Selamat datang di Ruang SKI MA ARIFAH
KEMUNDURAN UMAT ISLAM
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi faktor penyebab kemunduran Islam .
2. Peserta didik mampu menghubungkan kemunduran umat Islam dengan penjajahan Barat
atas Dunia Islam.
3. Peserta didik mampu memberikan argument munculnya gerakan tajdid.
4. Peserta didik mampu menyusun hikmah dari munculnya gerakan tajdid.
A. Kejayaan Umat Islam
Istana Al-Hamra di Spanyol merupakan salah satu bukti dari kejayaan Islam di
Andalusia (Spanyol). Di India terdapat Taj Mahal yang kemudian menjadi ikon budaya
di India juga merupakan peninggalan dari Daulah Islam. Sebagian wilayah Eropa, Afrika
dan Asia pernah merasakan kemakmuran yang dicapai pemerintahan Islam. Islam
berhasil menanamkan nilai-nilai syariat dalam setiap sendi kehidupan manusia bahkan sendi-sendi pemerintahan Dalam bidang ilmu pengetahuan dan sains Ibnu Sina (Avicenna) telah
menunjukkan kepada dunia tentang betapa hebatnya ilmuwan muslim pada saat itu. Ibnu
Sina dikenal sebagai bapak Kedokteran dunia.
Ilmuwan Islam Al-Khawarizmi juga mengembangkan ilmu Matematika seperti
Aljabar (Algebra), Algoritma (Algorithm) yang kita kenal hingga sekarang. Angka-angka
yang kita pakai sekarang merupakan hasil penemuan ilmuwan Islam yang disebut dengan
”arabic numeral” menggantikan sistem bilangan Romawi yang sangat tidak fleksibel.
Pada saat munculnya Islam, bangsa Barat belum mengenal angka 0 (Nol), Islamlah yang
mengenalkan angka itu pada mereka.
B. Kemunduran Kerajaan Besar
Kemunduran Islam tidak lepas dari runtuhnya kerajaan-kerajaan Islam besar di
Jazirah Arab. Di antara gambarannya adalah kejayaan yang diraih oleh Daulah
Abbasiyah yang kemudian menuai kemunduran sampai dengan keruntuhannya.
Runtuhnya Daulah Abbasiyah bukan tanpa sebab. Setelah Daulah Abbasiyah
berhasil membumikan kejayaan dan keemasannya dalam berbagai bidang peradaban dan ilmu pengetahuan akhirnya runtuh juga. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi
runtuhnya Daulah Abbasiyah.
1. Faktor Internal.
Perebutan Kekuasaan di pusat pemerintahan yang terjadi antara penerus
Daulah Abbasiyah tidak terbendung. Bagi sebagian orang Arab, mereka masih
belum bisa melupakan pengaruh Daulah Umayyah karena pada masa daulah
tersebut, hampir semua penguasa berasal dari bangsa Arab. Namun bagi kalangan
non Arab (`Ajam) mereka juga menginginkan kekuasaan Daulah Abbasiyah
dipegang oleh keturunan mereka. Demikian halnya orang-orang Persia, mereka
menginginkan sebuah daulah dengan pemimpin yang berasal dari kalangan mereka.
Fanatisme kebangsan ini rupanya menjadi salah satu pemicu perpecahan di
dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah sehingga memunculkan sentimen tertentu
dikalangan bangsa-bangsa non Arab. Perselisihan yang semakin meruncing tersebut
kemudian berbuntut terhadap perebutan kekuasaan dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah.
Ketika memasuki masa kemunduran politik, perekonomian pun ikut
mengalami kemunduran yang drastis sehingga krisis ekonomi merusak tatanan
ekonomi pada masa itu. Kecenderungan para penguasa untuk hidup mewah,
mencolok dan berfoya-foya kemudian diikuti oleh para hartawan dan anak-anak
pejabat ikut menyebabkan roda pemerintahan terganggu dan rakyat menjadi miskin.
Munculnya daulah-daulah kecil yang memerdekakan diri merupakan faktor
yang paling sering muncul dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah. Kedudukan
khalifah yang tidak cukup kuat membuat para penguasa dan pelaksana pemerintahan
memiliki kepercayaan yang rapuh terhadap pemerintah pusat.
2. Faktor External
Perang Salib yang terjadi antara umat Islam dan Kristiani telah menanamkan
benih-benih permusuhan yang kuat antara umat Islam dan Kristen. Kebencian itu
semakin kuat setelah peraturan baru yang diterapkan oleh Daulah Bani Saljuk
menyulitkan orang-orang Kristen yang berkunjung ke Baitul Maqdis. Perang Salib
terjadi dalam beberapa gelombang dan banyak memakan korban dari pihak Islam
dan Kristen. Dampak dari perang salib tersebut, beberapa wilayah kekuasaan Islam berhasil dikuasai oleh tentara Kristen.
Dari bebepa pelajaran di atas, Syekh Amir Syakib Arselan mengungkap beberapa
alasan mengapa umat Islam mundur dan sulit untuk maju.
1. Umat Islam sudah tidak benar-benar mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan
syari`at, khususnya Alquran dan al-Hadis. Padahal itu adalah sumber pedoman hidup
kita agar bahagia dunia dan akhirat. Nabi SAW bersabda: “Aku tinggalkan bagimu
dua perkara, jika kamu berpegang teguh kepada keduanya kamu tidak akan tersesat
selama-lamanya yaitu kitab Allah dan Sunnah Rasul (hadis).
2. Umat Islam tidak mau bersatu dan terpecah belah. Padahal ummat Islam
diperintahkan untuk bersatu. Allah sudah mengingatkan kepada kita . QS. Ali Imran
: 103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
3. Mayoritas umat Islam terlalu cinta dunia dan takut mati. Kebanyakan umat Islam
lebih mementingkan kehidupan dunia dan melupakan akherat. Padahal jelas-jelas
kehidupan dunia ini hanya fatamorgana dan telah dicontohkan oleh generasi
pendahulu Islam mereka ikhlas betul dalam menjalankan misi sebagai hamba Allah
Swt tanpa melupakan kewajibannya untuk beribadah kepada Allah Swt.
4. Mundurnya umat Islam disebabkan hilangnya semangat Jihad. Jihad adalah satu
kesungguhan untuk berjuang di jalan Allah Swt. Jihad adalah perjuangan yang
sungguh-sungguh yang dilakukan karena panggilan Illahi, yaitu perjuangan
sungguh-sungguh dengan mengerahkan segala potensi dan kemampuan yang
dimiliki untuk mencapai tujuan, khususnya dalam mempertahankan kebenaran,
kebaikan dan keluhuran.