1.4.c.3.a. Kuatkan Pemahaman - Adil Gender dalam PJOK
1.4.c.3.a. Kuatkan Pemahaman - Adil Gender dalam PJOK
Waktu: 1 JP
Moda: Forum Diskusi
Bapak/Ibu akan melakukan tahapan kuatkan pemahaman pembelajaran ini secara mandiri di LMS dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
Anda diminta untuk membaca dan memberikan komentar/pandangan/pendapat berdasarkan pertanyaan yang diajukan pada bagian forum diskusi di LMS. Tuliskan pendapat dan pandangan Anda di bagian komentar forum diskusi di LMS pada setiap situasi yang dimunculkan dalam pembelajaran ini.
Silakan cermati kedua situasi di bawah (klik pada tombol Situasi yang ingin dibuka), kemudian tuliskan pendapat dan pandangan Anda!
Situasi 1
Situasi 2
DISKUSI
11 Jun 2024
11 Jun at 7:15
Situasi 1
Menurut saya apa yang dilakukan guru itu mungkin sudah benar demi terjadinya kesetaraan gender. Dengan menggabungkan anak laki-laki dan perempuan juga sudah bisa memperlancar nantinya dalam permainan dan sudah memberikan kesempatan untuk beraktivitas. Namun apabila dilihat dari kemampuan fisik dan keterampilan jelas berbeda antara anak laki-laki dan perempuan. Kemungkinan nanti yang cenderung terjadi adalah rasa canggung atau gerakan terbatas yang dilakukan oleh anak laki-laki maupun perempuan, hal itu terjadi karena kemampuan keterampilan, karakter setiap anak dan juga minat bakatnya.
Situasi 2
Dari situasi tersebuat apa yang dilakukan oleh guru dan peserta didik sudah baik demi menjaga keamanan dan kenyaman dalam melakukan aktivitas senam lantai yang penuh dengan resiko. Dan juga saling memberikan dukungan antara satu siswa dengan yang lainnya.
13 Jun 2024
13 Jun at 11:59
Terimakasih kak yoga untuk pendapatnya. saya setuju dengan pendapat kak yoga, apa yang dilakukan sudah memberikan keadilan gender, perlu dipertimbangkan juga untuk membuat aturan-aturan tertentu/modifikasi permainan agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan mencegah kecanggungan antara anak putra dan putri.
11 Jun 2024
11 Jun at 18:06
Situasi 1
Langkah yang diambil guru PJOK tersebut sudah benar. Guru PJOK tersebut sudah memperhatikan gender dan menyetarakan pembelajaran. Peserta didik bisa bermain putra dengan putra, putri dengan putri dan campuran antara putra dan putri.
Dalam permainan sepak bola tersebut peserta didik putra akan mendominasi permainan, sedangkan peserta didik putri akan lebih cenderung pasif dalam permainan tersebut.
Situasi 2
Menurut saya langkah yang diambil guru PJOK sudah benar, karena guru tersebut sudah memfasilitasi peserta didik dengan matras sehingga menjadi daya tarik yang lebih bagi peserta didik dalam melakukan gerakan. Pembelajaran tersebut juga sudah memperhatikan kesetaraan gender.
13 Jun 2024
13 Jun at 12:02
kak Muna bisa menambahkan solusi atau saran pada situasi 1 bagaiman agar tidak ada dominasi dari anak laki-laki dalam permainan, sehingga pembelajaran memang memberikan keadilan kepada semua peserta baik putra maupun putri
15 Jun 2024
15 Jun at 7:05
Baik, terimakasih kak atas tanggapannya. Terkait masalah solusi yang diberikan agar peseerta didik yang putri bisa ikut mendominasi permainan yaitu memodifikasi peraturan permainan sepak bola tersebut, jika peserta didik yang putri mampu mencetak goal, maka akan diberikan nilai goal 2, sedangkan jika peserta didik yang putra mencetak goal maka hanya diberikan nilai goal normal yaitu 1 poin. Diharapkan dengan memodifikasi peraturan permainan, peserta didik putri bisa menjadi lebih aktif dalam permainan sepak bola.
