SD Negeri Sukmajaya 2 adalah sekolah dasar negeri di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, berdiri sejak 1980, berkomitmen pada Kurikulum Merdeka dan berakreditasi A; sekolah ini fokus pada penguatan literasi, karakter, dan partisipasi masyarakat.
SD Negeri Sukmajaya 2 didirikan pada 1 Agustus 1980** dan berstatus sebagai sekolah negeri yang melayani pendidikan dasar di wilayah Depok Tengah; alamat resmi tercatat di Jl. Warujaya Raya No.02 Rt.03 Rw.21 Sekolah ini berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan sejak awal berperan sebagai pusat pembelajaran bagi anak-anak di lingkungan sekitarnya.
Kepala sekolah yang memimpin saat ini adalah Opar Suparma S.Pd, M.Si, dengan operator sekolah Dwi Kurniawan ; jumlah pendidik dan tenaga kependidikan berkisar antara 9–11 guru dan siswa sekitar 226–235 orang , menunjukkan rasio guru - siswa yang mendukung pembelajaran personalisasi. Kualitas tenaga pendidik menjadi salah satu fokus pengembangan profesional melalui pelatihan dan workshop untuk menyelaraskan praktik mengajar dengan Kurikulum Merdeka.
SD Negeri Sukmajaya 2 menerapkan Kurikulum Merdeka yang menekankan penguatan kompetensi abad ke-21 dan profil pelajar Pancasila; sekolah ini meraih akreditasi A dengan nilai 93 pada penilaian BAN-S/M, yang mencerminkan standar mutu yang tinggi pada aspek isi, proses, dan pengelolaan. Nilai akreditasi A (93/100) menegaskan komitmen sekolah terhadap mutu pendidikan dan kelayakan sarana-prasarana.
Analisis rapor pendidikan menunjukkan pencapaian literasi yang kuat , numerasi yang perlu ditingkatkan, serta aspek karakter dan iklim sekolah yang relatif baik; sekolah mengidentifikasi peningkatan numerasi dan inovasi pembelajaran digital sebagai prioritas pengembangan ke depan. Sekolah aktif melibatkan orang tua dan masyarakat dalam program pembelajaran berbasis proyek dan kegiatan ekstrakurikuler untuk memperkaya pengalaman belajar siswa.
SD Negeri Sukmajaya 2 memiliki fasilitas dasar yang mendukung proses belajar mengajar dan menumbuhkan budaya gotong royong, religiusitas, dan literasi . Sekolah berupaya mengembangkan pembelajaran berbasis proyek, penguatan akhlak, dan pelestarian budaya lokal sesuai aspirasi murid, orang tua, dan masyarakat setempat.
Program kewirausahaan sekolah mengintegrasikan ekstrakurikuler, inklusi, praktik ramah lingkungan, kantin sehat, dan pembelajaran mendalam untuk membentuk keterampilan kewirausahaan siswa secara holistik, berkelanjutan, dan inklusif.
Membangun kompetensi kewirausahaan siswa yang aplikatif, beretika, dan berkelanjutan melalui kegiatan sekolah nonformal dan kurikuler.
Tujuan utama
Meningkatkan keterampilan praktis kewirausahaan kreativitas, manajemen usaha, pemasaran.
Memastikan inklusi akses bagi siswa berkebutuhan khusus dan beragam latar.
Mendorong praktik hijau pengelolaan sampah, efisiensi sumber daya.
Mewujudkan kantin sehat sebagai laboratorium kewirausahaan produk sehat, higienis, dan bernilai jual. Memperdalam pembelajaran proyek nyata yang menggabungkan teori dan praktik.
Dasar hukum umumnya mengacu pada kebijakan pendidikan nasional tentang pengembangan karakter, kurikulum merdeka, dan standar kesehatan sekolah; praktik kantin sehat dan program go green didokumentasikan dalam studi pengelolaan kantin dan pedoman sekolah sehat. Pengembangan program kewirausahaan sekolah sebagai bagian dari kurikulum dan ekstrakurikuler juga didukung oleh pedoman pengembangan kewirausahaan
Penilaian kebutuhan survei minat siswa, kapasitas sekolah, dan peluang pasar lokal.
Penilaian inklusi audit aksesibilitas dan adaptasi materi.
Penilaian lingkungan audit sampah, energi, dan praktik kantin untuk target green & clean.
Rangka kurikulum proyek modul kewirausahaan + proyek kantin sehat + kegiatan ekstrakurikuler.
Model pembelajaran mendalam problem-based learning, project-based learning, dan mentoring usaha.
Adaptasi inklusif materi multi-sensori, peran peer-support.
Pilot dan skala bertahap mulai dengan satu ekstrakurikuler dan kantin model.
Kolaborasi komunitas mitra UMKM, dinas kesehatan, LSM lingkungan.
Pelatihan guru dan siswa manajemen usaha, sanitasi pangan, praktik ramah lingkungan.
Indikator kuantitatif jumlah usaha siswa, omzet kantin sehat, pengurangan sampah.
Indikator kualitatif keterampilan kewirausahaan, kepuasan peserta, tingkat inklusi.
Monitoring rutin laporan triwulan dan evaluasi lapangan.
Refleksi berkala sesi evaluasi guru-siswa-mitra untuk pelajaran dan perbaikan.
Perubahan berbasis bukti revisi modul, adaptasi operasional kantin, dan kebijakan inklusi sesuai hasil pengukuran.
Siklus PDCA Plan Do Check Act untuk memastikan perbaikan berkelanjutan.
Program kewirausahaan yang terintegrasi dengan pencegahan dan penanganan kekerasan serta Sekolah Ramah Anak di SD Negeri Sukmajaya 2 bertujuan mengembangkan keterampilan ekonomi siswa sambil menjamin keselamatan, hak, dan partisipasi anak melalui pendekatan inklusif, literasi, dan praktik berbasis bukti.
