MODUL 2 MENGANALISIS UNSUR-UNSUR TEKS BERITA
Kemampuan untuk memahami dan mencerna teks berita sangat penting di era informasi saat ini. Teks berita berfungsi untuk menyampaikan informasi terkini mengenai peristiwa yang dianggap relevan oleh masyarakat. Memahami unsur-unsur yang terkandung dalam teks berita akan membantu kita membedakan antara berita yang objektif dan berita yang hanya berisi opini. Pada materi ini, kita akan mempelajari lebih dalam tentang teks berita, karakteristiknya, serta unsur-unsur penting yang ada dalam teks berita. Mengapa penting bagi kita untuk memastikan suatu berita benar-benar kredibel dengan informasi yang dapat dipercaya? Mari kita temukan jawabannya setelah mempelajari materi ini.
Tujuan Pembelajaran:
Murid mampu menganalisis unsur-unsur teks berita untuk membedakan antara berita yang objektif dan berita yang bersifat opini.
Murid dapat memahami peran dan fungsi teks berita sebagai sumber informasi yang kredibel serta mengidentifikasi karakteristik berbagai media informasi.
A. PERAN DAN FUNGSI TEKS BERITA
Teks berita adalah suatu bentuk tulisan yang berisi laporan mengenai kejadian atau peristiwa terkini yang dianggap penting dan menarik untuk diketahui oleh masyarakat. Berita disampaikan dengan tujuan memberikan informasi yang faktual dan objektif kepada pembaca atau pendengar. Dalam teks berita, unsur kebaruan menjadi hal utama yang membedakannya dari jenis teks lainnya, sebab berita harus selalu relevan dengan waktu dan peristiwa yang sedang terjadi. Selain itu, berita sering kali menjadi sumber informasi utama bagi masyarakat dalam memahami isu-isu lokal, nasional, maupun internasional.
Berita memiliki peran strategis dalam masyarakat, tidak hanya sebagai media penyampaian informasi, tetapi juga berfungsi untuk mengedukasi dan membangun kesadaran publik. Berita yang disampaikan dengan akurat dan terpercaya mampu memberikan wawasan tentang situasi sosial, ekonomi, dan politik yang sedang berkembang. Dengan menyajikan fakta-fakta terkini, berita membantu masyarakat untuk tetap terinformasi mengenai peristiwa-peristiwa lokal dan global, yang pada gilirannya memperluas pemahaman terhadap berbagai isu yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Selain itu, berita yang baik juga dapat mempengaruhi opini publik, memberikan edukasi yang bermanfaat, dan mendorong masyarakat untuk lebih kritis dalam menilai informasi yang diterima.
Berita juga berfungsi sebagai sarana untuk memperkuat solidaritas sosial, terutama dalam situasi-situasi darurat seperti bencana alam atau konflik. Informasi yang cepat dan akurat memungkinkan masyarakat untuk berkoordinasi dan merespons dengan efektif terhadap kebutuhan yang mendesak. Dalam konteks ini, berita berperan dalam membangun respons kolektif, yang sangat penting dalam menghadapi tantangan bersama. Melalui liputan yang mengangkat cerita-cerita manusiawi, berita juga dapat menginspirasi perubahan sosial, membangkitkan empati, dan mempererat hubungan antar individu dan kelompok di masyarakat.
Selain sebagai sumber informasi dan alat penggerak perubahan, berita juga memainkan peran penting dalam memperkuat literasi media masyarakat. Kemampuan untuk mencerna informasi dengan bijak sangat diperlukan di era digital, di mana penyebaran informasi bisa begitu cepat dan mudah. Berita yang disajikan dengan cara yang objektif dan berbasis fakta dapat membantu masyarakat menjadi lebih kritis dan lebih selektif dalam menerima informasi. Berita juga berperan sebagai alat kontrol sosial yang paling relevan, misalnya saja berita dapat memastikan akuntabilitas pemerintah dan berbagai pihak berwenang dalam menjalankan peran atau tugasnya sebagai amanah masyarakat, sehingga tercipta dan mengontrol transparansi serta pencegahan penyalahgunaan kekuasaan. Dengan demikian, berita bukan hanya sekadar hiburan atau informasi semata, tetapi juga merupakan instrumen yang dapat memengaruhi kualitas hidup masyarakat dan mendorong perubahan positif dalam kehidupan sosial masyarakat secara berkelanjutan.
