MODUL 4 MENYAJIKAN TEKS REKON
Menulis teks rekon adalah proses yang melibatkan pengumpulan informasi, analisis data, penyusunan struktur, dan penulisan dengan tujuan untuk menggambarkan kejadian secara terperinci dan terstruktur. Melalui struktur yang jelas, yang mencakup orientasi, urutan peristiwa, evaluasi, dan reorientasi, teks rekon dapat disajikan dengan cara yang mudah dipahami dan menarik bagi pembaca. Dengan mengikuti langkah-langkah yang sistematis—mulai dari mengumpulkan informasi hingga menyusun teks final—penulis dapat menghasilkan teks rekon yang efektif dan bermakna. Teks rekon yang baik akan memberikan gambaran yang jelas mengenai peristiwa yang terjadi dan memungkinkan pembaca untuk memahami proses kejadian secara mendalam. Menurut kalian, bagaimana cara menyajikan peristiwa dalam teks rekon agar mudah dipahami pembaca?
Tujuan Pembelajaran
1. Murid diharapkan mampu menyajikan teks rekon dengan memperhatikan struktur yang terdiri dari orientasi, urutan peristiwa, evaluasi, dan reorientasi, serta menggunakan bahasa yang sesuai agar informasi dapat tersampaikan dengan jelas dan efektif.
2. Murid diharapkan mampu menerapkan langkah-langkah penulisan teks rekon secara runtut dan akurat, mulai dari mengumpulkan data, menganalisis informasi, merumuskan kerangka, mengembangkan kerangka menjadi teks, hingga melakukan revisi untuk menghasilkan teks rekon yang baik.
A. STRUKTUR TEKS REKON
Teks rekon adalah teks yang berfungsi untuk menyusun kembali atau menggambarkan kembali suatu peristiwa yang telah terjadi, dengan tujuan untuk menjelaskan urutan kejadian secara lebih rinci dan terperinci. Teks rekon sering digunakan dalam berbagai konteks, baik dalam bidang jurnalistik, penelitian, ataupun pembuatan laporan bencana alam atau kejadian penting lainnya. Dalam penulisan teks rekon, struktur teks menjadi elemen yang sangat penting karena menentukan bagaimana peristiwa tersebut disajikan kepada pembaca. Berikut adalah struktur yang biasa digunakan dalam teks rekon:
1. Orientasi
Orientasi adalah bagian pertama dari teks rekon yang bertujuan untuk memberikan latar belakang dan informasi dasar kepada pembaca tentang peristiwa yang akan diceritakan. Pada bagian ini, pembaca diperkenalkan dengan siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut, kapan kejadian itu terjadi, di mana kejadian itu berlangsung, serta konteks atau latar belakang yang relevan dengan peristiwa tersebut. Orientasi membantu pembaca untuk memahami ruang lingkup peristiwa sebelum melanjutkan ke bagian rekonstruksi peristiwa itu sendiri.
Orientasi memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang akan terjadi dan mengapa peristiwa tersebut penting untuk diceritakan. Hal ini juga membantu membangun ketertarikan pembaca, karena mereka akan memahami konteks kejadian yang sedang disajikan.
Contoh Orientasi:
"Pada tanggal 12 Maret 2024, sebuah kebakaran besar terjadi di kawasan pasar tradisional di kota Bandung. Kebakaran yang menghanguskan lebih dari 100 kios ini mengakibatkan kerugian besar bagi para pedagang dan menyebabkan kekhawatiran di kalangan warga sekitar. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 2 pagi, ketika sebagian besar pedagang sedang tidur."
2. Urutan Peristiwa (Rekonstruksi)
Urutan peristiwa adalah bagian utama dari teks rekon yang menyajikan kejadian atau peristiwa secara rinci, terstruktur, dan kronologis. Pada bagian ini, penulis akan menggambarkan urutan peristiwa mulai dari kejadian pertama hingga kejadian terakhir. Urutan peristiwa harus disusun dengan cara yang jelas dan logis agar pembaca dapat dengan mudah mengikuti dan memahami bagaimana peristiwa itu terjadi. Setiap langkah atau tahapan dalam peristiwa harus dijelaskan secara rinci, termasuk faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa tersebut.