Terimakasih atas tanggapannya kak 🙏🏻
12 Jun 2024
12 Jun at 22:54
situasi 1;
kalau menurut saya lebih baik memilih dan menjadikan kelompok bermain sesuai dengan gender dimana yang laki - laki melawan laki laki dan nantinya perempuan melawan perempuan dengan pembagian jumlah kelompok yang sama. yang akan terjadi jika hal tersebut dilakukan akan kurang tepat apalagi permainan sepak bola akan lebih sering terjadi kontak fisik sehingga peserta didik yang perempuan akan enggan untuk melaksanakan kegiatan dengan baik karena merasa kurang nyaman. sehingga kegiatan akan berjalan kurang baik
situasi 2 ;
dalam situasi tersebut pembagian kelompok sebenarnya dapat dilakukan dengan membedakan yang perempuan dan laki-laki dengan membagi matras yang ada sehingga nantinya saat kegiatan peserta didik tidak enggan dan merasa risih saat kegiatan apalagi yang wanita biasanya mereka akan risih jika saat kegiatan apalagi berguling di lihat dan diperhatikan oleh peserta didik laki-laki. namun saat refleksi kegiatan kita dapat mengawasi dan langsung memberikan masukan kepada peserta didik jika terdapat peserta didik yang salah atau kurang tepat melakukan dan untuk yang membantu karena peserta didik wanita dengan satu kelompok otomatis yang membantu dapat teman wanita sehingga lebiih nyaman dan aman. namun kita sebagai pengajar tetap mengawasi dan memberikan cara untuk melakukan cara membantu teman saat kegiatan proses pembelajaran yang baik dan benar
13 Jun 2024
13 Jun at 12:08
Terimakasih pendapatnya kak nova. dalam beberapa sisi pemisahan antar anak putra dan putri dapat membuat permainan seimbang, namun hal ini dapat juga menumbuhkan rasa pengkotak-kotakan pada peserta didik berdasarkan jenis kelaminnya. kak nova bisa membuat sebuah model modifikasi permainan yang dapat membuat pertandingan seimbang dan menarik tanpa adanya rasa pembedaan diantara peserta didik lain gender. pelibatan anak-anak berbeda jenis kelamin dalam suatu permainan juga perlu melihat tradisi, adat dan budaya dilingkungan tersebut.
demikian pula untuk kasus yang ke 2.
12 Jun 2024
12 Jun at 23:05
Situasi Pertama:
Langkah yang diambil guru sudah benar dengan memainkan 2 kelompok secara heterogen dlm konteks kesetraan gender
Yang terjadi saat bermain adalah siswa memahami hak yang sama tanpa mengenal gender, dan meningkatkan pemahaman, keterampilan, dan apresiasi antara peserta didik putra dan putri terhadap permainan sepak bola. Disamping itu akan terjadi interaksi antara peserta didik putra dan putri dalam memainkan permainan. Sehingga kolaborasi terjadi dengan memberikan bantuan atau dukungan, berkontribusi dalam permainan dan memperoleh keterampilan baru.
Analisis ini didasarkan pada pemahaman bahwa pendekatan yang inklusif dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani tidak hanya menguntungkan dalam mempromosikan kesetaraan gender, tetapi juga dalam membangun kerjasama, keterampilan sosial, dan keterampilan teknik di antara semua peserta didik
2. Situasi Kedua:
Langkah yang diambil tepat dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendukung perkembangan keterampilan motorik serta keberanian peserta didik.
Dalam situasi ini, guru telah memperlakukan semua peserta didik tanpa memandang jenis kelamin, yang menunjukkan pendekatan yang inklusif dan menghargai keberagaman di kelas. Penyediaan matras panjang sebagai sarana untuk keamanan dan daya tarik juga dapat membantu mengurangi ketakutan dan meningkatkan kepercayaan diri peserta didik untuk mencoba gerakan roll depan. Dan pembagian 2 kelompok ini memiliki peran penting menciptakan suasana pembelajaran yang kooperatif dan mendukung antara sesama peserta didik.
