Manajemen Pendidikan di Indonesia

Tanggal postingan: Aug 06, 2011 8:53:25 PM

BAB I

PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG

Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas SDM bangsa tersebut. Kualitas SDM tergantung pada tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan yang visioner, memiliki misi yang jelas akan menghasilkan keluaran yang berkualitas. Dari sanalah pentingnya manajemen pendidikan diterapkan.Manajemen pendidikan merupakan hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan, sehingga menghasilkan keluaran yang diinginkan. Kenyataannya, banyak institusi pendidikan yang belum memiliki manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya.Manajemen yang digunakan masih konvensional, sehingga kurang bisa menjawab tantangan zaman dan terkesan tertinggal dari modernitas. Hal ini mengakibatkan sasaran-sasaran ideal pendidikan yang seharusnya bisa dipenuhi ternyata tidak bisa diwujudkan. Parahnya, terkadang para pengelola pendidikan tidak menyadari akan hal itu.Manajemen pendidikan merupakan suatu proses untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium, dsb untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.Dalam perkembangannya, manajemen pendidikan memerlukan Good Management Practiceuntuk pengelolaannya. Tetapi pada prakteknya, ini masih merupakan suatu hal yang elusif. Banyak penyelenggara pendidikan yang beranggapan bahwa hal tersebut bukanlah suatu hal yang penting.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasaarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:“bagaimana cara mewujudkan manajemen pendidikan yang baik agar tujuan pendidikan dapat tercapai?”

BAB IIPEMBAHASAN

A. ORGANISASI1. Hakekat organisasiOrganisasi adalah suatu lembaga yang merupakan hasil proses pembagian dan penyatuan usaha yang ditujukan kea rah tercapainya suatu tujuan. Banyak ahli yang mendefinisikan tentang pengertian organisasi. Menurut James D. Mooney “organisasi adalah suatu bentuk kerjasama manusia untuk pencapaian tujuan bersama”. Menurut Thester I. Bernard “organisasi merupakan suatu sistem kerjasama dari 2 orang atau lebih, sesuatu yang tak terwujud dan tidak bersifat perseorangan dan sebagian besar mengenai hal-hal hubungan”.Menurut J. M. Gaus : organisasi adalah tata hubungan antar orang-orang untuk dapat memungkinkan tercapainya tujuan bersama dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab.Setiap manusia memiliki keinginan untuk berorganisasi yang berarti harus bekerja sama dengan orang lain. factor-faktor yang mendasari manusia dalam berorganisi meliputi: factor spesialisasi, koordinasi, tujuan, prosedur kerja dan dinamika lingkungan.Suatu organisasi mempunyai unsur-unsur yang mendukung organisasi tersebut. Unsur-unsur organisasi meliputi: manusia (man), kerja sama (team work), tujuan bersama, peralatan, lingkungan, kekayaan alam dan kerangka konstruksi mental organisasi itu sendiri.Manusia(Man) : dalam keorganisasian, manusia sering disebut sebagai pegawai atau personel yang terdiri dari semua anggota organisasi tersebut yang menurut fungsidan tingkatannyaterdiri dari pimpinan(administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, manajer yang memimpin tiap-tiap satuan unit kerja yang sudah dibagikan sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan para pekerja.Kerjasama(Team Work) suatu kegiatan bantu-membantu antar sesama anggota oeganisasi yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. oleh karena itu, anggota organisasi dibagi menjadi beberapa bagian sesuai fungsi, tugas dan tingkatannya masing-masing.Tujuan bersama : adalah arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan merupakan titik akhir dari apa yang diharapkan atau dicapai dalam organisasi. Setiap anggota sebuah organisasi harus mempunya tujuan yang sama agar organisasi tersebut dapat berjalan sesuai dengan keinginan bersama.Peralatan (Equipment) merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam organisasi seperti uang, kendaraan, gedung, tanah dan barang modal lainnya. Peralatan berbeda dengan lingkungan. Yang termasuk lingkungan meliputi: kondisi, tempat atau lokasi dan wilayah kegiatan.Unsur lain yang ada dalam organisasi adalah kekayaan alam dan kerangka konstruksi mental organisasi itu sendiri. Kerangka konstruksi mental yang baik juga menentukan keberhasilan suatu organisasi.2. Bentuk-bentuk organisasiMenurut pola hubungan kerja, lalu lintas wewenang dan tanggung jawab, maka bentuk organisasi dapat dibedakan sebagai berikut: 

