Selamat datang di Ruang SKI MA ARIFAH
PERKEMBANGAN ISLAM MASA KHULAFAURRASYIDIN
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menganalisis proses pemilihan Khalifah Abu Bakara sh-Shiddiq
2. Peserta didik dapat menganalisis proses pemilihan Khalifah Umar bin Khathab
3. Peserta didik dapat menganalisis proses pemilihan Khalifah Usman bin Affan
4. Peserta didik dapat menganalisis proses pemilihan Khalifah Ali bin Abi Thalib
5. Peserta didik dapat menganalisis substansi dan strategi dakwah Abu Bakar ash-Shiddiq
6. Peserta didik dapat menganalisis substansi dan strategi dakwah Umar bin Khathab
7. Peserta didik dapat menganalisis substansi dan strategi dakwah Usman bin Affan
8. Peserta didik dapat menganalisis substansi dan strategi dakwah Ali bin Abi Thalib
Pengangkatan Abu Bakar as-Shiddiq
Tatkala tersiar kabar tentang meninggalnya Rasulullah Saw, kaum muslimin
diliputi kebimbangan tentang siapa pengganti pemimpin mereka. Banyak diantara
mereka yang tidak mempercayai berita tersebut dan menganggap bahwa Rasulullah
Saw belum meninggal. Dalam keadaan seperti ini Abu Bakar berseru kepada seluruh
kaum muslimin dengan pidatonya: “Wahai sekalian manusia, barangsiapa yang
menyembah kepada Muhammad, maka Muhammad telah meninggal dunia. Dan
barangsiapa yang menyembah Allah, maka Allah tidak pernah akan mati selamanya”.
Abu Bakar kemudian membacakan firman Allah QS. Ali Imran (3) : 144.
“Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul; sebelumnya telah berlalu beberapa rasul.
Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)?
Barangsiapa berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun.
Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur. (QS. Ali Imran [3] : 144)
Dengan mendengar pidato Abu Bakar tersebut, kaum muslimin menyadari
bahwa Rasulullah Saw benar telah meninggalkan mereka, dan jika bukan karena
kebesaran jiwa Abu Bakar, mungkin kaum muslimin tidak bisa menerima kenyataan
tersebut.
Kebimbangan selanjutnya adalah tentang siapakah sosok yang dapat
menggantikan kepemimpinan Rasulullah Saw. Saat itu, kaum Anshar terbagi menjadi
dua golongan besar, Aus dan Khazraj. Mereka berkumpul di Saqifah Bani Saidah
(sebuah Balai Irung atau tempat pertemuan) bermaksud memilih pengganti Rasulullah
Saw dari kalangan mereka dengan menunjuk Saad bin Ubadah. Kaum Anshar merasa
berhak atas jabatan itu karena merekalah yang menolong kaum muslimin ketika hijrah ke Madinah.
Pertemuan di Saqifah Bani Saidah tersebut didengar oleh kaum Muhajirin.
Maka Abu Bakar, Umar diikuti sahabat yang lainnya menuju Saqifah Bani Saidah.
Muhajirin dan Anshar merasa berhak atas kepemimpinan itu, maka Abu Bakar
berkata: “Baik kami dari golongan Muhajirin maupun kalian golongan Ansor
merupakan saudara satu agama yang senantiasa menyeru kepada kebaikan melawan
kebatilan. Jika kalian menyebutkan tentang kebaikan-kebaikan yang telah kalian
lakukan, memang begitulah kenyataannya”.
Saat itu Abu Bakar bermaksud mempersilahkan kepada kaum Muhajirin dan
Anshar untuk memilih diantara Umar bin Khathab dan Abu Ubadah menjadi
pemimpin mereka, namun Umar bin Khathab berkata “Bukalah tanganmu Wahai Abu
Bakar, bukankah Rasulullah Saw telah menyuruhmu menjadi imam sholat bagi kaum
muslimin ? Jika Rasulullah Saw sudah percaya kepadamu mengenai soal agama, maka kami akan mempercayai engkau untuk urusan keduniaan, kami serahkan urusan
kepemimpinan ini kepada engkau, engkaulah orang kedua yang berada dalam gua
waktu itu, dan engkaulah orang yang paling dicintai Rasulullah Saw dari pada kami.