Isi berita harus memiliki nilai yang relevan bagi masyarakat. Informasi yang disampaikan dalam berita biasanya berkaitan dengan kepentingan publik, baik dalam hal hiburan, pendidikan, maupun kebutuhan informasi terkini. Berita yang relevan membantu pembaca memahami isu-isu penting yang memengaruhi kehidupan mereka, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. Dengan menyajikan berita yang relevan, media tidak hanya menjadi sumber informasi, tetapi juga alat edukasi dan katalisator perubahan sosial yang positif.
B. MENGENALI KARAKTERISTIK BERBAGAI MEDIA INFORMASI
Media informasi terdiri dari berbagai jenis yang disesuaikan dengan cara penyampaian pesan kepada audiens. Tiga jenis utama media informasi adalah media audio, media visual, dan media audiovisual. Ketiganya memiliki karakteristik yang membedakan dalam hal cara penyampaian, kekuatan pesan, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut adalah penjelasan lebih mendalam mengenai ketiga jenis media tersebut:
1. Media Audio
Media audio adalah jenis media yang mengandalkan suara sebagai satu-satunya sarana untuk menyampaikan informasi kepada audiens. Contoh media audio yang paling umum adalah radio, podcast, dan audio book. Dalam media audio, informasi disampaikan secara lisan, baik itu dalam bentuk berita, wawancara, hiburan, ataupun informasi edukatif. Karakter utama dari media audio adalah kemampuannya untuk menarik perhatian pendengar melalui suara, yang bisa mencakup intonasi, volume, dan tempo yang dapat membangkitkan perasaan tertentu.
Keunggulan utama media audio adalah fleksibilitasnya dalam konsumsinya. Audiens dapat mengaksesnya sambil melakukan aktivitas lain, seperti saat berkendara, berolahraga, atau bekerja, tanpa harus fokus penuh pada layar atau teks. Hal ini memungkinkan pendengar untuk tetap mendapatkan informasi tanpa terhalang oleh keterbatasan waktu atau tempat. Radio, misalnya, masih menjadi salah satu sarana informasi yang populer di berbagai kalangan, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh teknologi internet.
Namun, media audio juga memiliki keterbatasan. Karena hanya mengandalkan suara, pendengar tidak dapat memperoleh gambaran visual dari informasi yang disampaikan. Jika suatu topik membutuhkan penjelasan yang lebih mendalam atau gambar yang relevan, media audio akan kesulitan untuk menyampaikannya secara jelas. Oleh karena itu, meskipun efektif untuk menyampaikan berita atau hiburan ringan, media audio seringkali kurang cocok untuk menyampaikan informasi yang membutuhkan ilustrasi atau data yang kompleks.
2. Media Visual
Media visual mengandalkan gambar, foto, grafik, dan ilustrasi untuk menyampaikan pesan. Contoh media visual yang sering digunakan adalah media cetak seperti koran, majalah, poster, brosur, dan juga iklan luar ruang. Media visual memiliki keunggulan dalam hal kemampuannya untuk menyampaikan informasi secara cepat dan mudah dipahami, terutama jika informasi tersebut bersifat sederhana dan tidak memerlukan penjelasan verbal yang panjang.
Salah satu contoh yang paling kuat dari media visual adalah infografis, yang memadukan gambar dan teks singkat untuk menjelaskan data atau ide secara visual. Infografis mampu menarik perhatian pembaca dan memungkinkan mereka untuk mencerna informasi dalam waktu singkat, karena visual seringkali lebih mudah diproses oleh otak manusia dibandingkan dengan teks panjang. Misalnya, foto dari suatu kejadian atau ilustrasi tentang suatu konsep bisa mengungkapkan banyak informasi dengan hanya melihat satu gambar.
Namun, meskipun media visual efektif dalam menyampaikan informasi yang sederhana dan langsung, ia memiliki keterbatasan dalam hal menyampaikan cerita yang lebih kompleks. Gambar dan ilustrasi tidak selalu dapat menggantikan kata-kata untuk menjelaskan informasi yang membutuhkan konteks lebih lanjut atau penjelasan rinci. Selain itu, informasi visual sering kali bergantung pada kemampuan audiens untuk menginterpretasikan gambar dengan tepat. Tanpa konteks yang cukup, gambar bisa saja menimbulkan kebingungan atau salah tafsir bagi sebagian orang.