Analisis ini didasarkan pada pemahaman bahwa dalam pembelajaran PJOK, penting untuk menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan mendukung bagi semua peserta didik tanpa memandang jenis kelamin. Melalui pendekatan seperti ini, peserta didik dapat merasa didukung untuk mencoba gerakan baru, meningkatkan kepercayaan diri, dan mengembangkan keterampilan motorik dengan lebih baik.
14 Jun 2024
14 Jun at 22:24
terimakasih pendapatnya kak gung adi, sangat setuju dengan pernyataan di atas dengan sedikit tambahan pada modifiksi peraturan permainan mungkin akan dapat memperkuat keaktifan siswa putri dalam permainan. perlu juga dipertimbangkan untuk memberikan keseimbangan dengan modifikasi regulasi antara siswa puti dengan putra.
13 Jun 2024
13 Jun at 9:09
Situasi 1.
Guru PJOK sudah memperhatikan gender dan menyetarakan pembelajaran dan itu tindakan sudah benar. Peserta didik dapat bermain secaracampuran antara putra dan putri.
Analisis ini didasarkan pada pemahaman bahwa pendekatan yang inklusif dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani tidak hanya menguntungkan dalam mempromosikan kesetaraan gender, tetapi juga dalam membangun kerjasama, keterampilan sosial, dan keterampilan teknik di antara semua peserta didik...
Edited by NI PUTU ANIK KRISTIARI on 13 Jun at 9:20
13 Jun 2024
13 Jun at 9:33
Situasi 2
Yang dilakukan oleh guru dan peserta didik sudah baik demi menjaga keamanan dan kenyaman dalam melakukan aktivitas senam lantai yang penuh dengan resiko. Dan hal tersebut juga bisa membuat peserta didik saling memberikan support ke temannya
13 Jun 2024
13 Jun at 10:19
sependapat dengan pemapaparan kak putu anik
13 Jun 2024
13 Jun at 9:14
13 Jun 2024
13 Jun at 10:18
Situasi 1 :
Benar, jika dalam permainan sepak bola tersebut dibagi tiap kelompok ada peserta didik putra dan peserta didik putri. tapi jika dihadapkan peserta didik putra melawan kelompok peserta didik putri maka itu tidak benar.
Dalam permainan tersebut harus peserta didik dalam kelompoknya berkolaborasi dengan baik agar, agar peserta didik putra dan putri mendapatkan kesetaraan dalam permainan sepak bola tersebut.
Situasi 2 :
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan sudah baik, dengan melibatkan semua peserta didik tanpa membedakan gender. dengan guru selalu memberikan pendampingan dan pengawasan
13 Jun 2024
13 Jun at 10:18
Situasi 1 dan Situasi 2
Menurut saya langkah yang dilakukan guru apabila cara pandangnya berdasarkan kesetaraan gender bisa dikatakan benar. Dan yang terjadi dalam permainan dan senam lantai tersebut peserta didik mengikuti proses dengan aman, nyaman dan menyenangkan. Kenapa saya menganalisisnya demikian ? Karena apabila dilihat dari andil perbedaan gender dalam PJOK maka proses ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan memastikan bahwa pembelajaran berlangsung secara adil tidak diskriminatif serta memberikan kesempatan yang sama bagi semua individu, tanpa memandang jenis kelamin atau identitas gender mereka. Dan hal ini sesuai dengan prinsip yang mendasari konsep adil gender dalam pembelajaran PJOK. Diantaranya kesetaraan akses, kurikulum inklusif, penghapusan stereotif gender, keterlibatan aktif semua peserta didik, kesadaran gender dan pengajaran yang responsif, promosi kesetraan gender.
