Pada tanggal 9 September 2020, Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) menggelar webinar seputar #MerdekaDariSampahPlastik yang dihadiri oleh berbagai narasumber, termasuk David Sutasurya sebagai perwakilan dari YPBB. Kegiatan webinar tersebut mengangkat penanganan sampah melalui model Zero Waste Cities yang telah diterapkan di beberapa kota, diantaranya Cimahi dan Bandung.
Selain di wilayah Bandung Raya, Zero Waste Cities juga tengah dibangun di beberapa kota lain seperti Gresik, Bali, dan Medan. Prigi Arisandi, sebagai Direktur Eksekutif ECOTON, yang juga tengah mendampingi kawasan di Gresik untuk implementasi Zero Waste Cities, menyampaikan hal yang menarik dalam acara webinar tersebut. Menurutnya, Zero Waste Cities memiliki keistimewaan yang bisa menjadi poin menarik untuk dapat diimplementasikan ke berbagai wilayah.
Keistimewaan tersebut diantaranya adalah adanya informasi karakter sampah di sebuah kawasan yang akan menjadi implementasi. Adanya informasi karakter sampah yang spesifik dari suatu kawasan, akan memengaruhi sistem pengelolaan yang tepat
Dalam penerapannya, Zero Waste Cities memerlukan berbagai kontribusi dari berbagai kalangan, mulai dari pemerintah hingga masyarakat. Donasi merupakan salah satu bentuk kontribusi yang telah dilakukan oleh warga di kawasan implementasi Zero Waste Cities.
Berbeda dengan yang dibayangkan, donasi yang dilakukan warga bisa berbentuk selain uang! Contoh nyata dapat diambil dari Maryati, warga Desa Cingcin yang merelakan sebagian tanahnya dijadikan tempat pengelolaan sampah organis di kawasan tersebut.
Kegiatan donasi juga pernah dilakukan oleh YPBB yang distribusinya dibagi menjadi beberapa tahap. Dalam hal ini, kegiatan donasi bertujuan untuk mengangkat pentingnya peran petugas sampah informal dalam sistem pengelolaan sampah. Petugas sampah informal perlu mendapatkan jaminan perlindungan kesehatan, setidaknya APD dan bahan makanan pokok, mengingat mereka bekerja dengan resiko tinggi pada kesehatan.
Perilaku masyarakat yang konsumtif seringkali dijadikan alasan utama penyebab tingginya produksi sampah. Jika dikaji kembali, produsen sebenarnya secara tidak langsung juga berkontribusi atas banyaknya sampah yang timbul akibat aktivitas konsumsi, sebab sebagian besar kemasan produk terbuat dari bahan yang sulit terurai secara alami.
Perilisan produk galon sekali pakai, yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan, adalah salah satu contoh adanya peranan produsen secara tidak langsung, dalam produksi timbulan sampah, utamanya sampah plastik.
Pemerintah, pada tahun 2019, telah mengesahkan kebijakan yang membuat produsen harus bertanggungjawab atas kemasan dari produk yang dikeluarkannya. Dalam Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019, produsen diwajibkan untuk melakukan pengurangan terhadap bahan-bahan yang sulit diurai. Selain itu, pemerintah juga sudah mewajibkan produsen agar melakukan penarikan kembali terhadap kemasan produk yang sulit didaurulang.
Hingga tahun 2020, Zero Waste Cities sedang dalam implementasi di beberapa wilayah, diantaranya Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung, Gresik, Denpasar hingga Medan. Kota-kota yang lebih dahulu mengimplementasikan Zero Waste ialah Bandung dan Cimahi.
Selama 2 tahun penerapan di Kota Bandung, terjadi peningkatan layanan pengumpulan terpilah yang signifikan. Peningkatan tersebut diiringi dengan pengurangan sampah yang mencapai angka 23,13%.
Di sisi lain, pengumpulan terpilah di Kota Cimahi berhasil menjangkau 19.000 warga. Masyarakat yang bersedia memilah pun memiliki presentase yang cukup tinggi hingga 63,24%.
Tak hanya warga secara umum, pejabat Kota Cimahi pun telah mengimplementasikan Zero Waste dalam kehidupannya. Mohammad Ronny dan Usep Koswara menjadi contoh upaya pemilahan di rumah, yang dapat diadopsi siapa saja.
"Kalau saya pribadi, seruu banget first time volunteer online era new normal....... yang pasti nambah wawasan yang gak dapet dari lingkungan maupun di pendidikan sayaaa"
-Kina, Relawan Online ZW-
"Awalnya aku belom ngerti sama sekali soal zero waste, setelah ikut volunteer ini aku jadi belajar banyakkk banget karena ngerasa tertarik untuk tau lebih. Sampe sekarang aku jadi tertarik sama environmental issue sampe climate change gitu2, yang artinya nambah ilmu aku banget!"
-Anandike, Relawan Online ZW-
"Pengalaman menariknya, ketika saya membagikan salah satu info dari YPBB di WhatsApp story, ada yang membalas story tersebut dan ternyata ia juga senang dengan topik yg saya bagikan. Kami bercerita tentang barang2 bekas apa saja yang pernah kami daur ulang dan menjadi bermanfaat. Selain itu, di twitter juga saya dpt temen baru, yang minatnya sama tentang pengolahan sampah."
-Eca, Relawan Online ZW-