MODUL 5 MENYUNTING TEKS DESKRIPSI
A. PENGERTIAN MENYUNTING
Menyunting teks adalah proses pemeriksaan dan perbaikan terhadap suatu tulisan untuk memastikan bahwa teks tersebut memenuhi standar kualitas tertentu. Proses ini mencakup berbagai aspek, seperti memastikan keakuratan informasi, memperbaiki tata bahasa dan ejaan, serta memastikan kelancaran alur tulisan. Dalam penyuntingan, editor atau penulis akan memeriksa apakah setiap kalimat tersusun dengan baik, apakah paragraf saling terhubung secara logis, dan apakah pesan utama dari teks tersebut dapat disampaikan dengan jelas dan efektif kepada pembaca.
Salah satu tujuan utama menyunting teks adalah untuk meningkatkan kejelasan dan ketepatan penyampaian ide. Hal ini dilakukan dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan kecil seperti kesalahan ejaan dan tanda baca, hingga melakukan perubahan yang lebih besar seperti pengaturan ulang struktur kalimat atau paragraf. Misalnya, jika suatu kalimat terasa terlalu rumit atau panjang, editor mungkin akan membaginya menjadi beberapa kalimat yang lebih pendek dan mudah dipahami.
Selain itu, menyunting juga melibatkan pengecekan konsistensi dalam penggunaan istilah, gaya penulisan, dan format. Konsistensi sangat penting dalam sebuah teks, terutama jika teks tersebut panjang dan kompleks. Jika penulis menggunakan beberapa istilah teknis, penting untuk memastikan bahwa istilah-istilah tersebut digunakan dengan cara yang sama di seluruh teks. Begitu juga dengan gaya penulisan, apakah formal atau informal, harus konsisten agar pembaca tidak merasa bingung atau terganggu.
Proses penyuntingan dapat dilakukan oleh orang lain (editor) atau oleh penulis itu sendiri. Penyuntingan sering kali dilakukan dalam beberapa tahap, mulai dari penyuntingan substansial yang berfokus pada konten dan struktur, hingga penyuntingan akhir yang berfokus pada detail-detail kecil. Hasil dari penyuntingan yang baik adalah teks yang lebih bersih, lebih rapi, dan lebih siap untuk dipublikasikan atau disampaikan kepada audiens atau pembaca. Berikut adalah beberrapa hal yang perlu kita kuasai dalam menyunting teks.
1. Penggunaan Huruf Kapital
a. Huruf Awal Kalimat
Huruf kapital digunakan pada awal setiap kalimat untuk menandakan dimulainya sebuah ide atau pernyataan baru. Ini adalah aturan dasar dalam penulisan bahasa Indonesia yang memudahkan pembaca dalam memahami struktur kalimat.
Contoh:
"Kota Balikpapan terkenal dengan pantainya yang indah. Setiap tahun, banyak wisatawan berkunjung ke sini."
Contoh tersebut, huruf kapital digunakan pada kata "Kota" dan "Setiap" karena keduanya adalah awal dari kalimat baru. Ini membantu memisahkan kalimat-kalimat yang berbeda dan menjaga kejelasan teks.
b. Penulisan Nama
Huruf kapital digunakan pada huruf pertama nama orang, tempat, lembaga, atau instansi. Ini penting untuk menunjukkan bahwa kata tersebut merujuk pada entitas spesifik dan bukan kata umum.
Contoh:
"Ibu Sari tinggal di Jakarta. Dia bekerja di Universitas Indonesia."
Contoh tersebut, "Ibu Sari," "Jakarta," dan "Universitas Indonesia" semuanya diberi huruf kapital. Ini menunjukkan bahwa "Ibu Sari" adalah nama orang, "Jakarta" adalah nama tempat, dan "Universitas Indonesia" adalah nama lembaga atau instansi.
c. Huruf Pertama Nama Geografi
Huruf kapital digunakan pada huruf pertama nama-nama geografi seperti nama kota, negara, gunung, sungai, dan tempat-tempat lainnya untuk menandakan spesifikasi lokasi.