Penting untuk menjaga kronologi atau urutan waktu dalam rekonstruksi peristiwa ini, karena pembaca harus dapat melihat bagaimana kejadian berkembang secara berurutan. Ini juga memberikan rasa kesinambungan dan memperjelas hubungan antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.
Contoh Urutan Peristiwa (Rekonstruksi):
"Kebakaran dimulai sekitar pukul 1:30 dini hari ketika api pertama kali terlihat di bagian belakang pasar. Petugas keamanan yang berada di lokasi segera melaporkan kejadian tersebut ke pemadam kebakaran. Namun, karena ketiadaan sumber air di sekitar lokasi, api dengan cepat menyebar ke kios-kios yang terbuat dari bahan yang mudah terbakar. Upaya pemadaman yang dilakukan oleh petugas pemadam kebakaran terkendala oleh kondisi sempitnya lorong-lorong pasar yang padat. Pada pukul 3 pagi, api berhasil dipadamkan, tetapi sebagian besar kios sudah terbakar habis."
3. Evaluasi (Opsional)
Evaluasi adalah bagian teks rekon yang memberikan penilaian atau analisis terhadap peristiwa yang telah dijelaskan. Pada bagian ini, penulis dapat memberikan pandangan atau opini tentang dampak dari peristiwa tersebut atau bagaimana peristiwa itu mempengaruhi orang-orang yang terlibat. Evaluasi dapat berfungsi untuk menjawab beberapa pertanyaan penting, seperti: Apa dampak yang ditimbulkan dari kejadian ini? Apa pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa ini? Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap kejadian tersebut? Evaluasi memberikan kedalaman pada teks rekon, dengan memberikan konteks atau refleksi terhadap peristiwa yang terjadi.
Evaluasi tidak selalu diperlukan dalam teks rekon, tergantung pada tujuan dan konteks penulisan. Namun, bagian ini dapat sangat bermanfaat jika penulis ingin memberikan analisis lebih lanjut atau menunjukkan implikasi dari kejadian yang diceritakan.
Contoh Evaluasi:
"Kebakaran ini menyebabkan kerugian material yang sangat besar bagi pedagang yang kehilangan tempat usaha mereka. Namun, kebakaran ini juga membuka mata banyak pihak tentang pentingnya sistem pengamanan kebakaran yang lebih baik dan perlunya pembangunan infrastruktur yang memadai di pasar tradisional. Pemerintah kota pun segera mengambil langkah untuk memperbaiki sistem proteksi kebakaran di kawasan pasar."
4. Reorientasi (Opsional)
Reorientasi adalah bagian penutup dari teks rekon yang memberikan kesimpulan atau pandangan akhir mengenai peristiwa yang telah diceritakan. Reorientasi tidak selalu ada dalam teks rekon, tetapi ketika ada, bagian ini berfungsi untuk memberikan pandangan atau pesan moral yang dapat diambil dari peristiwa yang telah dijelaskan. Reorientasi memberi kesimpulan dan memperkuat pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.
Reorientasi biasanya berisi refleksi tentang apa yang terjadi setelah peristiwa, bagaimana masyarakat atau pihak terkait menanggapi kejadian tersebut, atau apa yang perlu diperbaiki untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Pada akhirnya, bagian ini memberikan penutupan yang jelas dan memberikan perspektif bagi pembaca.
Contoh Reorientasi:
"Setelah kejadian ini, pemerintah kota Bandung berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan dan proteksi kebakaran di kawasan pasar. Selain itu, masyarakat diharapkan lebih sadar akan bahaya kebakaran dan perlunya pengawasan bersama dalam menjaga keselamatan lingkungan."
B. LANGKAH-LANGKAH MENULIS TEKS REKON
Menulis teks rekon membutuhkan pendekatan yang teliti dan metodis. Penulis harus mengumpulkan informasi yang relevan, mengatur fakta secara logis, dan menyusunnya dalam bentuk narasi yang mudah dipahami oleh pembaca. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti untuk menulis teks rekon secara sistematis:
1. Mengumpulkan Informasi
Langkah pertama dalam menulis teks rekon adalah mengumpulkan data dan informasi yang akurat mengenai peristiwa yang akan diceritakan. Informasi ini bisa diperoleh dari berbagai sumber, seperti laporan media, wawancara dengan saksi atau korban, dokumen resmi, atau observasi langsung. Setiap informasi yang dikumpulkan harus dipastikan kebenarannya agar teks rekon yang ditulis dapat dipercaya dan memberikan gambaran yang objektif mengenai peristiwa tersebut.