13 Jun 2024
13 Jun at 10:40
Situasi 1
Menurut saya benar, karena tidak ada prmbedaan gender dalam pembelajaran yang dilakukan. Secara Analisa saya pemeblajaran ini akan memberikan makna bagaimana bekerjasama dengan lain jenis membangun kebersamaan tanpa harus memandang gender. Tentunya dilihat dari segi gerak memang Perempuan tidak seperti laki-laki dalam bermain bola tetapi buka hal itu yang dicari tetapi keaktifan dan kebersamaan mereka serta cara mereka menyelesaikan persoalan.
Situasi 2
Pada situasi ini menunjukkan pembelajaran yang dilakukan tidak memandang jenis gender dalam belajar melainkan mengutamakan hak mereka mendapat pelayanan yang sama dalam pembelajaran dan mengarahkan peserta didik untuk bisa bekerjasama saling menerima satu sama lain
13 Jun 2024
13 Jun at 17:19
13 Jun 2024
13 Jun at 18:22
Situasi 1 :
Menurut saya langkah yang diambil oleh guru kurang tepat karena dalam permaian sepak bola ada saat terjadi benturan dan sentuhan maka dari itu tidak tepat menggabungkan pemain putra dan putri secara bersamaan.
Situasi 2 :
Menurut saya aktivitas tersebut sudah tepat dan memberi dampak positif bagi pesertda didik. karena dapat langsung merefleksi aktifitas yang dilakukan.
13 Jun 2024
13 Jun at 18:35
Situsi 1
Tidak benar, seharusnya guru membagi peserta didik berdasarkan jender
Situasi 2
Apa yang dilakukan guru sudah benar karena sudah membagi peserta didik berdasarkan jenis kelaminnya, sehingga peserta didik akan lebih nyaman dalam melakukan gerakan
13 Jun 2024
13 Jun at 19:30
Situasi 1
Menurut saya apa yang dilakukan guru itu mungkin sudah benar demi terjadinya kesetaraan gender. Dengan menggabungkan anak laki-laki dan perempuan juga sudah bisa memperlancar nantinya dalam permainan dan sudah memberikan kesempatan untuk beraktivitas. Namun apabila dilihat dari kemampuan fisik dan keterampilan jelas berbeda antara anak laki-laki dan perempuan. Kemungkinan nanti yang cenderung terjadi adalah rasa canggung atau gerakan terbatas yang dilakukan oleh anak laki-laki maupun perempuan, hal itu terjadi karena kemampuan keterampilan, karakter setiap anak dan juga minat bakatnya.
Situasi 2
Dari situasi tersebuat apa yang dilakukan oleh guru dan peserta didik sudah baik demi menjaga keamanan dan kenyaman dalam melakukan aktivitas senam lantai yang penuh dengan resiko. Dan juga saling memberikan dukungan antara satu siswa dengan yang lainnya.
14 Jun 2024
14 Jun at 9:16
Situasi 1
Menurut pengamatan saya terhadap situasi 1 kurang tepat, memang dalam pemahaman kesetaraan gender kita tidak boleh membeda-bedakan antara murid wanita dan murid laki-laki, namun dalam permainan sepak bola yang lebih cenderung adu fisik akan menimbulkan konflik dimana akan muncul kekerasan, pelecehan dan perundungan kepada pihak murid wanita, karena murid laki-laki merasa lebih kuat dan lebih baik dari murid wanita, selain itu murid wanita apabila mengalami benturan, dapat beranggapan bahwa itu adalah kekerasan dan bisa saja dianggap melakukan pelecehan yang dilakukan oleh murid laki-laki. Sehingga aka nada perundungan kepada siswa laki-laki atau siswa wanita. Sebaiknya dalam situasi ini diberikan pemahaman kepada seluruh murid agar mengetahui kemampuan murid laki-laki dan murid wanita dalam permainan sepak bola memiliki kemampuan yang berbeda, sehingga akan dilakukan berbedaan kelompok antara kelompok laki-laki dan kelompok wanita.