3. Media Audiovisual
Media audiovisual adalah gabungan antara media audio dan visual yang bekerja secara sinergis untuk memberikan pengalaman yang lebih kaya bagi audiens. Media ini menyatukan kekuatan suara dan gambar bergerak untuk menyampaikan pesan, dan sering ditemukan dalam bentuk televisi, film, video, serta berbagai jenis iklan digital. Salah satu contoh paling populer dari media audiovisual adalah video yang diunggah di platform seperti YouTube atau media sosial.
Keunggulan utama media audiovisual adalah kemampuannya untuk menciptakan pengalaman yang lebih mendalam dan interaktif. Dengan menggunakan kombinasi gambar bergerak dan suara, media ini mampu menggambarkan peristiwa, ide, atau cerita dengan cara yang lebih hidup dan emosional. Misalnya, dalam sebuah film dokumenter, visual yang menggambarkan peristiwa tertentu dapat dipadukan dengan wawancara atau suara narator untuk memperkuat pesan yang disampaikan.
Selain itu, media audiovisual juga memungkinkan penggunaan berbagai elemen multimedia, seperti animasi, grafik bergerak, atau efek suara, yang meningkatkan daya tarik dan memperjelas pesan. Sebuah video berita, misalnya, tidak hanya menyajikan teks dan suara, tetapi juga menunjukkan rekaman video langsung dari lokasi kejadian, memberikan perspektif yang lebih nyata kepada audiens.
Namun, produksi media audiovisual memerlukan lebih banyak sumber daya dibandingkan dengan media audio atau visual saja. Membuat video atau film memerlukan peralatan khusus, perangkat lunak editing, serta waktu dan biaya yang lebih besar. Selain itu, meskipun media audiovisual lebih efektif dalam mengomunikasikan pesan yang rumit, ia juga memiliki keterbatasan dalam hal fleksibilitas konsumsi. Audiens harus meluangkan waktu untuk menonton atau mendengarkan seluruh tayangan, sehingga sulit untuk mengonsumsinya saat melakukan aktivitas lain.
C. UNSUR-UNSUR BERITA
Berita merupakan bentuk penyampaian informasi yang terstruktur dan jelas, di mana unsur-unsur dalam berita memiliki peranan penting dalam menjadikannya informatif dan menarik bagi pembaca. Unsur-unsur teks berita tersebut meliputi judul berita, teras berita, isi berita, dan penutup berita. Masing-masing unsur memiliki fungsi yang spesifik dalam menyampaikan informasi kepada pembaca. Berikut penjelasan mengenai unsur-unsur teks berita tersebut.
a. Judul Berita
Judul berita mencerminkan inti dari berita tersebut. Judul harus menarik perhatian pembaca dan menggambarkan isi pokok berita dengan jelas. Dalam dunia jurnalistik, judul berita sering kali dibuat singkat namun mencakup informasi penting untuk menggugah rasa ingin tahu pembaca.
b. Teras Berita (Kepala Berita)
Teras berita atau lead merupakan paragraf pembuka yang memuat informasi penting seperti apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana (ADIKSIMBA). Bagian ini sangat penting karena menentukan apakah pembaca akan terus membaca berita tersebut. Teras berita yang baik mampu memberikan gambaran keseluruhan dari isi berita secara ringkas namun menarik.
c. Isi Berita (Tubuh Berita)
Bagian isi merupakan pengembangan dari teras berita. Penulis memberikan detail lebih lanjut mengenai peristiwa yang diberitakan, termasuk data, kronologi, atau kutipan dari narasumber. Isi berita ditulis secara runtut dan mendalam untuk memberikan pemahaman yang lebih lengkap kepada pembaca.
d. Penutup Berita (Ekor Berita)
Penutup berita sering kali memuat informasi tambahan, dampak dari peristiwa yang diberitakan, atau rencana tindakan selanjutnya. Bagian ini juga bisa berupa kesimpulan atau penutup yang menarik bagi pembaca. Penutup yang baik memberikan rasa tuntas kepada pembaca tanpa meninggalkan pertanyaan yang belum terjawab.