Misalnya, dalam menulis teks rekon tentang sebuah bencana alam, kita perlu mengetahui waktu kejadian, tempat kejadian, jumlah korban, faktor penyebab, serta dampak yang ditimbulkan. Informasi yang lengkap dan akurat sangat penting untuk menghasilkan teks rekon yang informatif dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Menganalisis Informasi
Setelah mengumpulkan informasi yang diperlukan, langkah berikutnya adalah menganalisis data tersebut. Analisis ini berguna untuk menentukan bagaimana peristiwa atau kejadian akan disusun secara logis dalam teks rekon. Pada tahap ini, penulis harus mempertimbangkan urutan kejadian yang paling relevan dan memutuskan apa saja yang perlu dimasukkan atau dihilangkan dari teks. Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan tujuan dari teks rekon itu sendiri—apakah untuk memberikan informasi, menyampaikan pesan moral, atau menganalisis dampak dari kejadian tersebut.
Penting untuk memastikan bahwa teks rekon tidak kehilangan esensi kejadian dan tetap menjaga keakuratan informasi yang disampaikan. Proses ini akan menentukan bagaimana pembaca memahami peristiwa yang terjadi.
3. Merumuskan Kerangka Berdasarkan Struktur Teks
Langkah ketiga dalam menyusun teks rekon melibatkan perumusan kerangka berdasarkan struktur teks yang telah dipahami. Pada tahap ini, penulis menentukan urutan informasi yang akan disampaikan secara sistematis sesuai dengan struktur teks rekon yang mencakup beberapa bagian penting, yaitu orientasi, urutan peristiwa (rekonstruksi), evaluasi, dan reorientasi. Setiap bagian teks harus memiliki informasi yang jelas dan terperinci. Orientasi berfungsi memberikan gambaran umum tentang peristiwa yang akan dibahas, sedangkan urutan peristiwa menguraikan kejadian secara kronologis. Evaluasi menyajikan analisis atau penilaian terhadap peristiwa, dan reorientasi memberikan kesimpulan atau pelajaran yang dapat diambil dari kejadian tersebut.
Penulis kemudian menyusun urutan penyampaian informasi dengan logis, mulai dari pengenalan peristiwa, rangkaian kejadian, dampak atau reaksi yang timbul, hingga kesimpulan yang diambil. Setiap bagian harus dipenuhi dengan informasi penting yang relevan agar pembaca dapat mengikuti alur cerita dengan mudah. Alur yang jelas sangat penting agar setiap bagian memberikan gambaran lengkap, mulai dari latar belakang, perkembangan kejadian, hingga langkah-langkah atau tindakan yang diambil setelah kejadian. Merumuskan kerangka yang tepat memungkinkan penulis menyusun teks rekon yang terstruktur dengan baik dan mudah dipahami oleh pembaca.
4. Mengambangkan Kerangka Menjadi Teks Rekon
Langkah keempat dalam menyusun teks rekon adalah mengembangkan kerangka menjadi teks rekon secara utuh. Pada tahap ini, penulis mulai menyusun informasi yang telah dirumuskan dalam kerangka menjadi paragraf-paragraf yang saling terhubung. Penulis mengembangkan setiap bagian dari kerangka dengan menyertakan detail penting dan mendalam untuk menggambarkan peristiwa secara jelas. Setiap bagian harus dihubungkan secara logis agar alur cerita berjalan dengan baik dan mudah dipahami oleh pembaca. Penulis juga memastikan bahwa semua elemen struktur teks rekon—orientasi, urutan peristiwa, evaluasi, dan reorientasi—terpenuhi dengan lengkap, memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kejadian yang diceritakan.