Contoh:
"Gunung Bromo terletak di Jawa Timur. Sungai Mahakam mengalir melalui Kalimantan."
Contoh tersebut menunjukkan bahwa, "Gunung Bromo," "Jawa Timur," "Sungai Mahakam," dan "Kalimantan" semuanya diberi huruf kapital karena mereka adalah nama-nama spesifik dari tempat dan geografi.
2. Penggunaan Tanda Baca Koma
a. Dipakai di antara unsur-unsur pemerincian
Tanda koma digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dalam daftar atau pemerincian. Ini membantu pembaca untuk membedakan item-item dalam serangkaian elemen.
Contoh:
"Di pasar, kita bisa membeli buah-buahan seperti apel, jeruk, pisang, dan mangga."
Tanda koma digunakan setelah "apel," "jeruk," dan "pisang" untuk memisahkan masing-masing item dalam daftar buah-buahan. Ini menghindari kebingungan dan memperjelas bahwa setiap item adalah bagian terpisah dari daftar.
b. Dipakai sebelum kata penghubung dalam kalimat majemuk setara
Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung seperti tetapi, melainkan, sementara, dan sedangkan dalam kalimat majemuk setara untuk memisahkan dua klausa yang memiliki kedudukan yang sama dalam kalimat.
Contoh:
"Saya suka pantai, tetapi saya lebih suka gunung."
Tanda koma digunakan sebelum kata "tetapi" untuk memisahkan dua klausa yang memiliki struktur setara namun berbeda dalam ide. Ini membantu memperjelas transisi antar klausa dan mempertegas perbedaan antara dua ide.
c. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat
Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang muncul sebelum induk kalimatnya. Ini membuat struktur kalimat lebih jelas dan memudahkan pembaca untuk mengikuti alur pemikiran.
Contoh:
"Jika kamu datang pagi, kita bisa berkunjung ke pantai sebelum siang."
Tanda koma ditempatkan setelah anak kalimat "Jika kamu datang pagi" yang mendahului induk kalimat "kita bisa berkunjung ke pantai sebelum siang." Koma di sini memisahkan klausa kondisi dari pernyataan utama.
d. Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat
Tanda koma digunakan setelah kata atau ungkapan penghubung antarkalimat seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian untuk menunjukkan hubungan antara kalimat-kalimat yang terhubung.
Contoh:
"Dia sakit, oleh karena itu, dia tidak bisa hadir di sekolah."
Tanda koma digunakan setelah ungkapan "oleh karena itu" untuk memisahkan alasan dari hasilnya, yang membantu pembaca memahami hubungan sebab-akibat yang diungkapkan.
e. Dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru
Tanda koma digunakan sebelum dan/atau sesudah kata seru seperti o, ya, wah, aduh, hai untuk menekankan reaksi emosional atau seruan dalam kalimat.
Contoh:
"Wah, pemandangan di sini sangat menakjubkan!"
Tanda koma ditempatkan sebelum "wah" untuk menekankan kekaguman atau reaksi emosional, dan juga setelahnya untuk menunjukkan bahwa kata seru ini terpisah dari pernyataan utama.
f. Dipakai sebelum dan/atau sesudah kata sapaan
Tanda koma digunakan sebelum dan/atau sesudah kata sapaan seperti Bu, Dik, atau Nak untuk menunjukkan bahwa kata tersebut merujuk pada seseorang yang sedang diajak berbicara.
Contoh:
"Bu Ani, silakan masuk ke ruang rapat."
Tanda koma digunakan sebelum dan setelah "Bu Ani" untuk memisahkan sapaan dari pernyataan utama dalam kalimat. Ini membuat komunikasi lebih jelas dan memperjelas bahwa "Bu Ani" adalah orang yang diajak berbicara.
3. Penggunaan Kata Depan
Kata depan (preposisi) adalah kata yang berfungsi untuk menghubungkan kata-kata atau frasa dalam sebuah kalimat, menunjukkan hubungan antara kata yang satu dengan yang lainnya. Kata depan umumnya digunakan untuk menunjukkan tempat, arah, waktu, atau hubungan tertentu dalam kalimat. Kata depan yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia antara lain di, ke, dari, dan pada.