Cermatilah contoh teks berita berikut!
SMPN 3 Balikpapan Rutin Gelar SABULITA
Program Literasi untuk Tingkatkan Minat Baca Siswa
Balikpapan, Rabu, 8 Januari 2025 – SMP Negeri 3 Balikpapan kembali melaksanakan program unggulan literasi sekolah yang dikenal dengan nama Selasa Rabu Literasi atau SABULITA. Program ini dirancang untuk menumbuhkan budaya membaca di kalangan siswa dan telah menjadi agenda rutin sekolah. Dilaksanakan setiap hari Selasa dan Rabu, SABULITA berlangsung selama 15 menit di awal waktu pembelajaran.
SABULITA mengedepankan upaya untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung pengembangan keterampilan membaca dan menulis, sebagai bagian dari program literasi sekolah yang berkelanjutan. Program ini bukan sekadar rutinitas, tetapi juga menjadi sarana untuk membangun kebiasaan positif di kalangan siswa.
Menurut Bapak Wawan Eko Yulianto, M.Pd., sebagai salah satu guru yang tergabung dalam tim literasi sekolah, mengatakan bahwa SABULITA dilengkapi dengan fasilitas pojok baca di setiap kelas. “Setiap kelas memiliki pojok baca yang diisi dengan buku-buku pilihan siswa. Buku-buku tersebut disiapkan oleh siswa berdasarkan minatnya masing-masing, sehingga siswa lebih termotivasi untuk membaca. Kami ingin mereka merasa bahwa membaca bukan kewajiban, tetapi kebutuhan dan kesenangan,” ujar beliau.
Buku-buku yang tersedia di pojok baca berasal dari berbagai sumber, termasuk koleksi pribadi siswa, donasi guru, serta pengadaan sekolah (pinjaman dari perpustakaan sekolah). Beragam tema buku seperti fiksi, nonfiksi, biografi, hingga ensiklopedia disediakan untuk menyesuaikan minat dan kebutuhan siswa. Harapannya dengan pendekatan ini, kegiatan membaca menjadi lebih menyenangkan dan intensif.
Selain menyediakan waktu khusus untuk membaca secara khusus, program SABULITA juga bertujuan untuk meningkatkan keterampilan literasi secara menyeluruh. Para guru seringkali mengintegrasikan kegiatan ini dengan pembelajaran di kelas. Misalnya, siswa diminta untuk menceritakan kembali isi buku yang dibaca atau membuat ulasan singkat sebagai bagian dari tugas sekolah.
Kegiatan ini disambut positif oleh siswa maupun guru dan juga orang tua. Beberapa siswa mengungkapkan bahwa SABULITA memberi mereka waktu khusus untuk membaca buku yang selama ini jarang dilakukan di luar sekolah. “Saya suka sekali dengan SABULITA karena bisa membaca buku favorit saya di sekolah. Biasanya di rumah saya jarang punya waktu untuk membaca,” ujar nadine seorang siswa kelas VII E.
Sementara itu, pihak sekolah melihat SABULITA sebagai salah satu upaya konkret untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala sekolah SMPN 3 Balikpapan, Ibu Ani haspiati, S.Pd., menyampaikan bahwa program ini menjadi langkah penting dalam menciptakan budaya belajar yang mendukung pencapaian akademik dan karakter siswa. “Di era digital ini, kemampuan literasi menjadi kebutuhan yang sangat penting dan membaca buku adalah cara untuk melatih konsentrasi, memperkaya wawasan, dan mempersiapkan siswa menghadapi tantangan global,” tuturnya.
Keberlanjutan program SABULITA tidak hanya bergantung pada dukungan guru dan siswa, tetapi juga peran serta orang tua. Dalam berbagai kesempatan, pihak sekolah mengajak orang tua untuk ikut berpartisipasi dengan mendampingi anak-anak mereka membaca di rumah dan menyediakan bahan bacaan yang berkualitas.
Dengan pelaksanaan yang konsisten dan berbagai dukungan, SMPN 3 Balikpapan berharap SABULITA tidak hanya menjadi program unggulan sekolah, tetapi juga menjadi kebiasaan baik yang terus melekat dalam kehidupan siswa. Program ini diharapkan mampu mencetak generasi muda yang berpengetahuan luas, kritis, dan memiliki daya saing tinggi di masa depan.