Kemudian Umar membai‟at Abu Bakar diikuti kaum muslimin. Dengan
demikian, selesai dan sempurnalah pemba‟iatan Abu Bakar, karena mayoritas kaum
muslimin membai‟atnya, dimana para sahabat terkemuka saat itu berada di Madinah,
kecuali Ali bin Abi Thalib yang sedang mengurus jenazah Rasulullah Saw.
Masa kepemimpin Abu Bakar yang sangat singkat yaitu 2 tahun 3 bulan 10
hari digunakan untuk menata kembali aqidah kaum muslim setelah tergoncang dengan
kepergian Rasulullah Saw. Abu Bakar wafat pada 21 Jumadil Akhir tahun 13 H/ 22Agustus 634 M. setelah menderita sakit selama kurang lebih 15 hari lamanya.
kemudian beliau dimakamkan di kamar Aisyah, disamping makam Rasulullah Saw.
Substansi dan Strategi Dakwah Abu Bakar as-Shiddiq
Masa kepemimpinan Abu Bakar yang singkat banyak dihabiskan untuk
mengatasi masalah-masalah yang muncul akibat wafatnya Rasulullah Saw. Berbagai
hal yang dilakukan Abu Bakar dalam kepemimpinannya tidak lain adalah ingin
mewujudkan stabilitas dan membangun kembali masyarakat muslim yang bersatu.
Beberapa strategi dilakukan Abu Bakar antara lain :
a. Peristiwa Riddah
Meninggalnya Rasulullah Saw banyak menimbulkan gejolak dikalangan
umat Islam, salah satunya adalah kaum murtad. Mereka menyatakan keluar dari
Islam, ada juga yang masih beriman dan menjalankan sholat tetapi tidak mau
menunaikan zakat karena beranggapan bahwa meninggalnya Rasulullah Saw
berarti menggugurkan kewajiban mereka untuk menunaikan zakat. Karena itu mereka menentang Abu Bakar.
Karena sikap keras kepala dan penentangan yang dapat membahayakan
agama dan pemerintahan, Abu Bakar menyelesaikan persoalan ini dengan apa
yang disebut perang Riddah (perang melawan keumurtadan). Khalid bin Walid
adalah jendral yang banyak berjasa dalam perang Riddah ini.
Masa pemerintahan Abu Bakar hampir sama dengan pada masa Rasulullah
Saw, bersifat sentral, kekuasaan legislative, ekskutif, dan yudikatif terpusat
ditangan khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, khalifah juga
melaksanakan hukum. Meskipun demikian, seperti halnya Rasulullah Saw, Abu
Bakar selalu mengajak sahabat-sahabatnya untuk bermusyawarah.
Kodifikasi al-Qur’an
Munculnya perang Riddah menimbulkan banyak korban termasuk para
penghafal Al-Qur‟an. Kenyataan ini sangat menghawatirkan dan merugikan. Oleh
karena itu Umar bin Khathab mengusulkan kepada Abu Bakar untuk
mengumpulkan tulisan-tulisan Al-Qur‟an menjadi satu buku.
Khalifah kemudian menunjuk Zaid bin Sabit untuk memimpin
pengumpulan ayat-ayat Al-Qur‟an tersebut. Zaid bin Sabit ditunjuk karena ia
adalah sosok pemuda yang cerdas dan berpengalaman mencatat ayat-ayat Al-
Qur‟an. Proses kodifikasi ini berlangsung hingga masa pemerintahan khalifah
ketiga Usman bin Affan.
Perluasan Wilayah
Setelah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, Abu Bakar
berkonsentrasi merealisasikan cita-cita Rasulullah Saw mengirimkan ekspedisi ke
perbatasan Syiria dibawah pimpinan Usamah. Selain itu Abu Bakar menugaskan
empat orang panglima yang berkonsentrasi mempersiapkan ekspedisi militer ke
Syam. Beliau mengirimkan lima devisi pasukan dengan tugas sebagai berikut :
1. Abu Ubaidah Ibn Jarrah, sahabat yang dijuluki amin hadzihi al-ummah (orang
terpercaya dari umat Islam) dikirimkan ke Himsh dan Humah
2. Yazid bin Abu Sufyan dikirim ke Damaskus
3. Syurahbil ibn Hasanah dikirim ke Yordania
4. Amr bin Ash dikirim ke Palestina
5. Ikrimah ibn Abu Jahal, pasukannya ditugaskan untuk selalu siap siaga
menyokong keempat devisi diatas bila membutuhkan bantuan.