MODUL 2 MENELAAH STRUKTUR KEBAHASAAN TEKS ARGUMENTASI
Struktur kebahasaan dalam teks argumentasi melibatkan penggunaan berbagai elemen bahasa untuk menyampaikan pendapat, alasan, dan bukti secara logis dan meyakinkan. Beberapa elemen kebahasaan yang penting dalam teks argumentasi adalah kalimat pengandaian, kalimat aktif dan pasif, serta penggunaan kata penghubung yang jelas untuk menunjukkan hubungan sebab-akibat. Kalimat pengandaian, misalnya, digunakan untuk menyatakan kemungkinan atau harapan yang mendukung argumen, sementara kalimat aktif dan pasif memberikan penekanan yang berbeda pada pelaku atau tindakan dalam argumen. Dengan memahami struktur kebahasaan ini, penulis dapat menyusun argumen yang lebih sistematis dan mudah dipahami oleh pembaca. Menurut kalian, hal-hal apa sajakan yang perlu diperhatikan dalam menyusun argumen yang lebih persuasif dan meyakinkan?
Tujuan pembelajaran:
Siswa dapat menggunakan kalimat pengandaian dengan tepat dalam teks argumentasi untuk menyatakan kemungkinan, harapan, atau rencana, serta memperkuat argumen dengan logika sebab-akibat yang jelas.
Siswa dapat membedakan dan menerapkan penggunaan kalimat aktif dan pasif dalam teks argumentasi sesuai dengan tujuan penulisan, baik untuk menekankan pelaku tindakan maupun untuk memperkuat fokus pada objek atau hasil yang diinginkan.
A. KALIMAT PENGANDAIAN
Kalimat pengandaian (kalimat kondisional) adalah jenis kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang belum terjadi, tetapi mungkin terjadi, diharapkan terjadi, atau direncanakan terjadi. Kalimat ini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saat seseorang membayangkan suatu situasi atau memberi pendapat tentang hal yang belum pasti. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam teks argumentasi, kalimat pengandaian memegang peranan penting karena mampu memberikan gambaran tentang akibat atau konsekuensi dari suatu tindakan atau kondisi. Dengan demikian, kalimat ini dapat membantu memperkuat logika sebuah argumen.
Kata-kata penghubung yang lazim digunakan dalam kalimat pengandaian antara lain jika, seandainya, apabila, dan andaikan. Kata-kata tersebut berfungsi sebagai penanda bahwa pernyataan yang diikuti bersifat kondisional—artinya hanya akan terjadi apabila syarat tertentu terpenuhi. Misalnya, dalam kalimat “Jika saya menjadi ketua kelas, saya akan mengadakan program membaca bersama,” terdapat hubungan sebab-akibat yang jelas. Syaratnya adalah menjadi ketua kelas, dan akibatnya adalah mengadakan program tertentu. Struktur kalimat semacam ini tidak hanya menunjukkan harapan atau rencana, tetapi juga mengarahkan pembaca untuk mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang logis.
Fungsi utama kalimat pengandaian dalam teks argumentasi adalah untuk memperkuat gagasan dengan menunjukkan konsekuensi logis dari suatu ide. Kalimat pengandaian bisa digunakan untuk menyatakan rencana yang diharapkan terjadi, seperti “Jika pemerintah menyediakan lebih banyak ruang terbuka hijau, maka kualitas udara akan membaik.” Kalimat ini memberikan solusi dalam bentuk rencana. Kalimat pengandaian juga bisa menyampaikan harapan, misalnya, “Seandainya semua siswa menjaga kebersihan kelas, lingkungan belajar akan menjadi lebih nyaman.” Selain itu, kalimat ini juga bisa menyatakan kemungkinan, seperti dalam kalimat “Apabila siswa sering berlatih menulis, kemampuan menulis mereka pasti meningkat.” Dengan menggunakan kalimat pengandaian, siswa dapat menyusun argumen yang lebih logis, meyakinkan, dan mengarah pada penyelesaian masalah.
Cermatilah contoh teks argumentasi tentang pentingnya menjaga kebersihan sekolah berikut!
Menjaga kebersihan sekolah adalah tanggung jawab seluruh warga sekolah. Jika semua siswa membuang sampah pada tempatnya, maka lingkungan sekolah akan menjadi lebih nyaman dan sehat. Selain itu, apabila pihak sekolah menyediakan tempat sampah yang cukup di setiap sudut, siswa akan lebih mudah membuang sampah dengan benar. Seandainya kebiasaan ini dilakukan secara konsisten, maka budaya bersih akan tumbuh dan tercermin dalam sikap siswa sehari-hari.
