Selamat Datang Kembali!
Highlight kegiatan Zero Waste Cities bulan Desember 2021
SINERGI DAN KONTRIBUSI PARA PIHAK DALAM PENYELESAIAN PERSOALAN SAMPAH
Hari Ibu 2022 : Menilik Peran Penting Ibu dalam Menjaga Lingkungan
Momentum hari ibu menjadi momentum penting untuk mengingatkan kita akan kasih sayang ibu. Selain itu, hari ibu juga dirayakan untuk mengingatkan kita tentang pentingnya peran ibu dalam keluarga.
Berbicara peran, ibu memiliki peran vital bagi keluarga. Sebagai pionir pendidikan keluarga, ibu menjadi contoh dalam membentuk kebiasaan di keluarga.
Kebiasaan-kebiasaan yang terbentuk dalam keluarga, khususnya dalam aksi penjagaan lingkungan, sebagian besar dimulai dari ibu. Diantara peran tersebut yaitu, memilah sampah sejak dari rumah, memilih produk yang ramah lingkungan, dan juga peran edukasi keluarga terkait urgensi menjaga lingkungan.
Sebagai bagian dari komunitas di masyarakat, peran ibu tersebut tak akan berarti jika tak didukung oleh keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Apa peran-peran para pihak yang juga termasuk bagian dari masyarakat? Simak pada konten berikut!
Menjalankan peran tersebut memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Terlebih perlu kesadaran bersama bahwa penjagaan lingkungan tidak hanya berdampak pada diri kita, tetapi juga pada lingkungan di sekitar kita dan alam.
Salah satu contoh problematika kerusakan lingkungan yang terlihat nyata di depan mata kita adalah munculnya penumpukan sampah di perkotaan. Penumpukan tersebut terjadi sebab minimnya pendidikan lingkungan di masyarakat dan tidak adanya regulasi yang ditegakkan, yang mendukung ke arah perlindungan lingkungan perkotaan.
Namun secara sederhana, penumpukan sampah liar sebenarnya dapat diatasi bila masyarakat diberi edukasi dan didorong untuk melakukan upaya-upaya pencegahan. Salah satu upaya tersebut yaitu dengan memilah sampah sejak dari rumah.
Selain itu, sebagai salah satu dukungan dan edukasi kepada para pihak, khususnya untuk pemerintah daerah, YPBB bekerjasama dengan Aliansi Zero Waste Indonesia menyelenggarakan Zero Waste Academy yang ditujukan untuk para agen perubahan di pemerintahan untuk belajar lebih dalam mengenai solusi zero waste dan penerapan sistem serta penyusunan kebijakan zero waste dan berkelanjutan pada skala kewilayahan.
Simak penjelasan Zero Waste Academy pada video berikut :
IG Live bersama AZWI : Penerapan Zero Waste Cities dapat Mencegah Terjadinya Penumpukan Sampah
Selain peran individual, ada peran komunitas dan sistem yang berpengaruh terhadap pecegahan kerusakan lingkungan akibat sampah. Program Zero Waste Cities yang mengusung sistem pengelolaan sampah di kawasan mencoba untuk mengimplementasikan dan mengedukasikan berbagai peran tersebut kepada seluruh lapisan masyarakat.
Hal ini disampaikan oleh Manajer Kota di Zero Waste Cities, Ryan Hendryan, dalam IG Live bersama Aliansi Zero Waste Indonesia pada 8 Desember 2021.
"Konsep Zero Waste Cities merupakan konsep kolektif yang membutuhkan peran para pihak dalam membangun sistem yang mendukung pada upaya pencegahan penumpukan sampah secara masif, terutama di Kota Bandung. "
Program Pemerintah Kota Cimahi dan Kota Bandung dalam Meningkatkan Upaya Pengurangan Sampah Kota
Hasil implementasi program Zero Waste Cities sudah mulai dirasakan di berbagai kota. Salah satunya yaitu Kota Cimahi.
Kota Cimahi memulai sebuah program pengelolaan sampah di kawasan yang dinamakan dengan Cimahi Barengras (Bareng-bareng Kurangi Sampah).
Bersama Zero Waste Cities, pemerintah Kota Cimahi bersinergi untuk mencapai tujuan pengurangan sampah kota terutama yang dihasilkan oleh rumah tangga.
Seperti apa program Cimahi Barengras? Simak di video berikut!
Selain Kota Cimahi, Kota Bandung juga memiliki permasalahan yang sama terkait pengelolaan sampah.
Jika Kota Cimahi memiliki Cimahi Barengras, di Kota Bandung kita mengenal Kang Pisman (Kurangi-Pisahkan-Manfaatkan).
Program Kang Pisman berjalan sejak 2018 dengan mengutamakan aksi pengurangan, pemisahan dan pemanfaatan sampah di kawasan. Sejalan dengan konsep Zero Waste Cities, program ini mendorong warga untuk membantu mengurangi penumpukan sampah dengan memilah sampah sejak dari rumah.
Sebagai upaya untuk memasifkan program Kang Pisman, terhitung pada bulan Desember 2021, Pemerintah Kota Bandung mulai mempopulerkan gerakan "Bandung Pisahkan Sampah Mulai dari Rumah" dan didukung dengan penerapan sistem penjadwalan penerimaan sampah di beberapa TPS.
Yuk kita dukung gerakan tersebut dengan memilah sampah sejak dari rumah!
Pilah Sampah dari Rumah : Mendukung Keadilan HAM Petugas Sampah dan Menghasilkan Media Tanam yang Menyuburkan
Upaya-upaya perlindungan lingkungan dan pencegahan penumpukan sampah yang telah disebutkan sejak awal, tentu tidak hanya akan berdampak pada perbaikan alam/lingkungan, tetapi juga akan mendukung kesejahteraan dan keadilan HAM bagi setiap manusia.
Tidak terkecuali petugas sampah. Memiliki lingkungan yang sehat dan baik juga menjadi hak bagi petugas sampah. Namun, hak tersebut masih belum dirasakan oleh mereka khususnya di Indonesia yang sebagian besar masih menerapkan pola kumpul-angkut-buang dalam pengelolaan sampahnya. Sehingga seringkali petugas sampah harus berurusan dengan sampah-sampah yang bau, kotor dan menjadi sumber penyakit.
Dengan menerapkan pemilahan dari rumah, tidak lagi ada penumpukan sampah residu yang kotor dan bau, sehingga para petugas sampah bisa mendapatkan haknya untuk hidup bersih dan sehat.
PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK UNTUK BANTU MENGEMBALIKAN BAHAN ORGANIK KE ALAM
Setelah dipisah, sampah tidak akan dibuang begitu saja, namun sampah akan diperlakukan sesuai jenisnya. Sebagai sampah dengan komposisi terbesar dari seluruh jenis sampah, sampah organik sangat bermanfaat apabila diolah dan dimanfaatkan kembali. Salah satunya adalah menjadi kompos.
Pengolahan sampah organik dapat dibilang gampang-gampang susah. Sebab keberhasilan pengolahan sampah organik tergantung pada proses dan perlakuan saat pengolahannya. Kira-kira apa saja kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengolahan sampah organik? Simak di konten berikut!
Sekilas Kegiatan Zero Waste Cities YPBB Bulan Desember 2021