Meningkatkan kompetensi kewirausahaan siswa mengembangkan keterampilan praktis seperti perencanaan usaha, pemasaran sederhana, dan pengelolaan keuangan mikro.
Menjamin lingkungan aman dan bebas kekerasan memastikan kegiatan kewirausahaan tidak menimbulkan risiko kekerasan atau eksploitasi anak.
Memperkuat Sekolah Ramah Anak perpaduan program kewirausahaan dengan prinsip non-diskriminasi, partisipasi anak, dan perlindungan hak anak.
Dasar hukum mencakup kebijakan nasional tentang perlindungan anak dan pedoman pencegahan serta penanganan kekerasan di satuan pendidikan sekolah wajib membentuk mekanisme pencegahan dan penanganan kekerasan (TPPK) serta menerapkan prinsip Sekolah Ramah Anak sesuai pedoman kementerian pendidikan dan dokumen terkait.
Audit risiko dan kebutuhan survei minat siswa, identifikasi potensi risiko kekerasan dalam aktivitas kewirausahaan, dan audit kapasitas sekolah.
Desain inklusif berbasis bukti modul kewirausahaan yang mengintegrasikan pendidikan hak anak, mekanisme pelaporan aman, dan adaptasi untuk siswa berkebutuhan khusus.
Pembelajaran mendalam dan berbasis proyek project-based learning yang memadukan literasi, etika usaha, dan praktik keselamatan anak.
Pilot terkontrol jalankan pilot 6 bulan dengan TPPK aktif, mentor, dan SOP keselamatan gunakan perpustakaan atau ruang belajar sebagai pusat usaha mini.
Pelatihan dan kolaborasi pelatihan guru, pustakawan, dan siswa tentang pencegahan kekerasan, sanitasi, dan manajemen usaha kerja sama dengan dinas pendidikan dan layanan perlindungan anak.
Indikator pengukuran kuantitatif- jumlah proyek, omzet usaha siswa, laporan insiden kualitatif — tingkat literasi kewirausahaan, rasa aman siswa, dan kepuasan orang tua. Monitoring harus rutin dan terstruktur.
Refleksi berkala forum evaluasi triwulan melibatkan siswa, guru, orang tua, dan TPPK untuk menilai dampak dan risiko.
Perubahan berbasis bukti revisi modul, SOP, dan mekanisme pelaporan bila ditemukan celah terapkan siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act).
Rekomendasi singkat prioritaskan pembentukan TPPK yang aktif, integrasikan pelatihan pencegahan kekerasan dalam modul kewirausahaan, dan mulai dengan pilot kantin/produk sehat sebagai laboratorium usaha siswa.
Program kewirausahaan berbasis literasi dan perpustakaan di SD Negeri Sukmajaya 2 dirancang untuk mengubah perpustakaan menjadi pusat pembelajaran kewirausahaan yang inklusif, berbasis proyek, dan berorientasi pada literasi fungsional serta praktik nyata di lingkungan sekolah.
SD Negeri Sukmajaya 2 memiliki profil sekolah yang menunjukkan komitmen pada literasi dan capaian pembelajaran sekolah melaporkan capaian literasi yang tinggi dan jumlah siswa sekitar 230-an, serta fasilitas perpustakaan yang tersedia untuk kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler. Sekolah berdiri sejak 1980 dan menempati lokasi serta fasilitas yang mendukung program perpustakaan dan kantin sekolah.
Meningkatkan literasi fungsional siswa menghubungkan kemampuan membaca-menulis dengan kemampuan berwirausaha.
Mengembangkan keterampilan kewirausahaan praktis perencanaan produk, pemasaran sederhana, manajemen keuangan mikro.
Memanfaatkan perpustakaan sebagai laboratorium ide sumber referensi, ruang prototipe, dan pusat promosi produk siswa.
Kurikulum Merdeka dan kebijakan penguatan profil pelajar Pancasila mendukung integrasi literasi dan kewirausahaan dalam pembelajaran.
Pedoman perpustakaan sekolah dan standar kesehatan sekolah relevan untuk operasional ruang baca dan kegiatan kantin/produk sehat.
Audit literasi dan perpustakaan inventaris koleksi, frekuensi kunjungan, minat baca siswa.
Analisis kebutuhan kewirausahaan survei minat siswa, kapasitas guru, peluang pasar lokal.
Penilaian inklusi aksesibilitas perpustakaan dan adaptasi materi untuk semua siswa.
Modul pembelajaran proyek perpustakaan-wirausaha tema literasi produk, riset pasar sederhana, pembuatan prototipe.
Model pembelajaran mendalam project-based learning yang memanfaatkan koleksi perpustakaan sebagai sumber riset.
Peran ekstrakurikuler dan komunitas klub literasi, mitra UMKM lokal, orang tua sebagai mentor.
Pilot di perpustakaan selama 6 bulan kegiatan mingguan, pameran produk, penjualan sehat di kantin sekolah.
Pelatihan guru dan pustakawan fasilitator proyek, penilaian produk, sanitasi pangan jika terkait penjualan.
Kuantitatif jumlah proyek siswa, omzet mini-kantin siswa, kunjungan perpustakaan per bulan.
Kualitatif peningkatan kemampuan literasi fungsional, laporan refleksi siswa, tingkat partisipasi inklusif.
Sesi evaluasi triwulan guru, siswa, dan mitra menilai hasil dan hambatan.
Perbaikan berbasis bukti revisi modul, penataan koleksi, penyesuaian jadwal perpustakaan, dan kebijakan inklusi.