Penjelasan Kalimat Pengandaian
Teks di atas mengandung tiga kalimat pengandaian, yaitu:
a. "Jika semua siswa membuang sampah pada tempatnya, maka lingkungan sekolah akan menjadi lebih nyaman dan sehat."
Kalimat ini menyatakan kemungkinan: jika suatu syarat (siswa membuang sampah pada tempatnya) terpenuhi, maka akibat logisnya adalah lingkungan yang nyaman.
b. "Apabila pihak sekolah menyediakan tempat sampah yang cukup di setiap sudut, siswa akan lebih mudah membuang sampah dengan benar."
Kalimat ini menyatakan sebuah rencana atau alternatif solusi yang dapat mendukung terciptanya kebersihan.
c. "Seandainya kebiasaan ini dilakukan secara konsisten, maka budaya bersih akan tumbuh dan tercermin dalam sikap siswa sehari-hari."
Kalimat ini mengandung harapan terhadap dampak jangka panjang dari tindakan tersebut.
Ketiga kalimat pengandaian tersebut berfungsi untuk memperkuat argumen dengan logika sebab-akibat dan memberikan solusi yang realistis atas permasalahan kebersihan sekolah.
Kalimat pengandaian memiliki fungsi penting dalam teks argumentasi karena mampu membangun hubungan logis antara sebab dan akibat. Hubungan ini menjadikan argumen lebih rasional dan mudah dicerna oleh pembaca. Sebagai contoh, pernyataan seperti “Jika siswa tertib mengikuti peraturan sekolah, maka suasana belajar menjadi lebih kondusif” menunjukkan keterkaitan langsung antara tindakan dan hasilnya. Hubungan ini memperkuat gagasan yang disampaikan karena didasarkan pada alur berpikir yang runtut dan masuk akal.
Selain memperkuat logika, kalimat pengandaian juga membantu pembaca memahami konsekuensi dari suatu tindakan atau keputusan. Ketika pembaca disuguhkan kalimat seperti “Seandainya masyarakat membudayakan membaca sejak dini, tingkat literasi nasional akan meningkat”, mereka diajak untuk membayangkan hasil positif yang mungkin terjadi. Penyampaian argumen dengan cara ini tidak hanya menjelaskan pendapat penulis, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya perubahan sikap atau kebijakan.
Kalimat pengandaian juga berperan sebagai alat untuk menyampaikan alternatif solusi atas suatu masalah. Argumentasi yang baik bukan hanya mengungkapkan masalah, tetapi juga memberi arah terhadap penyelesaiannya. Ungkapan seperti “Apabila sekolah menyediakan lebih banyak tempat sampah, kebersihan lingkungan akan lebih terjaga” menjadi contoh bagaimana solusi dapat ditawarkan secara logis. Penyisipan solusi semacam ini menjadikan teks argumentatif lebih bernas dan bernilai fungsional.
Cermatilah contoh teks argumentasi tentang Manfaat Membatasi Penggunaan Gawai bagi Pelajar berikut!
Manfaat Membatasi Penggunaan Gawai bagi Pelajar
Penggunaan gawai atau handphone oleh pelajar semakin meningkat, baik untuk keperluan belajar maupun hiburan. Meskipun gawai memiliki manfaat besar dalam mengakses informasi, penggunaan yang berlebihan justru dapat menurunkan konsentrasi belajar dan mengganggu kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi pelajar untuk membatasi waktu penggunaan gawai secara bijak.
Jika pelajar dapat mengatur waktu penggunaan gawai dengan disiplin, maka mereka akan memiliki lebih banyak waktu untuk belajar dan berinteraksi secara langsung. Seandainya orang tua dan guru memberikan bimbingan tentang penggunaan gawai yang sehat, maka pelajar tidak akan mudah kecanduan. Apabila gawai hanya digunakan pada waktu-waktu tertentu, seperti setelah menyelesaikan tugas, maka pelajar bisa lebih fokus dan tidak mudah terdistraksi.
Membatasi penggunaan gawai bukan berarti melarang sepenuhnya, tetapi mengatur agar penggunaannya tidak mengganggu kewajiban sebagai pelajar. Dengan pengaturan yang baik, gawai tetap bisa menjadi alat bantu belajar yang efektif tanpa menimbulkan dampak negatif. Sudah saatnya pelajar belajar mengontrol diri demi masa depan yang lebih baik.