B. MANAJEMEN

1. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah penggunaan efektif sumber tenaga manusia dan bukan manusia serta bahan-bahan materil lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan itu. Manajemen sebagai suatu proses sosial, meletakkan bobotnya pada interaksi orang-orang, baik orang-orang yang berada di dalam maupun di luar lembaga-lembaga formal, atau yang berada di atas maupun di bawah posisi operasional seseorang. Selain itu juga manajemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan.Peningkatan kualitas pendidikan bukanlah tugas yang ringan, karena tidak hanya berkaitan dengan permasalahan teknis, tetapi mencakup berbagai persoalan yang rumit dan kompleks, sehingga menuntut manajemen pendidikan yang lebih baik. Sayangnya, selama ini aspek manajemen pendidikan pada berbagai tingkat dan satuan pendidikan belum mendapat perhatian yang serius, sehingga seluruh komponen sistem pendidikan kurang berfungsi dengan baik. Lemahnya manajemen pendidikan juga memberikan dampak terhadap efisiensi internal pendidikan yang terlihat dari jumlah peserta didik yang mengulang dan putus sekolah.

2. Fungsi-fungsi Manajemen

Sampai saat ini, masih belum ada konsensus di antara baik praktisi maupun para teoritisi mengenai apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen. Sering pula disebut unsur-unsur manajemen.Secara umum, manajemen dapat dibagi menjadi 10 bagian, yaitu:

Sedangkan fungsi pokok manajemen pendidikan dibagi 4 macam:

Ada beberapa pendapat tentang fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh beberapa penulis, yaitu :

Louis A. Allen : Leading, planning, organizing, controlling

Prajudi Atmosukirjo : planning, organizing, directing atau actuating, controlling.

John Robert Beishline : perencanaan, organisasi, komando control

Henry Fayol : planning, organizing, coordinating, commanding, controlling.

Luther Gullich : planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting.

3. Prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan

Henry Fayol mengemukakan prinsip-prinsip manajemen yang dibagi menjadi 14 bagian, yaitu :

C. KEPEMIMPINAN

Pengertian Kepemimpinan.

Arti kepemimpinan dapat diuraikan sebagai suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang mengarah pada pencapaian tujuan dari suatu organisasi. Menurut Sutrisna (dalam Mulyasa, 2005: 107) kepemimpinan berarti “ proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu”.

Soepardi (dalam Mulyasa, 2005: 107) mendefinisikan kepemimpinan sebagai “kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, mamotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing,menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien”.

Dalam kepemimpinan, ada tiga hal yang saling berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan karakteristiknya, adanya pengikut, serta adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikut.

Gaya Kepemimpinan.

Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan pola perilaku seorang pemimpin yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya tentang apa yang dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindak untuk mempengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinannya.

Gaya kepemimpinan dapat dikaji melalui tiga pendekatan antara lain:

Studi mengenai pendekatan ini antara lain:

Sistem Kepemimpinan Likert. Likert mengembangkan teori kepemimpinan dua dimensi, yaitu orientasi tugas dan orientasi individu. Likert berhasil merancang empat system kepemimpinan seperti yang dikutip Thoha (dalam Mulyasa, 2005: 111), yaitu:

          c. Pendekatan Situasional

          Pendekatan ini menitikberatkan pada berbagai gaya kepemimpinan yang paling efektif diterapkan dalam situasi tertentu. 

          Berikut ini adalah beberapa studi kepemimpinan yang paling efektif diterapkan dalam situasi tertentu, yaitu:

Gaya kepemimpinan tersebut selanjutnya dikelompokkan ke dalam gaya efektif dan tidak efektif sebagai berikut:

Dalam hubungannya dengan peningkatan kinerja pegawai, teori ini dapat dipergunakan sebagai pegangan untuk melihat dan mengerti mengapa pegawai yang sakit atau kondisi fisiknya tidak baik tidak memiliki motivasi untuk bekerja; pegawai lebih suka bekerja dengan suasana menyenangkan; pegawai yang merasa disenangi oleh teman dan pemimpinnya memiliki minat untuk meningkatkan kinerja dibandingkan pegawai yang diabaikan; keinginana pegawai untuk memahami dan mengetahui sesuatu tidak selalu sama.

