Berita dalam bahasa Indonesia tentang Pramoedya

Pram Masih dicekal, tidak boleh ke Filipina, Suara Merdeka (26 Juli 95)

Pram Tak Masuk Daftar Cekal, Republika (23 Aug 95)

Gugatan Maemunah Ananta Toer Wajar, Kompas (15 Juni 96)

Istri Pramoedya Mengadu, Kompas (13 Juni 96)

Soal Rumah Eks Tapol, Forum Keadilan (7 Okt 96)

Gugatan Maemunah Tidak Diterima, Kompas (6 Nov 96)

Pramoedya Terima Penghargaan UNESCO, PIPA (6 Nov 96)

Wawancara Des Alwi, Tiara 166, (18 Sept 96)

Pram menggugat Des Alwi & Dahlan Iskan, PIPA (7 Nov 96)

Nursyahbani Katjasungkana, "Peluncuran 'Panggil Aku Kartini Saja'", ISTIQLAL (22 Apr 97)

Di New York Bumi Manusia mengulangi sukses di Jakarta, SiaR (4 Okt 97)

"Pram dan Larangan Buku-Bukunya", Tempo (6 Okt 98)

Pram jadi anggota kehormatan PEN International yang ke-8, SiaR (23 Okt 98)

Gugatan Pramoedya atas rumahnya tetap dikalahkan, SiaR (8 Jan 99)

Karya Pramoedya,YB Mangunwijaya dan Slamet D. Hasilkan Doktor, Republika (11 Feb 99)

Pramoedya Promosikan Bukunya Ke Amerika, Suara Pembaruan (6 April 99)

Soeharto tidak mungkin diadili, Jawa Pos (12 April 99)

Pramoedya Ananta Toer Menjadi Selebriti di New York (23 April 99)

Pramoedya tidak dendam mengenang masa lalunya, Media Indonesia (24 Maret 99)

Pram memulai tur keliling Eropa, Radio Nederland (1 Juni 99)

"Negara Ini Menyandung Kesalahan Historis", Kompas (16 Juli 99)

"Surat Soeharto untuk Pramoedya", Kompas (16 Sept 99)

"Gus Dur Temui Pramoedya Ananta Toer", Kompas (3 Mei 00)

"Komando Antikomunis Temui Pramoedya", Kompas (15 Mei 00)

"Pramoedya Raih 'Fukuoka Asian Culture Prizes', Kompas (18 Juli 00)

"Pramoedya Persoalkan Larangan Peredaran Bukunya", Kompas (23 Maret 01)

"Joesoef Isak dan Penerbit 'Underdog' Hasta Mitra", Kompas (29 Maret 01)

"Bonfire of Liberties" di Era Reformasi, Suara Pembaruan (22 Mei 01)

"Pramoedya Ananta Toer: Kekacauan Bangsa Saat Ini karena Kurang Kesadaran Sejarah", Kompas (2 Januari 02)

"Pramoedya Diusulkan Jadi Anggota Akademi Jakarta", Kompas (27 Agustus 02)

"Pramoedya: Tidak Ada Rekonsiliasi Tanpa Pengadilan Soeharto", Kompas (16 Desember 02)

"Sejumlah Koleksi Pramoedya Ananta Toer Dicuri", Kompas (10 Maret 03)

"Balada Hasta Mitra", Kompas (19 April 03)

"Pram Dapat Kejutan dari Norwegia", Kompas (3 Juni 04)

"Ekspedisi Daendels, Belajar dari Sejarah Sebuah Jalan", Kompas (14 Agustus 08)

"1000 Hari Pramoedya, Tembang Rindu Bumi Manusia", Kompas (6 Februari 09)

"Menghidupkan Kembali Pramoedya Di Blora", Kompas (13 Agustus 09)

Kisah “Besar” Keluarga Toer, lontarnalar (10 Mei 09)

Categories: Indonesia, literature, author, Asia, sastra, sejarah, bahasa, Southeast, post-colonial, comparative, writer, Buru, Timor, Soekarno, Suharto, New Order, Pramoedya, Pramudya, Toer, Tur, Jakarta, Blora, Java, Nusantara, Indies, Hindia Belanda, Magsaysay, history, politics, Bardsley, Alex