1.4.a.1. Pendahuluan - Modul 1.4
1.4.a.1. Pendahuluan - Modul 1.4
Capaian PembelajaranÂ
TUJUAN LUAS
Â
Memfasilitasi pembelajaran PJOK yang berpusat pada peserta didik secara efektif, bermakna, menyenangkan dan refleksif.
CAPAIAN AKHIR PELATIHAN
Guru mampu bersikap reflektif dalam melaksanakan profesinya sebagai guru PJOK sehari-sehari.Â
Guru memiliki pengetahuan dan keterampilan pedagogik PJOK yang berpusat pada siswa
CAPAIAN UMUM MODUL
Capaian umum modul ini agar guru memahami isu-isu sosial dalam PJOK..
CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS/MODUL
Setelah menyelesaikan modul modul Isu-isu Sosial dalam PJOK, peserta diharapkan mampu:
Memahami berbagai macam isu dan bentuk ketidakadilan sosial yang muncul dalam praktik PJOK
Mampu mengidentifikasi dengan benar berbagai praktik ketidakadilan sosial yang muncul dalam proses pembelajaran PJOK
Memiliki kesadaran dan perangkat konseptual yang mumpuni dalam menanggulangi praktik ketidakadilan sosial yang muncul dalam PJOK
Memiliki landasan konseptual yang benar terkait isu-isu ketidakadilan sosial yang dapat menjadi dasar dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran PJOK berbasis keadilan sosial bagi peserta didik.
Ringkasan Alur PembelajaranÂ
GlosariumÂ
Bias: Kecenderungan atau pandangan tidak objektif yang mempengaruhi cara seseorang atau kelompok dalam mempersepsikan, menilai, atau bertindak terhadap suatu hal, orang, atau kelompok lain. Bias dapat terbentuk berdasarkan pengalaman, keyakinan, nilai-nilai, atau persepsi yang tidak akurat dan mengakibatkan penilaian atau tindakan yang tidak adil atau tidak objektif.
Dialektika: Dialektika menekankan pentingnya perdebatan, pertentangan, atau konflik sebagai cara untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang suatu konsep atau fenomena. Dalam dialektika, proses ini biasanya melibatkan tiga tahap: 1.  Teori (Thesis): Tahap awal yang menyatakan suatu pandangan, pendapat, atau konsep tertentu. 2.  Anti Teori (Antithesis): Tahap kedua yang menyajikan pandangan yang berlawanan atau bertentangan dengan teori awal. 3. Sintesis: Tahap ketiga di mana teori dan anti teori disintesis atau digabungkan untuk mencapai kesimpulan baru yang lebih menyeluruh atau kompleks.
Esensi: Esensi merujuk pada inti atau hakikat dari suatu hal atau entitas. Ini adalah aspek paling mendasar dan penting yang membuat sesuatu menjadi apa adanya dan memberikan identitas khususnya. Esensi menentukan sifat, karakteristik, atau atribut yang esensial dari suatu objek, konsep, atau fenomena.
Feminim: Feminim adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan atau mengacu pada sifat-sifat, karakteristik, atau atribut yang biasanya dihubungkan dengan perempuan atau wanita dalam konteks gender. Sifat-sifat feminim sering dianggap sebagai lawan dari maskulin, yang menggambarkan sifat-sifat yang biasanya dihubungkan dengan pria atau laki-laki.
Marginalisasi: Marginalisasi adalah proses atau kondisi di mana sekelompok individu atau kelompok sosial dianggap tidak penting, diabaikan, atau dianggap kurang berarti dalam masyarakat atau struktur kekuasaan yang lebih luas. Orang atau kelompok yang mengalami marginalisasi seringkali memiliki akses yang terbatas atau terpinggirkan dari sumber daya, peluang, dan partisipasi dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik, atau budaya.
Maskulin: Maskulin adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan atau mengacu pada sifat-sifat, karakteristik, atau atribut yang biasanya dihubungkan dengan pria atau laki-laki dalam konteks gender. Secara sosial dan budaya, maskulin sering dianggap sebagai lawan dari feminin, yang menggambarkan sifat-sifat yang biasanya dihubungkan dengan perempuan atau wanita.
Paradigma: Paradigma merujuk pada kerangka pemikiran, pandangan dunia, atau model konseptual yang menjadi dasar bagi cara seseorang atau kelompok menginterpretasikan dan memahami dunia di sekitarnya. Paradigma membentuk pandangan, nilai-nilai, keyakinan, dan teori yang membimbing pemikiran dan tindakan seseorang atau kelompok dalam berbagai bidang, termasuk dalam ilmu pengetahuan, filsafat, politik, atau bidang lainnya.
Patriarki: Patriarki adalah suatu sistem sosial dan politik di mana pria mendominasi dan memegang kendali atas banyak aspek kehidupan, termasuk dalam keluarga, masyarakat, dan struktur kekuasaan. Dalam sistem patriarki, kekuasaan, keputusan, dan hak istimewa cenderung dikonsentrasikan pada pria, sedangkan perempuan dianggap lebih rendah atau dianggap sebagai kelompok yang harus tunduk pada otoritas pria
Praksis: Praksis adalah istilah yang merujuk pada aktivitas atau tindakan nyata yang dilakukan oleh individu atau kelompok sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Lebih dari sekadar teori atau pemikiran, praksis melibatkan implementasi konsep, ide, atau pengetahuan dalam tindakan nyata.
Stereotipe: Stereotipe adalah gambaran atau pandangan yang umumnya tidak akurat, sederhana, dan berlebihan tentang sekelompok orang atau kelompok sosial tertentu. Stereotipe sering kali terbentuk berdasarkan persepsi umum, keyakinan, atau pengalaman yang dangkal dan tidak mencerminkan keberagaman dan kompleksitas individu atau kelompok yang bersangkutan. Stereotip dapat berupa pandangan, asumsi, atau gambaran yang bersifat positif atau negatif, dan seringkali digunakan untuk menggeneralisasi tentang karakteristik, sikap, atau perilaku dari seluruh kelompok berdasarkan pada ciri-ciri yang dimiliki oleh beberapa anggota kelompok tersebut.
Terminologi: Terminologi merujuk pada kumpulan istilah khusus yang digunakan dalam bidang tertentu, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, kedokteran, hukum, atau disiplin ilmu lainnya. Istilah-istilah dalam terminologi memiliki arti dan makna yang telah ditentukan dengan jelas dan digunakan secara konsisten oleh para ahli atau praktisi dalam bidang tersebut.
Wacana: Wacana merujuk pada sejumlah ucapan atau tulisan yang membentuk suatu rangkaian terstruktur yang memiliki makna. Dalam linguistik dan ilmu sosial, wacana adalah cara komunikasi manusia yang lebih luas, yang melibatkan penerapan kata-kata, kalimat, atau teks dalam suatu konteks tertentu. Wacana dapat mencakup percakapan sehari-hari, cerita, pidato, artikel, tulisan ilmiah, dan banyak bentuk komunikasi lainnya. Wacana tidak hanya berfokus pada kata-kata dan kalimat, tetapi juga memperhitungkan struktur, konteks, tujuan komunikasi, dan pemahaman bersama antara pembicara atau penulis dengan pendengar atau pembaca.