IV. MANAJEMEN MUTU TERPADU

1. Konsep Mutu. Mutu dianggap sebagai suatu yang membingungkan atau sulit untuk diukur. Mutudalam pendangan seseorang kadang bertentangan dengan mutu dalam pandangan orang lain. Mutu adalah sebuah filosofi dan metodologi yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda untuk menghadapi tekanan-tekanan eksternal (Edward Sallis: 2010: 33).Konsep mutu dalam TQM mempunyai kaidah yang relatif, memandang mutu sebagi sesuatu yang yang berasal dari produk atau layanan itu sendiri, bukan sebagai atribut atau layanan produk atau layanan. Definisi relatif mutu memiliki dua aspek. Pertama adalah menyesuaikan diri dengan spesifikasi. Kedua adalah memenuhi kebutuhan pelanggan (Edward Sallis: 2010: 56). Berikut hirarki konsep mutu menutrut Edward Sallis:

2. Hirarki Konsep MutuTQM adalah pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berfokus pada kualitas dan didasarkan atas partisipasi dari keseluruhan sumber daya manusia dan ditujukan pada kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan memberikan manfaat pada anggota organisasi (sumber daya manusianya) dan masyarakat. TQM juga diterjemahkan sebagai pendekatan berorientasi pelanggan yang memperkenalkan perubahan manajemen yang sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi. Proses TQM memiliki input yang spesifik (keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan), mentransformasi (memproses) input dalam organisasi untuk memproduksi barang atau jasa yang pada gilirannya memberikan kepuasan kepada pelanggan (output). Tujuan utama Total Quality Management adalah perbaikan mutu pelayanan secara terus-menerus. Dengan demikian, juga Quality Management sendiri yang harus dilaksanakan secara terus-menerus. Sejak tahun 1950-an pola pikir mengenai mutu terpadu atau TQM sudah muncul di daratan Amerika dan Jepang dan akhirnya Koji Kobayashi, salah satu CEO of NEC, diklaim sebagai orang pertama yang mempopulerkan TQM, yang dia lakukan pada saat memberikan pidato pada pemberian penghargaan Deming prize di tahun 1974 (Deming prize, established in December 1950 in honor of W. Edwards Deming, was originally designed to reward Japanese companies for major advances in quality improvement. Over the years it has grown, under the guidance of Japanese Union of Scientists and Engineers (JUSE) to where it is now also available to non-Japanese companies, albeit usually operating in Japan, and also to individuals recognised as having made major contributions to the advancement of quality.) Banyak perusahaan Jepang yang memperoleh sukses global karena memasarkan produk yang sangat bermutu. Perusahaan/organisasi yang ingin mengikuti perlombaan/ bersaing untuk meraih laba/manfaat tidak ada jalan lain kecuali harus menerapkan Total Quality. Penerapan Total Quality Management dipermudah oleh beberapa piranti, yang sering disebut “alat TQM”. Alat-alat ini membantu kita menganalisis dan mengerti masalah-masalah serta membantu membuat perencanaan

Salah satu alat (analisis) dalam Total Quality Manajemen adalah analisis SWOT (Strengths, Weaknsses, Opportunuities, and Threatsa. Definisi Analsis SWOTAnalisis SWOT merupakan salah satu analisis pilihan (strategic chice) yang sudah sangat populer. Dlam bahasan ini, analisis SWOT akan digunakan sebagai instrument analisis yang dapat memkaiinstrumen lain yang lebih sesuai atau memadai dengan lokus-lokus yang telah di tentukan dalam simulasi sub kelompok atau kelompok.

SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknsses, Opportunuities, and Threats (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman). Analisis SWOT sudah menjadi alat yang umum dugunakan dalam perencanaan strategis pendidikan, namun ia tetap merupakan alat. Efektif dalam menempatkan potensi institusi. SWOT dapat dibagi ke dalam dua elemen, analisa internal yang berkonsentrasi pada prestasi institusi itu sendiri dan analisa lingkungan.

Uji kekuatan dan kelemahan pada dasarnya merupakan audit internal tentang seberapa efektif performa institusi. Sementara peluang dan ancaman berkonsentrasi pada konteks eksternal atau lingkungan tempat sebuah institusi beroperasi.

Analisa SWOT bertujuan untuk menemukan aspek-aspek penting dari hal-hal tersebut di atas: kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Tujuan pengujian ini adalah untuk memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, mereduksi ancaman dan membangun peluang.