Selain itu, dalam mengembangkan kerangka menjadi teks rekon, penulis perlu menyesuaikan gaya bahasa dengan tujuan dan audiens yang dituju. Penggunaan kalimat yang jelas dan terperinci sangat penting agar pembaca dapat merasakan dan memahami peristiwa yang terjadi. Penulis juga dapat memasukkan elemen-elemen pendukung seperti kutipan, reaksi orang yang terlibat, dan analisis lebih dalam terhadap dampak peristiwa. Pada akhirnya, hasil dari langkah ini adalah teks rekon yang komprehensif, terstruktur dengan baik, dan menggambarkan peristiwa dengan cara yang mudah dipahami dan menarik untuk dibaca.
5. Melakukan Revisi dan Penyuntingan
Setelah selesai menulis draf pertama, langkah berikutnya adalah melakukan revisi dan penyuntingan. Proses ini melibatkan memeriksa kembali teks yang telah ditulis untuk memperbaiki kesalahan tata bahasa, ejaan, dan kelancaran kalimat. Selain itu, penulis juga perlu memastikan bahwa urutan peristiwa sudah sesuai dan tidak ada informasi yang terlewatkan.
Pada tahap ini, penulis juga perlu memastikan bahwa teks yang ditulis tetap menjaga objektivitas dan tidak terdistorsi oleh opini pribadi atau bias. Selain itu, periksa apakah teks tersebut sudah jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.
6. Mempublikasikan Teks Rekon
Langkah keenam dalam menyusun teks rekon adalah mempublikasikan teks rekon. Pada tahap ini, penulis memastikan bahwa teks yang telah selesai disusun dapat dibaca dan dipahami oleh audiens yang dituju. Publikasi bisa dilakukan melalui berbagai saluran, seperti media cetak, online, atau melalui presentasi di depan audiens. Sebelum mempublikasikan, penulis perlu melakukan pengecekan terakhir untuk memastikan bahwa teks rekon bebas dari kesalahan ejaan, tata bahasa, dan fakta yang tidak akurat. Setelah teks siap, penulis dapat memilih platform yang sesuai, seperti blog, situs berita, majalah, atau media sosial, tergantung pada tujuan publikasi dan audiens yang ingin dijangkau.
Selain itu, dalam proses publikasi, penulis juga bisa mempertimbangkan cara penyajian teks, seperti menambahkan ilustrasi, foto, atau grafik yang relevan untuk mendukung narasi dan menarik perhatian pembaca. Penulis juga perlu memikirkan bagaimana menyebarkan teks rekon agar dapat menjangkau lebih banyak orang, misalnya melalui media sosial atau berbagi dengan komunitas yang berkaitan dengan topik tersebut. Dengan mempublikasikan teks rekon, penulis dapat memastikan bahwa informasi yang telah disusun sampai ke audiens yang tepat dan memberikan pemahaman atau pembelajaran mengenai peristiwa yang diceritakan.
C. MENGANALISIS STRUKTUR TEKS REKON
Cermatilah teks rekon berikut, agar kalian lebih memahami lebih lanjut struktur dan runtutan rangkaian peristiwa yang disajikan dalam penulisan teks rekon!
Si Jago Merah Melahap Kampung Cikokol
Oleh: Duta Dermawan
Orientasi
Pada tanggal 15 Februari 2023, sekitar pukul 3 sore, kebakaran besar terjadi di rumah milik Pak Surya yang berlokasi di Jalan Mawar No. 15, RT 03/RW 08, Kelurahan Cikokol, Kota Tangerang. Kejadian ini cukup mengejutkan, karena kebakaran terjadi begitu cepat tanpa adanya tanda-tanda sebelumnya. Rumah Pak Surya yang terletak di perumahan padat penduduk ini, memiliki atap dari bahan kayu yang sangat mudah terbakar. Saya sendiri tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian, tepatnya di Jalan Melati No. 30, yang berjarak sekitar 200 meter dari tempat kebakaran. Ketika kebakaran terjadi, saya sedang berada di rumah dan melihat asap tebal mengepul di langit.
Urutan Peristiwa (Rekonstruksi)
Pada awalnya, saya mendengar suara keras yang datang dari arah rumah Pak Surya. Karena penasaran, saya langsung keluar rumah dan melihat api mulai membakar bagian belakang rumahnya. Api menyebar sangat cepat, terutama karena angin yang cukup kencang pada sore itu. Sejumlah warga yang tinggal di sekitar lokasi kebakaran mulai berlarian menuju rumah Pak Surya untuk membantu. Namun, api sudah terlalu besar dan meluas ke bagian atap yang terbuat dari bahan kayu.