Aturan penulisan kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Hal ini berarti tidak ada tanda hubung atau penulisan bersambung antara kata depan dan kata berikutnya. Misalnya, "di sekolah," bukan "diseKolah," atau "ke pasar," bukan "kepasar."
Kata depan seperti di, ke, dan dari harus ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Kata depan ini berfungsi untuk menunjukkan hubungan tempat, arah, atau asal.
Contoh:
"Kami pergi ke Bali untuk liburan."
"Dia tinggal di Jakarta."
"Kami datang dari Surabaya."
Analisis: Dalam contoh tersebut, kata depan ke, di, dan dari dipisahkan dari kata yang mengikutinya untuk menunjukkan hubungan tempat atau arah. Penulisan yang benar membantu pembaca memahami hubungan spatial atau asal dengan jelas.
Kata depan (preposisi) adalah kata yang berfungsi untuk menghubungkan kata-kata atau frasa dalam sebuah kalimat, menunjukkan hubungan antara kata yang satu dengan yang lainnya. Kata depan umumnya digunakan untuk menunjukkan tempat, arah, waktu, atau hubungan tertentu dalam kalimat. Kata depan yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia antara lain di, ke, dari, dan pada.
Aturan Penulisan Kata Depan
Kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Hal ini berarti tidak ada tanda hubung atau penulisan bersambung antara kata depan dan kata berikutnya. Misalnya, "di sekolah," bukan "diseKolah," atau "ke pasar," bukan "kepasar."
Kata Depan “di”
Kata depan "di" digunakan untuk menunjukkan tempat atau posisi.
Contoh:
"Buku itu ada di meja."
"Mereka tinggal di kota Surabaya."
Dalam contoh pertama, "di" menunjukkan lokasi buku yaitu di atas meja. Pada contoh kedua, "di" menunjukkan tempat tinggal mereka, yaitu di kota Surabaya.
Kata Depan “ke”
Kata depan "ke" digunakan untuk menunjukkan arah atau tujuan.
Contoh:
"Saya akan pergi ke pasar."
"Dia berjalan ke arah pantai."
Pada contoh pertama, "ke" menunjukkan tujuan pergi, yaitu pasar. Sementara pada contoh kedua, "ke" menunjukkan arah yang dituju, yaitu arah pantai.
Kata Depan “dari”
Kata depan "dari" digunakan untuk menunjukkan asal atau sumber.
Contoh:
"Saya berasal dari Jakarta."
"Hadiah ini dari teman saya."
Dalam contoh pertama, "dari" menunjukkan asal seseorang, yaitu dari Jakarta. Pada contoh kedua, "dari" menunjukkan sumber hadiah, yaitu dari teman.
Kata Depan “pada”
Kata depan "pada" digunakan untuk menunjukkan waktu atau menunjukkan hubungan dengan sesuatu.
Contoh:
"Rapat akan diadakan pada hari Senin."
"Dia berfokus pada tugasnya."
Pada contoh pertama, "pada" menunjukkan waktu rapat, yaitu pada hari Senin. Di contoh kedua, "pada" menunjukkan hubungan fokus seseorang dengan tugasnya.
Perlu diingat bahwa kata depan "di" sering kali membingungkan dengan imbuhan "di-" dalam kata kerja pasif. Contoh, "disimpan" adalah imbuhan, bukan kata depan, sehingga "disimpan" ditulis bersambung, sementara "di meja" adalah kata depan dan harus ditulis terpisah.