Aktivitas SWOT dapat diperkuat dengan menjamin analisa tersebut berfokus pada kebutuhan pelanggan dan konteks kompetitif tempat institusi beroperasi. Ini adalah dua variable kunci dalam membangun atau mengembangkan strategi jangka panjang institusi. Strategi ini harus dikembangkan dengan berbagai metode yang dapat memungkinkan institusi mampu mempertahankan diri dalam menghadapi kompetisi serta mampu memaksimalkan daya tariknya bagi para pelanggan.

Jika pengujian tersebut dipadukan dengan pengaduan visi dan nilai, maka akan ditemukan sebuah identitas yang berbeda dari para pesaingnya. Begitu sebuah identitas disitingtif mampu dikembangkan dalam sebuah institusi, maka karakteristik mutu dalam institusi tersebut akan menjadi lebih mudah diidentifikasi.

Analisis SWOT secara sederhana mudah dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternalnya. SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan (Johnson, dkk., 1989; Bartol dkk., 1991).

Jika hal ini digunakan dengan benar, maka dimungkinkan bagi sebuah sekolah untuk mendapatkan sebuah gambaran menyeluruh mengenai situasi sekolah itu dalam hubungannya dengan masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan yang lain, dan lapangan industri yang dimasuki oleh murid-muridnya. Sedangkan pemahaman mengenai faktor-faktor eksternal, (terdiri atas ancaman dan kesempatan), yang digabungkan dengan suatu pengujian mengenai kekuatan dan kelemahan akan membantu dalam mengembangkan sebuah visi tentang masa depan.

Prakiraan seperti ini diterapkan dengan mulai membuat program yang kompeten atau mengganti program-program yang tidak relevan dengan program yang lebih inovatif dan relevan.

Analisis SWOT terhadap manajemen Pendidikan di Indonesia

c. Peningkatan Mutu dan Relevan Pendidikan dengan analalisis SWOT

3. Syarat syarat pelaksanaan TQM dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut.a. Setiap perusahaan/organisasi harus secara terus meneurus melakukan perbaikan mutu produk dan pelayanan sehingga dapat memuaskan para pelanggan.b. Memberikan kepuasan kepada pemilik, pemasok, karyawan, dan para pemegang saham.Memiliki wawasan jauh ke depan dalam mencari laba dan memberikan kepuasan.c. Fokus utama ditujukan pada proses, baru menyusul hasil.d. Menciptakan kondisi di mana para karyawan aktif berpartisipasi dalam menciptakan keunggulan mutu.e. Ciptakan kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan dan aktif memotivasi karyawan bukan dengancara otoriter sehingga diperoleh suasana kondusif bagi lahirnya ide-ide baru.f. Rela memberikan ganjaran, pengakuan bagi yang sukses dan mudah memberikan maaf bagi yang belum berhasil/berbuat salah.g. Setiap keputusan harus berdasarkan pada data, baru berdasarkan pengalaman/ pendapat.h. Setiap langkah kegiatan harus selalu terukur jelas sehingga pengawasan lebih mudah.i. Program pendidikan dan pelatihan hendaknya menjadi urutan utama dalam upaya peningkatan mutu.

V. NEED ANALISIS BERVADAI BENTUK MANAJEMEN

Proses manajemen akan berjalan lebih optimal jika diawali dengan analisa kebutuhan training yang tepat. Dalam hal ini terdapat tigas jenis analisa kebutuhan training atau training need analysis yang bisa di-eksplorasi, yakni : task-based analysis, person-based analysis, dan organizational-based analysis. Analisis kebutuhan manajemen dapat dilihat dari:

1. Task Analysis

Analis yang berfokus pada kebutuhan tugas yang dibebankan pada satu posisi tertentu. Tugas dan tanggungjawab posisi ini dianalisa untuk diketahui jenis ketrampilan apa yang dibutuhkan. Dari sini, kemudian dapat ditentukan jenis training semacam apa yang diperlukan. Jadi dalam analisa ini, yang menjadi fokus adalah tugas posisi, bukan orang yang memegang posisi tersebut.