Jika kita cermati kembali teks berita di atas, kita dapat menganalisis unsur-unsur teks berita yang disajikan. Berikut adalah hasil analisis dan penjelasan unsur-unsur berita dari teks berita di atas.
a. Judul Berita
SMPN 3 Balikpapan Rutin Gelar SABULITA, Program Literasi
Penjelasan:
Judul ini mencerminkan inti dari berita, yaitu pelaksanaan kegiatan SABULITA di SMPN 3 Balikpapan yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca siswa. Judul ini singkat, padat, dan mencakup informasi utama untuk menarik perhatian pembaca.
b. Teras Berita
SMP Negeri 3 Balikpapan kembali melaksanakan program Selasa Rabu Literasi atau SABULITA. Program ini dilaksanakan setiap hari Selasa dan Rabu dengan durasi 15 menit di awal waktu pembelajaran sekolah. Program ini bertujuan untuk menumbuhkan budaya membaca di kalangan siswa.
Penjelasan:
Teras berita memuat informasi penting terkait waktu (setiap Selasa dan Rabu), tempat (SMPN 3 Balikpapan), tujuan (menumbuhkan budaya membaca), serta durasi kegiatan (15 menit di awal pembelajaran). Bagian ini memberi gambaran umum yang menarik perhatian pembaca.
c. Isi Berita
Program SABULITA dilengkapi dengan pojok baca di setiap kelas yang diisi dengan buku-buku pilihan siswa. Buku-buku tersebut disesuaikan dengan minat siswa agar mereka lebih termotivasi untuk membaca. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan literasi siswa secara keseluruhan, dan mendapat dukungan positif dari siswa dan guru.
Penjelasan:
Isi berita memperluas informasi yang ada di teras berita. Bagian ini memberikan rincian lebih lanjut mengenai pelaksanaan SABULITA, misalnya mengenai pojok baca, jenis buku yang digunakan, serta dukungan yang diterima dari siswa dan guru. Informasi ini lebih mendalam.
d. Penutup Berita
Keberlanjutan SABULITA diharapkan mampu menciptakan generasi muda yang berpengetahuan luas dan memiliki daya saing tinggi. Pihak sekolah juga melibatkan orang tua untuk berpartisipasi dalam mendampingi siswa membaca. Program ini diharapkan dapat menjadi kebiasaan baik yang terus diterapkan di luar jam sekolah.
Penjelasan:
Penutup berita memberikan kesimpulan yang menegaskan tujuan dan harapan dari program SABULITA, yakni menciptakan generasi yang lebih kompeten secara literasi. Juga disampaikan rencana tindak lanjut yaitu peran orang tua dalam mendukung kegiatan membaca siswa.
Lembar Elaborasi dan Refleksi
A. Elaborasi
Diskusikan dalam kelompok dan baca kembali teks yang menjelaskan tentang teks berita, karakteristiknya, jenis-jenis media berita, serta unsur-unsur berita. Setelah itu, jawab pertanyaan berikut:
Jelaskan apa yang dimaksud dengan teks berita dan sebutkan peran pentingnya dalam masyarakat.
Sebutkan dan jelaskan tiga karakteristik utama dari teks berita yang menjadikannya berbeda dengan jenis teks lainnya.
Menurut kamu, mengapa aktualitas menjadi elemen yang sangat penting dalam penulisan teks berita?
Apa yang dimaksud dengan struktur teks berita? Jelaskan fungsi setiap bagiannya?
Jelaskan perbedaan antara berita cetak, berita digital, dan berita audiovisual, dan berikan satu contoh untuk masing-masing jenis media berita.
B. Refleksi
Setelah mempelajari materi ini, pikirkan tentang pengaruh berita terhadap kehidupan sehari-hari. Jawablah pertanyaan berikut:
Bagaimana cara kamu memilih berita yang akan dibaca? Apakah kamu cenderung mencari berita yang menarik atau lebih memilih yang memberikan informasi yang jelas dan akurat? Kemukakan alasannya!
Sumber Referensi
Suryanto, R. (2017). Menulis Berita dengan Prinsip Jurnalistik. Jakarta: Salemba Empat.
Tim Redaksi. (2019). Panduan Menulis Berita dan Jurnalistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.