Perbedaan Kata Depan dan Imbuhan
Secara pengertian terdapat perbedaan antara kata depan dan imbuhan. Kata depan, atau preposisi, adalah kata yang berfungsi untuk menunjukkan hubungan antara kata yang satu dengan kata yang lain dalam sebuah kalimat. Kata depan biasanya menunjukkan tempat, arah, waktu, atau hubungan tertentu. Contoh kata depan dalam bahasa Indonesia adalah di, ke, dari, pada. Sementara, imbuhan, atau afiks, adalah bentuk morfem yang ditambahkan pada kata dasar untuk membentuk kata baru atau mengubah makna kata dasar tersebut. Imbuhan bisa berupa awalan (prefix), sisipan (infix), akhiran (suffix), atau gabungan dari dua jenis tersebut (konfiks). Contoh imbuhan dalam bahasa Indonesia adalah di-, me-, -kan, dan -i.
Kata depan berfungsi untuk menghubungkan kata atau frasa dalam kalimat, serta menunjukkan posisi, arah, waktu, atau hubungan lainnya. Misalnya, dalam kalimat "Buku itu ada di meja," kata depan "di" menunjukkan tempat. Sedangkan, imbuhan berfungsi untuk mengubah makna kata dasar, membentuk kata kerja, kata benda, atau kata sifat baru, dan menunjukkan aspek gramatikal seperti bentuk pasif, aktif, atau bentuk jamak. Contohnya, pada kata "dilihat," imbuhan "di-" mengubah kata dasar "lihat" menjadi bentuk pasif.
Contoh Kata Depan:
"Dia tinggal di Jakarta." (Kata depan "di" menunjukkan tempat.)
"Kami pergi ke pasar." (Kata depan "ke" menunjukkan arah atau tujuan.)
Contoh Imbuhan:
"Buku itu dibaca oleh Sinta." (Imbuhan "di-" membentuk kata kerja pasif.)
"Ibu memasak nasi." (Imbuhan "me-" membentuk kata kerja aktif.)
Peran Kata Depan dan Imbuhan dalam Kalimat:
Kata Depan:
Kata depan menghubungkan kata benda atau frasa dengan elemen lain dalam kalimat, sering kali untuk menjelaskan hubungan tempat, waktu, atau arah. Kata depan tidak mengubah bentuk atau kelas kata yang mengikutinya.
Imbuhan:
Imbuhan mengubah bentuk atau kelas kata yang mengikutinya. Misalnya, imbuhan "me-" mengubah kata dasar menjadi kata kerja aktif, sementara imbuhan "di-" mengubah kata dasar menjadi kata kerja pasif.
B. LATIHAN MENYUNTING TEKS DESKRIPSI
Petunjuk:
Bacalah teks deskripsi di bawah ini dengan cermat. Perbaiki kesalahan penggunaan huruf kapital, tanda koma, dan kata depan yang terdapat dalam teks tersebut.
Teks Deskripsi:
kota balikpapan terletak dibagian selatan provinsi kalimantan timur. kota ini di kenal sebagai kota minyak, karena sejak zaman kolonial belanda, balikpapan sudah menjadi pusat industri minyak bumi diindonesia. di kota ini, terdapat banyak fasilitas modern, seperti bandara internasional sultan aji muhammad sulaiman, pelabuhan semayang dan berbagai pusat perbelanjaan.
di balikpapan, Anda dapat menemukan pantai yang indah seperti pantai lamaru, pantai kemala, dan pantai melawai. pantai-pantai ini menjadi tujuan wisata favorit bagi warga lokal maupun wisatawan yang datang dari berbagai daerah. selain itu balikpapan juga memiliki hutan mangrove yang luas dikawasan margomulyo. hutan ini menjadi habitat berbagai jenis flora dan fauna serta tempat edukasi lingkungan bagi masyarakat.
anda juga dapat mengunjungi bukit bangkirai yang terkenal dengan jembatan gantungnya yang menghubungkan pepohonan dihutan tropis. selain menikmati keindahan alam, dibukit bangkirai pengunjung juga bisa menikmati berbagai aktivitas petualangan seperti flying fox dan trekking.
Tugas:
Perbaiki kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam teks deskripsi di atas. Gunakan huruf kapital dengan benar, tambahkan tanda koma yang sesuai, dan perbaiki penggunaan kata depan jika diperlukan.