Beberapa orang langsung berlari menuju telepon umum untuk melaporkan kejadian ini kepada pihak pemadam kebakaran, namun jaringan telepon sempat terganggu karena banyaknya orang yang menelepon pada saat bersamaan. Saya melihat Pak Surya dan istrinya berlari keluar rumah dengan panik, mereka berteriak meminta tolong sambil mencoba menyelamatkan barang-barang mereka. Sayangnya, api telah menyebar begitu cepat sehingga mereka tidak sempat membawa barang berharga yang ada di dalam rumah.
Pada saat saya mendekat untuk membantu, Pak Surya sempat memberitahukan bahwa api berasal dari kompor gas yang ia gunakan untuk memasak di dapur. Sekitar 5 menit setelahnya, api semakin membesar, melahap seluruh bagian rumah. Warga yang ada di sekitar lokasi mencoba memadamkan api dengan ember berisi air, namun usaha mereka sia-sia karena api semakin sulit untuk dikendalikan.
Akhirnya, sekitar pukul 3:30 sore, mobil pemadam kebakaran yang datang dari Pos Pemadam Kebakaran Kecamatan Cikokol, yang berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi kejadian, tiba di lokasi. Petugas pemadam kebakaran langsung bekerja keras memadamkan api. Namun, meski api berhasil dipadamkan pada pukul 4 sore, sebagian besar rumah tersebut telah hancur. Semua barang-barang milik keluarga Pak Surya, termasuk perabotan rumah tangga, pakaian, dan dokumen penting, tidak dapat diselamatkan.
Evaluasi
Kebakaran ini menimbulkan kerugian material yang sangat besar bagi keluarga Pak Surya. Mereka kehilangan hampir semua barang mereka dan tidak dapat segera kembali ke rumah mereka. Namun, beruntungnya, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Warga yang berada di sekitar lokasi juga merasa sangat terkejut dan khawatir, namun mereka berusaha membantu sebaik mungkin. Kebakaran ini membuka mata kami akan pentingnya kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran, terutama di kawasan padat penduduk seperti tempat tinggal kami.
Kami juga menyadari bahwa pemadam kebakaran membutuhkan waktu lebih lama untuk sampai ke lokasi karena jarak yang cukup jauh dari pos pemadam yang ada di sekitar kami. Kejadian ini memberikan pelajaran besar bagi kami tentang pentingnya memiliki alat pemadam kebakaran di setiap rumah, serta pentingnya sistem pemadam kebakaran yang lebih cepat dan efisien. Saya juga merasa bahwa perlu adanya pelatihan dan kesadaran lebih tinggi mengenai pencegahan kebakaran, terutama di lingkungan yang padat.
Reorientasi
Kejadian kebakaran ini memberikan banyak pelajaran bagi kami semua, terutama mengenai kesiapan dalam menghadapi bahaya kebakaran. Pemerintah Kota Tangerang segera turun tangan untuk memberikan bantuan sementara kepada keluarga Pak Surya, serta memberikan penyuluhan tentang pencegahan kebakaran dan keselamatan. Selain itu, warga sekitar juga mulai mendiskusikan pentingnya menyediakan alat pemadam kebakaran di setiap rumah dan membentuk sistem koordinasi yang lebih baik untuk menghadapi keadaan darurat.
Saya berharap dengan kejadian ini, masyarakat menjadi lebih waspada terhadap potensi bahaya kebakaran, terutama di lingkungan yang padat penduduk. Saya juga berharap pihak berwenang bisa menyediakan akses yang lebih mudah bagi warga untuk memperoleh alat pemadam kebakaran, sehingga kita bisa lebih siap menghadapi kejadian-kejadian serupa di masa depan.
Berdasarkan teks rekon yang disajikan di atas kita dapat melakukan analisis struktur teks rekon sebagai berikut. Hasil analisis ini akan semakin memperjelas pemahaman kalian dalam membuat teks rekon secara runtut dan sistematis.
1. Analisis Orientasi:
Waktu : 15 Februari 2023, sekitar pukul 3 sore.
