Selamat datang di Ruang SKI MA ARIFAH
GERAKAN PEMBARUAN DALAM ISLAM
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik menyusun konsep pembaruan dalam Islam
2. Peserta didik mampu membandingkan konteks sosial politik dari tokoh-tokoh pembaruan
Islam (Ali Pasha, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha,
Muhammad Iqbal)
3. Peserta didik mampu membandingkan dan menilai ide-ide pembaruan Islam dari para
tokoh pemaruan Islam ((Ali Pasha, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid
Ridha, Muhammad Iqbal)
4. Peserta didik mampu mengidentifikasi nilai-nilai positi gerakan pembaruan Islam dalam
bidang kehidupan politik, sosial, budaya, dan pendidikan Islam
A. Pengertian Pembaruan
Pembaruan dalam Islam adalah upaya-upaya untuk menyesuaikan paham
keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern. Dalam bahasa Arab, gerakan pembaruan Islam
disebut tajdid. Secara harfiah, tajdid berarti pembaruan dan pelakunya disebut mujaddid.
Istilah pembaruan baru terkenal dan populer setelah munculnya semangat
pemikiran dan gerakan pembaruan Islam, menyusul kontak politik dan intelektual
dengan Barat. Tepatnya abad XVIII, pada waktu itu baik secara politis maupun secara
intelektual, Islam telah mengalami kemunduran, sedangkan Barat dianggap telah maju
dan modern. Kondisi seperti itu menuntut umat Islam untuk melakukan pembaruan
dalam berbagai bidang.
Istilah tajdid itu sendiri memiliki arti lain yang lebih luas, di antaranya adalah
reformasi, purifikasi, modernisme dan sebagainya. Istilah yang beragam itu
mengindikasikan bahwa hal itu terdapat variasi entah pada aspek metodologi, doktrin
maupun solusi, dalam gerakan tajdid yang muncul di dunia Islam.
Gerakan pembaruan Islam dapat ditelusuri akarnya pada doktrin Islam itu sendiri.
Gerakan pembaruan mendapatkan momentum ketika Islam berhadapan dengan
modernitas pada abad ke-19. Kontak langsung antara Islam dan modernitas yang
berlangsung sejak Islam sebagai kekuatan politik mulai merosot pada abad ke-18
merupakan agenda yang menyita banyak energi di kalangan intelektual muslim