Melalui metode task analysis ini, kita kemudian bisa menyusun semacam kurikulum manajemen yang bersifat standard dan terpadu. Artinya, melalui analisa tugas dan spesifikasi yang dibutuhkan oleh setiap posisi, maka kita kemudian bisa merumuskan jenis-jenis manajemen tertentu untuk setiap posisi tersebut. Beragam jenis manajemen ini kemudian distandardkan dan menjadi manajemen yang wajib diikuti oleh setiap orang yang menduduki posisi tersebut

2. Person 

AnalysisAnalis yang berfokus pada level kompetensi orang yang memegang posisi tertentu. Analisa ditujukan untuk mengetahui kekurangan dan area pengembangan yang dibutuhkan oleh orang tersebut. Dari sini, kemudian dapat disusun jenis training apa saja yang diperlukan untuk orang tersebut.

Dalam analisa ini biasanya telah ditetapkan beragam jenis kompetensi dan juga standar level kompetensi yang diperlukan untuk suatu posisi tertentu. Misal, untuk posisi manajer diperlukan penguasaan terhadap 8 jenis kompetensi (misal, kompetensi leadership, communication skills, dll). Kemudian juga telah ditetapkan, bagi para manajer maka standard level untuk ke-8 jenis kompetensi itu adalah 5 (dari skala 1 – 5). Langkah berikutnya adalah para manajer akan di-ases untuk melihat level kompetensi-nya, apakah ia sudah berada pada level 5 untuk semua jenis kompetensi itu atau belum. Jika belum, pada jenis kompetensi apa saja. Misal, ia masih perlu perbaikan dalam kompetensi communication skills. Maka bagi yang bersangkutan diberikan training mengenai communication skills.

3. Organizational 

AnalysisAnalisa kebutuhan manajemen yang didasarkan pada kebutuhan strategis perusahaan dalam merespon dinamika bisnis masa depan. Kebutuhan strategis perusahaan dirumuskan dengan mengacu pada dua elemen pokok.

4. CorporateStrategySebagai misal, sebuah bank akan lebih agresif untuk memasuki pasar usaha kecil dan menengah. Untuk itu diperlukan keahlian dalam membidik pasar UKM. Disini pihak pengelola training bisa merancang serangkaian training yang ditujukan untuk membekali para bankirnya dengan kemampuan teknis mengenai UKM.

Contoh lain, sebuah perusahaan memiliki budaya perusahaan dimana salah satu elemen values yang ingin dikembangkan adalah customer focus. Berdasar ini maka pihak pengelola training bisa merancang program manajemen customer service, dan mewajibkan segenap karyawan pada semua level untuk mengikuti program manajemen ini.

VI. PREDIKSI PENDIDIKAN MASA DEPAN DAN KEMAJUAN IPTEK DAN SENI

Pendidikan masa depan dari krisis pendidikan itu sendiri, transformasi masyarakat dan menuju pendidikan masa depan yag diharapkan.

1. Krisis Pendidikan di Indonesia

2. Transformasi Masyarakat

Memasuki masyarakat industri modern, Indonesia sedang mengalami proses. Proses itu meliputi mengaplikasikan IPTEK dalam proses produksi yang juga membawa serta nilai-nilai baru yaang akan mempengaruhi, mengubah serta menggiring tingkah laku manusia ke dalam pola-pola berpikir, merasa dan bertindak, yang berlainan dengan pola pikir sebelumnya. Dua lapisan nilai yang akan terkena dalam proses transformasi budaya, yaitu: nilai-nilai intrinsik suatu masyarakat dan nilai-nilai instrumental

Proses transformasi itu merupakan suatu jalinan yang kompleks yang saling terkait dan terdiri dari: Globalisasi, Struktur ekonomi, Politik-ideologi, Budaya nasional, Manusia dan masyarakat, IPTEK, Informasi

Peranan poros-poros transformasi jika ditinjau dari implikasinya dalam pendidikan nasional maka berkisar pada empat titik kritis SISDIKNAS yaitu: Mutu pendidikan, Relevansi, Identitas Manusia Indonesia Pancasila, Pengelolaan SISDIKNAS itu sendiri dan Poros-poros Transformasi

Globalisasi merupakan gelombang budaya yang bersifat mundial, dimana melanda cara berpikir, makan, berpakaian dan tingkah laku manusia. Sehingga terjadi krisis identitas bangsa, untuk mengatasi krisis ini perlu dipupuk dan dikembangkan yaitu ketahanan nasional

Perubahan struktur ekonomi dari ekonomi yang terutama berdasarkan pertanian ke ekonomi, berdasarkan industri akan mengubah cara hidup dan berpikir bangsa ini. Hal ini dipersiapkan untuk memasuki dunia industri modern. Untuk mempersiapkan SISDIKNAS dalam masyarakat modern ada 2 jenis pendekatan mengenai fungsi pendidikan yaitu: Pendidikan dilihat sebagai picu pertumbuhan masyarakat masa depan dan pandangan efisiensi sosial sebagai proses.

