Pram jadi anggota kehormatan PEN International yang ke-8

Pramoedya Jadi Anggota Kehormatan PEN International Yang ke-8

source: SiaR

JAKARTA (SiaR, 23/10/98), PEN Internasional Kanada dalam sidangnya bulan Oktober 1998 yang baru lalu dengan suara bulat memilih Pramoedya Ananta Toer sebagai Anggota Kehormatan PEN Internasional Canada. Penghormatan yang tinggi itu merupakan yang ke delapan setelah sebelumnya Pramoedya pun diangkat sebagai honorary member dari PEN Belanda (1978), PEN Jepang (1978), PEN Australia (1982), PEN Swedia (1982), PEN Amerika (1987), PEN Swis-Jerman (1989) dan PEN Inggris (1992).

Pada akhir Oktober ini, PEN Kanada merayakan Festival Pengarang International tahunannya selama 1O hari di Toronto. Dalam festival itu akan tampil dibacakan karya-karya Nadine Gordimer, Wole Soyinka dan Toni Morrison. Ketua festival, Greg Gatenby, sebenarnya ingin sekali Pramoedya Ananta Toer hadir di dalam festival bergengsi di tengah-tengah para sastrawan dunia itu, akan tetapi dia memaklumi bahwa rintangan bagi Pramoedya untuk hadir masih banyak sekali.

Karena itu, ketua penyelenggara festival memuutuskan mengatur kehadiran Pramoedya secara simbolik. Pada tiga lokasi di tempat festival membacakan karya-karya sastra para pengarang itu, akan selalu ditempatkan kursi kosong di atas pentas. Hal ini sebagai pertanda ketidakhadiran terpaksa yang dialami oleh Pramoedya.

Pramoedya Ananta Toer Rabu (21/10) lalu meluncurkan kembali buku "Hoakiau di Indonesia" yang pernah dilarang oleh Penguasa Perang Tertinggi (Peperti) pada 1960. Turut berbicara dalam acara yang diselenggarakan bersama oleh Garba Budaya, Komunitas Geni Jakarta dan Jaring itu adalah pemimpin redaksi TEMPO, Goenawan Mohamad, dan pengajar dari Universiti Kebangsaan Malaysia, Dr Sumit Kumar Mandal.***