lingkungan – motivasi instrisik – kodrat diri – aksioma pilihan. Namun kesemuanya itu mengarah pada keperpihakan murid dalam mewujudkan belajar – merdeka – belajar dalam meraih kesejahteraan dan pemenuhan kebutuhan diri siswa. Kedua hal inilah yang penting dalam mengambil peran guru untuk tergerak-bergerak-menggerakan.
Inilah Refleksi 4 – P yang diberikan diakhir perjumpaan hari ini. Bagaimana tanggapan yang saya berikan?
PERISTIWA: Momen yang paling mencerahkan bagi saya pada sesi hari ini adalah ...
Materinya sangat menarik untuk menjawab pertanyaan yang muncul di benak sebelum sesi dimulai. Bagaimana Otak seorang guru penggerak untuk mampu bergerak dalam memberikan pengaruh sehingga dapat peduli dan perhatian dengan lingkungannya (siswa, sekolah, masyarakat dan komunitasnya)?
Inilah alur berpikir yang saya tanggap dari pemaparan yang terjadi hari ini. Rupanya sistem kerja otak manusia yang kompleks bertujuan memenuhi kebutuhan hidup dengan menunjang aktivitasnya (pengambilan keputusan, emosi, resiko, ancaman, konsep, strategi, keratif dll). Penyesuaian itulah yang memberikan efek perilaku, salah satunya belajar dalam merangkai makna merdeka sesuai kodratnya. Semua dilakukan dalam proses pendidikan (formal maupun non formal). Karena pada hakekatnya, posisi manusia dalam pendidikan ini menjadi jembatan keselamatan dan kebahagiaannya. Upaya tersebut dilakukan melalui relasi dan kontribusi yang digapai dengan kekuatan sendiri. Setiap orang ingin hidup secara merdeka. Namun kebebasan yang bagaimana? Inilah pentingnya manusia merdeka yang berbudaya. Rupanya, semua ini tidak terlepas dari aksioma pilihan dalam kehidupannya. Hal-hal tersebut juga menjadi aturan penting bagi pendidik. Utamanya untuk menjadi teladan dalam menuntun dan menumbuhkan karakter dalam tindakan dan pikirannya. Perilaku yang dimaksud adalah mewujudkan profil pelajar pancasila. Seorang guru harus bisa memegang peran dalam berpengaruh. Memberikan pengaruhnya bukan hanya datang dari diri akan tetapi harus ada yang berasal dari orang lain, institusi bahkan lingkungan masyarkat. Lima nilai guru penggerak yang menjadi acuannya dilakukan dengan lima keterampilan (kesadaran diri, keterampilan relasi, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan pengembilan keputusan yang beretika dan bertanggung jawab) sehingga memunculkan empat kebiasaan (berpikir system, memahami perubahan, berpikir asset dan membangun keselarasan).
PERASAAN: Pada momen tersebut saya merasa bagaikan mendapatkan sebuah ilmu pengetahuan yang mendalam tentang cara berpikir untuk bisa tergerak, bergerak dan menggerakkan.
PEMBELAJARAN: Sebelumnya saya berpikir bahwa mengemban sebagai guru penggerak memiliki tantangan yang begitu berat dan penuh rintangan ternyata dengan memahami nilai, peran dan cara berpikir serta berperilaku semoga bisa mengatasi hal-hal negative yang dipikirkan.
PENERAPAN KE DEPAN: Untuk menerapkan pemahaman saya hari ini, maka yang pertama kali akan saya lakukan adalah Memulai dari diri untuk tergerak lalu berupaya memotivasi diri dalam bergerak sehingga nantinya bisa mewujudkan diri sebagai guru yang dapat menggerakkan. Berupaya mamainkan peran dengan memahami kemampuan yang dimiliki serta mempu menerapkan nilai dan peran sebagai guru penggerak dalam kegiatan pembelajaran.