Situasi 2
Menurut pengamatan saya terhadap situasi 2 kurang tepat juga, memang dalam pemahaman kesetaraan gender kita tidak boleh membeda-bedakan antara murid wanita dan murid laki-laki, namun sama dengan situasi 1 apabila murid laki-laki dan murid wanita dijadikan satu dalam melaksanakan kegiatan roll depan akan dapat menimbulkan eksklusivitas dalam kegiatan ini, dimana murid wanita akan merasa sirih apabila saat melakukan gerakan dilihat dan diperhatikan oleh murid laki-laki. Apalagi kegiatan ini dilakukan pada murid wanita yang sudah mengalami masa pubertas, sehingga akan merasa tidak nyaman dalam melakukan roll depan. Sebaiknya dalam situasi ini diberikan pemahaman kepada seluruh murid agar mengetahui kemampuan murid laki-laki dan murid wanita dalam kegiatan roll depan memiliki kemampuan yang berbeda, sehingga akan dilakukan berbedaan kelompok antara kelompok laki-laki dan kelompok wanita.
14 Jun 2024
14 Jun at 19:41
SITUASI 1
JAWABAN ;
Langkah yang diambil oleh Guru tersebut sudah benar karena guru membagi menjadi 2 kelompok dengan dengan berisi peserta didik putra dan putri.
Yang akan terjadi dengan dalam permainan tersebut : Meningkatnya rasa percaya diri peserta didik putri dan merasa dihargai karena diberikan kesempatan bermain bersama dengan peserta didik putra.
Analisa saya adalah sebagai guru PJOK yang mengusung konsep adil gender beberapa solusi yang dapat di implementasikan yaitu ; Pendekatan Iklusif, Penggunaan strategi yang beragam, Pembinaan kesadaran gender, pengembangan keterampilan bersama dan membangun kolaborasi.
SITUASI 2
JAWABAN :
Langkah yang diambil oleh guru dalam pembelajaran PJOK tersebut dapat dianggap sebagai langkah yang tepat dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendukung perkembangan keterampilan motorik serta keberanian peserta didik.
Dalam situasi ini, guru telah memperlakukan semua peserta didik tanpa memandang jenis kelamin, yang menunjukkan pendekatan yang inklusif dan menghargai keberagaman di kelas. Penyediaan matras panjang sebagai sarana untuk keamanan dan daya tarik juga dapat membantu mengurangi ketakutan dan meningkatkan kepercayaan diri peserta didik untuk mencoba gerakan roll depan.
Analisis ini didasarkan pada pemahaman bahwa dalam pembelajaran PJOK, penting untuk menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan mendukung bagi semua peserta didik tanpa memandang jenis kelamin. Melalui pendekatan seperti ini, peserta didik dapat merasa didukung untuk mencoba gerakan baru, meningkatkan kepercayaan diri, dan mengembangkan keterampilan motorik dengan lebih baik.
14 Jun 2024
14 Jun at 22:43
Situasi 1:
Guru sudah berusaha menerapkan Adil Gender dalam situasi tersebut, namun usaha tersebut perlu ditinjau kembali misal dari segi keamanan anak perempuan saat bermaian sepak bola bersama laki-laki, kenyamanan peserta laki-laki maupun perempuan karena kemungkinan bentura dan lain-lain. Permainan juga dapat terjadi saling menyalahkan karena kekalahan bisa dituduh akibat kaum perempuan dan kaum perempuan akan menganggap kaum laki-laki egois dala bermain.
Mungkin campur gender ini baiknya dilakukan saat pembelajaran pada fase praktik teknik Dasar sebelum bermain, sedangkan saat bermain mereka dibagi sesuai gender dengan penenyampaian kepada siswa bahwa kondisi tersebut dilakukan dengan alasan positif (kebaikan)
Situasi 2
Kemungkinan kenyamanan siswa Perempuan dikorbankan pada situasi ini karena harus bergabung bahkan diperhatikan oleh temannya yang laki-laki. Kita perlu memikirkan lagi cara yang lebih kreatif untuk masalah pengaturan kelas ini