Tujuan nasional sebagai ideologi dasar dari masyarakat dan bangsa kita menjiwai terbentuknya masyarakat industri modern, ideologi pembangunan untuk jangka panjang.

3. Perspektif Masyarakat Masa 

DepanMasyarakat Indonesia ke depan akan menjadi masyarakat Industri. Salah satu program yang dapat menyiapkan dan merekayasakan arah perkembangan masyarakat Indonesia masa depan adalah pendidikan. Program pendidikan merupakan dinamisator pengembangan manusia

Aspek kehidupan nilai masyarakat masa depan yang didominasi oleh masyarakat industri berdasarkan nilai-nilai pancasila. Akan tetapi nilai-nilai kehidupan masyarakat mengalami perubahan seiring perkembangan IPTEK.

Perubahan nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia sebagai berikut:a. Sebelum orde baru, melliputi: nasionalisme, patriotisme, nilai-nilai paguyuban.b. RPJP I(1969-1994) meliputi: Intelektualisme, materialism, nilai-nilai urban dan-sub urbanc. RPJP II (1994-2019) meliputi: Intelektualism, hedonism, Individualism dan Industrialismed. RPJP III (2019-2044) meliputi: intelektualisme, inovatif, kehidupan kembali nilai-nilai moral dan agama dan kesenian

Untuk mewujudkan suatu pendidikan, kita dibutuhkan Sistem Pendidikan Nasionla (SISDIKNAS). SISDIKNAS yang Diperlukan Masyarakat Masa Depan

Masyarakat akan terus berubah dan membawa nilai-nilai baru. Ada nilai yang sejalan dan ada pula yang bertentangan. Tugas dan peranan dari SISDIKNAS pada abad XXI yaitu:a. Menjaga, melestarikan, dan mengembangkan nilai-nilai luhur bangsa.b. Meningkatkan mutu pendidikan aspek akademik, religio mental, dan aspek ketenagakerjaan

Peranan Lembaga-Lembaga Pendidikan untuk Masyarakat masa DepanLembaga-lembaga pendidikan tentunya tidak lepas dari tugas nasional baik dalam fungsinya untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia (Pasal 3 UU No.2 Tahun 1989)maupun dalam usaha mencapai tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya (pasal 4).

Tugas pendidikan nasional merupakan tugas seluruh masyarakat Indonesia. Semua masyarakat Indonesia ikut serta dalam membangun SISDIKNAS. Dalam keikutsertaan, ada beberapa unsur yang perlu mendapat perhatian, yaitu:a. Status kemitraan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat yang berkedudukan sama dalam SISDIKNAS.b. Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dapat mempunyai ciri khas (jati diri).

Kemajuan pendidikan masa depan tidak sepenuhnya ditentukan oleh peran pemerintah atau lembaga pendidikan, tetapi semua elemen masyarakat sangat berperan besar dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional sesuai dengan tuntutan perubahan zaman.

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULA

Untuk mewujudkan manajemen yang baik, setiap subjek manajemen harus menguasai apa saja yang dibutuhkan dalam manajemen itu sendiri. Untuk mewujudkan manajemen yang baik, subjek manajemen harus mengerti tentang organisasi, manajemen, kepemimpinan, analisis SWOT manajemen pendidikan, analisis kebutuhan manajemen dan prediksi manajemen pendidikan itu sendiri.

Organisasi, manajemen dan kebutuhan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Ketiganya harus saling mendukung dan mempengaruhi. Sedangkan analisis SWOT, analisis kebutuhan dan prediksi manajemen dibutuhkan agar manajemen pendidikan yang diharapkan dapat berjalan dengan baik.

B. SARAN

Setiap pemegang kekuasaan harus mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya agar manajemen pendidikan yang diharapkan dapat berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKAH.A.

R Tilaar. 2008. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosdakaryauharsimi Arikunto dan Lia Yuliana. 2009. Manajemen Pendidikan. Jogjakara: Aditya MediaMulyasa. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta