MENGOMPOS YUK!
International Compost Awareness Week yang diadakan pada 2 - 8 Mei lalu, menjadi sarana pengingat bagi kita untuk terus mengompos. Grow, Eat, …, Compost, Repeat! menjadi tema pekan peduli mengompos tahun ini dengan tujuan mengingatkan kembali kita semua untuk mengompos sisa makanan yang kita hasilkan agar kembali menjadi media tanam tumbuhan yang menyuburkan.
Namun, pengomposan akan maksimal dirasakan manfaatnya apabila kita melakukan 1 hal yang paling penting dan harus kita lakukan dirumah.
PILAH SAMPAH DARI RUMAH
Terdapat 3 poin penting yang menjadi highlight manfaat pengomposan bagi Zero Waste Cities bila kita memilah sejak dari rumah.
Pertama, memilah sampah sejak dari rumah akan memudahkan petugas untuk melakukan pengomposan. Dengan memilah dari rumah, maka petugas tidak perlu memisahkan kembali sampah-sampah yang tercampur dan mengompos menjadi lebih mudah dilakukan. Kemudahan melakukan pengomposan sebab pemilahan dari rumah, sudah dirasakan oleh RW 7 Kelurahan Cihaurgeulis yang diutarakan secara langsung oleh Ketua RW 7, Bapak Rusel Prabakti dalam acara SABI (Sabtu Pagi Bahas Aksi) bersama Greeners. Acara SABI bisa anda simak pada tautan berikut: http://bit.ly/SABI1 .
Kedua, memilah sampah dari rumah dapat membantu mencegah rusaknya kualitas kompos akibat adanya kontaminan. Maka, langkah bijak untuk memilah sampah sejak dari rumah sangat bermanfaat bagi keberhasilan proses pengomposan. Tim lapangan Zero Waste Cities Kabupaten Bandung dan Pengelola TPS3R Montekar Desa Margamulya meliput langsung dari TPS3R dan Greenhouse yang beroperasi di Desa Margamulya, bersama dengan Greeners pada acara SABI (Sabtu Pagi Bahas Aksi) berbincang mengenai manfaat memilah dan keberhasilan proses pengomposan.
Ketiga, memilah sampah dari rumah dapat meringankan beban petugas pengumpul sampah dalam mengelola kompos dan sampah yang dikumpulkan dari warga. Petugas kini tidak lagi repot-repot untuk memisahkan sampah tercampur yang biasanya didapatkan dari warga. Petugas pengomposan dan pengumpul sampah di RW 18 Kelurahan Padasuka, Kota Cimahi, senang dengan adanya program pemilahan. Hal tersebut mereka utarakan pada kegiatan SABI bersama Greeners pada episode tiga yang bisa anda simak di tautan berikut : http://bit.ly/SABI3Padasuka
Zero Waste Cities mendorong warga untuk mengelola segala jenis sampah di kawasan. Termasuk sampah buku. Dari keseluruhan sampah yang ada di Indonesia, sampah kertas mengisi 11% diantaranya dan sampah buku termasuk dalam kategori sampah yang cukup mendominasi diantara jenis sampah kertas yang ada.
Dalam memperingati Hari Buku Nasional, Zero Waste Cities mengajak masyarakat untuk mendermakan buku-buku yang sudah tidak terpakai ke Taman Bacaan Masyarakat (TBM) atau perpustakaan-perpustakaan yang ada di kawasan.
Berikut adalah beberapa lokasi di Bandung Raya yang dapat menerima donasi buku,
MEMILAH SAMPAH SEJAK DARI RUMAH UNTUK SELAMATKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA
Sejalan dengan tema “Kami adalah bagian dari solusi”, pada peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia pada 2021, Zero Waste Cities mengajak anda untuk melibatkan diri menjadi bagian dari solusi dengan memilah sampah dan memanfaatkan kembali sampah organik menjadi kompos.
Populasi manusia yang semakin meningkat dan konsumsi yang semakin tak terbendung, bukan menjadi alasan bagi kita untuk tidak menyelamatkan keanekaragaman hayati di Indonesia. Perluasan dan pembebasan lahan/hutan tiap tahunnya selalu menjadi mimpi buruk bagi keanekaragaman makhluk hidup yang menggantungkan hidupnya pada hutan atau alam bebas. Kita bisa menjadi bagian dari solusi untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati dengan langkah sederhana, yaitu memilah sampah dari rumah.
COMMIT TO QUIT!
Di kawasan Zero Waste Cities, pengomposan menjadi alternatif prioritas untuk mengolah sisa organik. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh masyarakat agar pengomposan berjalan dengan baik dan menghasilkan tanah yang subur, yaitu menghindari adanya kontaminan. Salah satu kontaminan yang sering terlewat adalah puntung rokok.
Sebagai jenis sampah yang menduduki peringkat kedua -menurut hasil brand audit Break Free From Plastic pada tahun 2020-, paling banyak ditemukan di lingkungan setelah plastik kemasan, puntung rokok sebenarnya mengandung bahan yang tidak bisa dikompos. Selulosa asetat, bahan yang digunakan sebagai filter rokok, merupakan salah satu jenis plastik. Sehingga, apabila dibiarkan terbuang bebas di alam, akan terurai menghabiskan waktu belasan tahun dan menjadi mikroplastik yang akan mengganggu ekosistem alam.
Walaupun upaya daur ulang sudah diusahakan, namun mencegah adanya sampah puntung rokok, atau memulai untuk menguranginya menjadi alternatif yang paling mungkin dilakukan. Sejalan dengan kampanye PBB pada peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Commit to Quit, Zero Waste Cities mengajak untuk mencegah adanya sampah puntung rokok dengan mengurangi atau berhenti merokok dari sekarang.
INFO REKRUTMEN
Zero Waste Cities sedang mencari talenta yang akan menjadi bagian dari Tim Humas, yang berperan penting dalam penyampaian informasi dan pesan dari proyek Zero Waste Cities. Selain itu, ada juga peluang lain bagi anda yang ingin menjadi bagian dari YPBB. Informasi selengkapnya bisa anda cek di bit.ly/LOKERYPBB .