Gereja dan Dunia

Membuka Diri untuk Peduli kepada Dunia

Setelah Konsili Vatikan II, Gereja Katolik melihat dirinya sebagai sakramen keselamatan bagi dunia. Gereja menjadi terang ,garam, dan ragi bagi dunia dan dunia menjadi tempat atau ladang, dimana Gereja berbakti. Dunia tidak dihina dan dijauhi melainkan didatangi dan ditawari keselamatan. Dunia dijadikan mitra dialog dan Gereja dapat menawarkan nilai-nilai injil dan dunia dapat mengembangkan kebudayaannya, adat istiadat, alam pikiran, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Oleh karena itu, Gereja dapat lebih efektif menjalankan misi dunia. Meskipun demikian, Gereja pun tetap menghormati otonomi dunia dengan sifatnya yang sekuler, karena didalamnya terkandung nilai-nilai yang dapat menyejahterakan manusia dan membangun sendi-sendi kerajaan Allah.

Pada dasarnya Gereja dan dunia manusia merupakan realitas yang sama, seperti mata uang yang ada dua sisinya. Berbicara tentang Gereja berarti bicara tentang dunia manusia. Bagi orang Katolik, berbicara tentang dunia manusia berarti berbicara tentang dunia manusia sebagai umat Allah yang sedang berziarah di dunia ini. Sesudah mempelajari Gereja Katolik dilihat dari sisi internal (ke dalam dirinya sendiri) pada semester yang lalu, kita akan mempelajari Gereja dari sisi eksternal, yakni Gereja dalam hubungannya dengan dunia. Dunia di sini diartikan sebagai seluruh keluarga manusia dengan segala hal yang ada di sekelilingnya. Setelah Konsili Vatikan II, dunia dilihat secara lebih positif. Gereja dan dunia dapat berdialog dan saling mengisi demi terciptanya Kerajaan Allah di bumi ini.

Sejalan dengan gagasan pokok di atas, pembahasan tema Gereja dan Dunia akan terbagi dalam beberapa sub tema, yakni:

  • Permasalahan yang Dihadapi Dunia

  • Hubungan Gereja dan Dunia

  • Ajaran Sosial Gereja