Gereja yang Satu

Dua Pemahaman mengenai Sifat Satu

Sifat satu dalam Gereja Katolik merupakan sifat yang istimewa. Sifat ini dapat dilihat dari dua segi penjelasan. Dua segi penjelasan itu dilihat dari segi ALASAN UMUM dan ALASAN KHUSUS.

Satu menurut Alasan Umum

Penjelasan pertama yang diberikan adalah penjelasan dari segi ALASAN UMUM. Penjelasan ini ingin menguraikan kesatuan antara Gereja Katolik dengan Gereja-gereja lain yang sama-sama mengimani Kristus. ALASAN UMUM mengapa Gereja Kristiani disebut SATU adalah karena Gereja didirikan oleh Yesus Kristus yang satu dan sama serta melandaskan dirinya pada satu iman akan Allah Tritunggal (1 Kor 12:12-13). Penjelasan atas sifat ini dinyatakan dalam Konsili Vatikan II dalam dokumen Unitatis Redintegratio.

Memang, pada kenyataannya, Gereja tampak terpecah-pecah karena di dunia ini tampak ada banyak gereja yang masing-masing terpisah. Namun, gereja-gereja tersebut memiliki unsur yang menyatukan. Yang menjadi pusat kesatuan Gereja Katolik dan Kristen – selanjutnya kita sebut dengan Gereja Kristiani – adalah pewartaan, perayaan dan pelaksanaan Injil Yesus Kristus. Seluruh Gereja Kristiani bersifat satu karena berpijak pada kesatuan iman akan Yesus Kristus. Katekismus Gereja Katolik menjelaskan tiga alasan yang mendasari mengapa Gereja itu memiliki sifat satu. Pertama, Gereja itu satu menurut asalnya, yang adalah Tritunggal Mahakudus, kesatuan Allah tunggal dalam tiga Pribadi - Bapa, Putra dan Roh Kudus. Kedua, Gereja itu satu menurut pendiri-Nya, Yesus Kristus, yang telah mendamaikan semua orang dengan Allah melalui darah-Nya di salib. Ketiga, Gereja itu satu menurut jiwanya, yakni Roh Kudus, yang tinggal di hati umat beriman, yang menciptakan persekutuan umat beriman, dan yang memenuhi serta membimbing seluruh Gereja (KGK 813).Sifat SATU dalam Gereja Kristiani harus dipahami dalam kerangka kesatuan dalam keragaman atau bhinneka tunggal ika.

Penghayatan sifat SATU dalam konteks Gereja Kristiani diwujudkan dalam berbagai cara, antara lain: 1) Gerakan Ekumenis (kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha yang – menanggapi bermacam-macam kebutuhan Gereja dan berbagai situasi – diadakan dan ditujukan untuk mendukung kesatuan umat kristen) , 2) Pekan Doa untuk Kesatuan Umat Kristiani setiap bulan Januari, 3) Pesan Bersama Natal dan Paska oleh KWI dan PGI, dan 4) Komunitas Taize.

Satu menurut Alasan Khusus

Penjelasan kedua yang diberikan adalah penjelasan dari segi ALASAN KHUSUS. Penjelasan ini ingin menguraikan penghayatan sifat satu yang hanya berlaku dalam Gereja Katolik. ALASAN KHUSUS mengapa Gereja Katolik disebut SATU adalah karena bersekutu di bawah kepemimpinan wakil Kristus, pengganti Petrus, yaitu Paus. Sebagai orang-orang Katolik, kita dipersatukan dalam pengakuan iman yang satu dan sama, dalam perayaan bersama terutama sakramen-sakramen, dan struktur hierarkis berdasarkan suksesi apostolik yang dilestarikan dan diwariskan melalui Sakramen Tahbisan Suci. Penjelasan mengenai sifat ini dinyatakan oleh Konsili Vatikan II dalam dokumen Lumen Gentium.

Gereja Katolik merupakan institusi yang memiliki jalur pemerintahan yang berlaku secara internasional. Tahta Suci yang berada di Kota Vatikan merupakan tempat kedudukan Paus dan menjadi simbol kesatuan dalam Gereja Katolik. Semua kebijakan yang ada dalam Gereja Katolik diambil dalam koordinasi bersama antara Paus di Vatikan dan para uskup yang berada di masing-masing wilayah gerejawi seluruh dunia. Oleh karena itu, sangat penting ditekankan bahwa Gereja Katolik itu digembalakan oleh para uskup yang menyatukan diri mereka di bawah kepemimpinan Paus sebagai pengganti Petrus, rasul yang diberi kuasa oleh Yesus untuk memimpin Gereja Katolik.

Penghayatan sifat SATU dalam konteks intern Gereja Katolik diwujudkan lewat 1) Ketaatan pada Paus dan Uskup dan 2) Kesatuan Ajaran dalam Gereja Katolik. Sebagai contoh, saat kita ikut ambil bagian dalam Ekaristi di Surabaya, Larantuka, Alexandria, San Francisco, Moscow, Mexico City, Etiopia, atau di mana pun, kita akan mengalami unsur-unsur yang sama, misalnya bacaan-bacaan, tata perayaan, doa-doa, dirayakan oleh orang-orang percaya yang sama-sama beriman Katolik, serta dipersembahkan oleh Imam yang dipersatukan dengan Uskup dalam kesatuan dengan Bapa Suci, Paus sebagai penerus tahta Santo Petrus. Selain itu, selama masa pandemi ini, kita juga mengalami bahwa kita bisa mengikuti Perayaan Ekaristi Live Streaming dari paroki mana saja karena tata upacara liturgi yang sama.

Daftar Pustaka:

Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia. Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta: Penerbit OBOR. 1993.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Buku Guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017.

Komisi Kateketik KWI. Perutusan Murid-murid Yesus, Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/SMK. Yogyakarta: Kanisius. 2007.

Konferensi Waligereja Indonesia. Iman Katolik. Yogyakarta: Kanisius. 1995.

Konferensi Waligereja Indonesia. Katekismus Gereja Katolik. Ende-Flores: Nusa Indah. 1995.

Mgr. Ignatius Suharyo. The Catholic Way, Kekatolikan dan Keindonesiaan Kita. Yogyakarta: Kanisius. 2009.

Yoseph Kristianto, dkk. Menjadi Murid Yesus, Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/K Kelas XI. Yogyakarta: Kanisius. 2010.