Di New York Bumi Manusia mengulangi sukses

DI NEW YORK "BUMI MANUSIA" MENGULANGI SUKSES DI JAKARTA

NEW YORK (SiaR, 3/10/97), Karya Pulau Buru pengarang tenar Indonesia, Pramoedya Ananta Toer yang pernah meraih sukses di Jakarta dengan 10 kali cetak ulang dalam setahun pada 1980-1981 hingga dilarang Kajaksaan Agung RI pada 1981 kini kembali sukses di New York dengan mengalami 5 kali cetak ulang selama setahun, 1996-1997. Sebuah sukses yang luar biasa untuk ukuran buku non-Amerika di Amerika.

Menurut perkiraan, larisnya karya Pulau Buru tersebut berkaitan dengan sejumlah publikasi yang menyangkut nama si pengarang. Sebuah yang tak bisa dipisahkan dari penilaian positip yang diberikan oleh pers Amerika. "Orang Amerika kian kenal nama dan karya Pram beriringan dengan makin banyak orang AS yang ingin tahu keadaan sosial-politik di Indonesia," ujar seorang mahasiswa Indonesia yang tengah belajar di Cornell University kepada Siar melaui telepon.

Tetralogi Buru (Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca) diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Max Lane saat ia menjabat sebagai sekretaris Kedutaan Australia. Inisiatif itu menyebabkan ia ditarik oleh Kementerian Luar Negeri Australia hingga ia kehilangan pekerjaannya. Penerbit Penguin Australia untuk pertama kalinya menerbitkan terjemahan Bumi Manusia dalam edisi paperback. Dengan lisensi Penguin Australia, Penerbit William Morrow kemudian menerbitkannya dalam edisi luks pada tahun 1990- an. Setelah itu Penguin Amerika menerbitkannya dalam edisi paperback yang kemudian mencapai sukses pencetakan ulang sebanyak 5 kali selama setahun.

Tetralogi karya Pulau Buru Pramoedya Ananta Toer saat ini telah diterbitkan dalam bahasa Belanda di Belanda dan telah mengalami cetak ulang ke-11. Selain itu juga dalam bahasa Inggris di Australia, Amerika dan bakal menyusul di Kanada dan Inggris; bahasa Cina di RRC dan Malaysia; bahasa Jerman di Jerman dan Swiss, Jepang, Rusia, Swedia, Spanyol, Tagalog dan Ukrania. Walau pun terlambat, terbitan Prancis akan menyusul dalam waktu dekat.

Sukses tetralogi Pulau Buru di Barat tak terpisahkan dari kegigihan Will Schwalbe yang dipercaya Pram untuk mengurus hak ciptanya. Juga kegigihannya yang memungkinkan "Nyanyi Sunyi Seorang Bisu" bisa terbit dalam jumlah besar di New York September 1998 nanti di mana yang akan menjadi tulang punggung pendanaan adalah perusahaan milik almarhum Walt Disney. Di Indonesia, jilid I karya Pram ini dinyatakan terlarang oleh Kejaksaan Agung RI dengan alasan berisi "banyak hal yang menyesatkan".

Saat ini para mahasiswa jurusan bahasa/sastra Indonesia Universitas Berkeley telah selesai menerjemahkan karya Pram, "Cerita Dari Jakarta". Dalam waktu dekat naskah ini juga akan diterbitkan dalam edisi bahasa Inggris.