Penjelasan terhadap teks argumentasi tentang Manfaat Membatasi Penggunaan Gawai bagi Pelajar di atas.
a. Paragraf pertama: Tesis (pendapat awal)
Penulis mengemukakan pendapat bahwa penggunaan gawai berlebihan oleh pelajar dapat menurunkan konsentrasi belajar dan mengganggu kesehatan. Oleh karena itu, pelajar perlu membatasi waktu penggunaan gawai.
b. Paragraf kedua: Argumentasi (alasan dan kalimat pengandaian)
Kalimat pengandaian digunakan untuk memperkuat argumen:
"Jika pelajar dapat mengatur waktu penggunaan gawai…"
Kalimat ini menyatakan kemungkinan manfaat dari pengaturan waktu.
"Seandainya orang tua dan guru memberikan bimbingan…"
Kalimat ini menyampaikan harapan akan dukungan dari orang tua dan guru.
"Apabila gawai hanya digunakan pada waktu tertentu…"
Kalimat ini menunjukkan solusi dengan penggunaan gawai yang terkontrol.
c. Paragraf ketiga: Penegasan ulang pendapat (kesimpulan)
Penulis menegaskan bahwa membatasi penggunaan gawai adalah bentuk kontrol diri, bukan pelarangan, untuk menjaga fokus belajar dan menghindari dampak negatif.
B. KALIMAT AKTIF DAN KALIMAT PASIF
Kalimat aktif dan pasif merupakan dua jenis kalimat yang memiliki struktur dan fungsi yang berbeda, namun keduanya memiliki peran penting dalam penyusunan teks argumentasi. Kalimat aktif lebih sering digunakan dalam teks argumentasi karena lebih jelas dalam menyampaikan pendapat atau ide. Kalimat aktif membuat pernyataan terasa lebih tegas dan fokus pada subjek yang melakukan tindakan. Penggunaan kalimat aktif dalam argumentasi membantu penulis untuk menyampaikan pesan dengan cara yang lugas dan mudah dipahami oleh pembaca. Misalnya, dalam kalimat “Siswa harus menjaga kebersihan sekolah,” fokus utama adalah pada siswa sebagai pelaku tindakan. Kalimat ini mengarahkan pembaca pada siapa yang bertanggung jawab terhadap kebersihan sekolah.
Namun demikian, kalimat pasif juga memiliki tempatnya dalam teks argumentasi, terutama ketika penulis ingin menekankan objek atau tindakan yang dilakukan, bukan subjek yang melakukannya. Kalimat pasif cenderung lebih formal dan bisa memberikan kesan objektif pada argumen yang disampaikan. Dalam beberapa kasus, kalimat pasif digunakan untuk memperkuat argumen yang berfokus pada hasil atau konsekuensi daripada siapa yang melakukan tindakan tersebut. Sebagai contoh, kalimat “Kebersihan sekolah harus dijaga oleh siswa” lebih menekankan pada pentingnya menjaga kebersihan sebagai tindakan yang perlu dilakukan, daripada siapa yang harus melakukannya. Ini bisa berguna jika penulis ingin fokus pada tindakan atau kebijakan yang perlu diambil, bukan pada pelaku tindakan itu sendiri.
Penggunaan kalimat aktif dan pasif dalam teks argumentasi dapat disesuaikan dengan tujuan penulis. Kalimat aktif lebih cocok digunakan ketika penulis ingin membuat argumen yang jelas dan langsung kepada pembaca, seperti dalam menyampaikan peraturan atau instruksi yang harus diikuti. Di sisi lain, kalimat pasif lebih efektif digunakan ketika penulis ingin menyampaikan pesan secara lebih objektif, tanpa terlalu menonjolkan siapa yang bertanggung jawab. Sebagai contoh, dalam teks argumentasi tentang kebersihan, jika tujuan penulis adalah menekankan perlunya menjaga kebersihan sekolah, maka kalimat pasif seperti "Kebersihan sekolah harus dijaga oleh siswa" akan lebih tepat digunakan untuk menunjukkan pentingnya tanggung jawab bersama.
Cermatilah Contoh berikut
a. Teks Argumentasi (Kalimat Aktif)!
Pelajar harus membiasakan diri membaca buku setiap hari karena kebiasaan ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan memperluas wawasan. Orang tua perlu mendampingi anak saat belajar agar mereka merasa diperhatikan dan lebih semangat. Guru juga harus memberikan dorongan dengan merekomendasikan bacaan yang sesuai usia dan minat siswa. Jika semua pihak aktif mendorong budaya membaca, maka kualitas pendidikan akan semakin baik dan menciptakan generasi yang cerdas.
Penjelasan
Teks di atas menggunakan kalimat aktif, ditandai dengan subjek melakukan tindakan langsung, seperti:
“Pelajar harus membiasakan diri…”
“Orang tua perlu mendampingi anak…”
“Guru juga harus memberikan dorongan…”
Penggunaan kalimat aktif menjadikan teks terasa lebih tegas, lugas, dan langsung terhadap pokok permasalahan yang dibahas, sehingga argumen tersampaikan dengan jelas.