Tempat : Rumah Pak Surya di Jalan Mawar No. 15, RT 03/RW 08, Kelurahan Cikokol, Kota Tangerang.
Konteks : Kebakaran terjadi dengan cepat, dan rumah Pak Surya terbuat dari bahan yang mudah terbakar. Penulis menyebutkan dirinya tinggal dekat lokasi kejadian, memberi kesan bahwa dia adalah saksi langsung.
2. Analisis Urutan Peristiwa:
Kronologi kejadian:
Penulis menjelaskan dari awal munculnya api, usaha warga yang mencoba memadamkan api, hingga kedatangan mobil pemadam kebakaran.
Detail Kejadian :
Penulis menyebutkan aspek teknis seperti angin kencang yang menyebabkan api menyebar cepat, gangguan jaringan telepon saat melaporkan kebakaran, dan waktu kedatangan mobil pemadam kebakaran. Detail ini memberi gambaran lebih jelas mengenai kondisi pada saat kejadian dan tantangan yang dihadapi warga.
3. Analisis Evaluasi:
Dampak: Kerugian material yang besar, tetapi tidak ada korban jiwa.
Pelajaran yang dipetik: Pentingnya kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran dan perlunya alat pemadam kebakaran di setiap rumah.
Analisis tindakan: Evaluasi berfokus pada kesadaran warga tentang pencegahan kebakaran dan perlunya sistem yang lebih cepat dan efisien dalam merespons kebakaran.
4. Analisis Reorientasi:
Kesimpulan:
Masyarakat mulai menganggap serius bahaya kebakaran setelah kejadian tersebut, dan ada upaya untuk memperbaiki sistem pencegahan kebakaran.
Harapan:
Penulis berharap masyarakat lebih waspada dan pemerintah menyediakan akses yang lebih mudah untuk memperoleh alat pemadam kebakaran.
Penulis mengumpulkan informasi dalam teks rekon “Si Jago Merah Melahap Kampung Cikokol” ini melalui pengamatan langsung terhadap kebakaran yang terjadi di dekat rumahnya, mendengar penuturan Pak Surya mengenai penyebab kebakaran, serta melihat upaya warga dan petugas pemadam kebakaran. Selain itu, penulis juga menyarikan dampak dan refleksi pribadi tentang pentingnya kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran di lingkungan padat penduduk.
LEMBAR REFLEKSI PEMAHAMAN
Baca pertanyaan dengan saksama, lalu jawab secara terstruktur dengan menggunakan pengalaman, pengetahuan, atau pemahaman Anda tentang teks rekon. Jelaskan jawaban secara rinci dan beri contoh nyata untuk mendukung penjelasan. Gunakan bahasa yang jelas dan periksa kembali tulisan sebelum diserahkan.
Jika kalian harus menulis teks rekon tentang suatu kejadian yang tidak Anda saksikan langsung, langkah apa saja yang akan kalian lakukan untuk memastikan informasi yang diperoleh akurat dan sesuai dengan kenyataan? Jelaskan!
Bagaimana cara kalian menentukan informasi yang relevan dan tidak relevan saat menyusun teks rekon? Jelaskan pendekatan kalian untuk memilah informasi dengan memberikan contoh nyata!
Jika suatu peristiwa memiliki banyak saksi dengan cerita yang berbeda, bagaimana kalian dapat menyusun teks rekon yang benar-benar objektif? Sebutkan langkah-langkah konkret yang akan kalian lakukan!
Apabila Anda menyusun teks rekon tentang bencana alam, langkah-langkah apa saja yang perlu Anda lakukan untuk memastikan informasi yang disajikan akurat dan terpercaya? Jelaskan setiap langkah dengan alasan yang mendasarinya.
Mengapa urutan peristiwa harus disajikan secara kronologis dalam teks rekon? Apa yang akan terjadi jika penyajian informasi tidak sesuai urutan waktu? Jelaskan dengan alasan yang mendukung.
SUMBER REFERENSI
Rahardjo, A. (2019). Praktik Menulis Teks Rekon dan Laporan Berita. Bandung: Penerbit Refika Aditama.
Sari, F. (2021). Strategi Menulis Teks Rekon dalam Jurnalistik. Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, 14(2), 201-210.