Fokus utama tertuju pada siapa yang bertanggung jawab atas tindakan, yaitu pelajar, orang tua, dan guru, sesuai dengan tujuan argumentasi untuk mengajak semua pihak berperan aktif.
b. Teks Argumentasi (Kalimat Pasif)
Kebiasaan membaca buku setiap hari perlu dibiasakan oleh pelajar karena melalui kegiatan tersebut kemampuan berpikir kritis dapat ditingkatkan dan wawasan dapat diperluas. Proses belajar sebaiknya didampingi oleh orang tua agar perhatian dan semangat belajar dapat ditumbuhkan. Rekomendasi bacaan yang sesuai usia dan minat harus diberikan oleh guru sebagai bentuk dukungan terhadap budaya membaca. Jika budaya membaca terus dibangun oleh semua pihak, maka kualitas pendidikan dapat ditingkatkan demi menciptakan generasi yang cerdas.
Penjelasan
Teks di atas menggunakan kalimat pasif, ditandai dengan tindakan yang lebih difokuskan pada objek atau hasil, bukan pelaku.
“Kemampuan berpikir kritis dapat ditingkatkan…”
“Proses belajar sebaiknya didampingi oleh orang tua…”
“Rekomendasi bacaan harus diberikan oleh guru…”
Fokus utama berada pada tindakan atau dampak yang ingin dicapai, bukan siapa pelakunya secara langsung.
Kalimat pasif memberikan kesan formal dan objektif, serta cocok ketika penulis ingin menekankan pada hal yang dilakukan (misalnya: kegiatan membaca, proses pembelajaran) dibandingkan siapa yang melakukannya.
Teks ini tetap mempertahankan argumen yang kuat, tetapi penyampaiannya lebih halus dan tidak terlalu mengarahkan tanggung jawab secara langsung.
Dengan demikian, dapat kita pahami bahwa kalimat aktif dan kalimat pasif memiliki peran penting dalam teks argumentasi yang dapat disesuaikan dengan tujuan penulis. Kalimat aktif cenderung digunakan untuk menyampaikan pendapat secara langsung, tegas, dan jelas, karena fokusnya pada subjek sebagai pelaku tindakan. Sebaliknya, kalimat pasif lebih menekankan pada objek atau hasil dari suatu tindakan, sehingga cocok digunakan ketika penulis ingin menonjolkan konsekuensi atau menyampaikan argumen secara lebih objektif. Penggunaan kedua bentuk kalimat ini secara tepat akan memperkuat struktur dan isi argumentasi, serta membantu pembaca memahami sudut pandang penulis dengan lebih baik.
LEMBAR KERJA ELABORASI
A. Pertanyaan Elaborasi (Pemahaman Mendalam)
Cermati paragraf argumentasi berikut, lalu uraikan struktur kalimat pengandaian yang digunakan dan jelaskan hubungan sebab-akibatnya.
Teks Argumentasi:
Jika siswa rajin membaca buku setiap hari, maka pengetahuan mereka akan meningkat secara signifikan. Membaca merupakan salah satu cara paling efektif untuk menambah wawasan dan melatih daya pikir kritis. Selain itu, melalui membaca, siswa dapat memahami berbagai sudut pandang dan memperkaya kosakata. Oleh karena itu, kebiasaan membaca perlu dibangun sejak dini agar siswa mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang terus berkembang.
Pertanyaan:
a. Tentukan mana bagian syarat dan mana bagian akibat dalam kalimat pengandaian!
b. Jelaskan hubungan logis antara keduanya dalam konteks mendukung argumen!
Bacalah teks berikut, lalu ubahlah seluruh kalimat aktif menjadi kalimat pasif tanpa mengubah makna. Jelaskan pula perbedaan gaya penyampaiannya.
Teks Argumentasi:
Siswa-siswa membersihkan taman sekolah setiap Jumat untuk menjaga keindahan lingkungan. Mereka menyapu dedaunan kering, mencabut rumput liar, dan membuang sampah ke tempat yang semestinya. Kegiatan ini dilakukan secara rutin sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan sekolah. Dengan cara ini, suasana belajar menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
Pertanyaan:
a. Tulis ulang paragraf tersebut menggunakan kalimat pasif!
b. Jelaskan bagaimana perubahan tersebut memengaruhi fokus pembaca terhadap isi teks!
B. Pertanyaan Refleksi (Pemaknaan Pribadi)
Jika kamu harus menulis teks argumentasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan di sekolah, apakah kamu lebih memilih menggunakan kalimat aktif atau pasif? Mengapa?