Mendalami Arti Gereja dan Kekhasan Gereja Katolik

Memahami Gereja

Gereja Katolik telah mengarungi dunia selama lebih dari 2000 tahun. Selama itu, Gereja Katolik menghadapi berbagai macam tantangan dan rintangan selama perjalanannya. Namun, perjalanan hidup Gereja Katolik menjadi kesaksian nyata bahwa Gereja berasal dari Tuhan sebagai pemenuhan dari janji Kristus. Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa ada masa-masa di mana Gereja Katolik dipimpin oleh mereka yang tidak bijaksana, yang mencoreng nama Gereja dengan perbuatan-perbuatan mereka, tetapi pada kenyataannya, mereka - pemimpin yang kurang bijaksana dan mencoreng nama Gereja ini - tidak sanggup menghancurkan Gereja. Hal ini menunjukkan bahwa Gereja tidak semata-mata organisasi manusiawi. Ada campur tangan ilahi yang terjadi dalam diri Gereja sehingga Gereja Katolik tetap berdiri sampai sekarang. Jika Gereja ini hanya organisasi manusia semata, tentulah ia sudah hancur sejak lama. Sekarang, Gereja Katolik beranggotakan sekitar 1,3 milyar anggota di dunia dan menjadi kelompok terbesar dibandingkan dengan gereja-gereja yang lain. Ini bukan hasil dari kepandaian para pemimpin Gereja, tetapi karena karya Roh Kudus.

Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada beberapa arti Gereja, yaitu: 1) gedung (rumah) tempat berdoa dan melakukan upacara agama Kristen dan 2) badan (organisasi) umat Kristen yang sama kepercayaan, ajaran, dan tata cara ibadahnya. Menurut asal katanya, kata Gereja berasal dari kata “Igreja” (Portugis), “Ekklesia” (Yunani), dan “Qahal” (Ibrani) yang berarti persekutuan akbar orang-orang yang dipanggil. Istilah “Gereja” berasal dari kata bahasa Portugis "Igreja" dibawa oleh misionaris Portugis ratusan tahun silam ke Indonesia. Kata tersebut merupakan terjemahan dari kata Latin "Ecclesia" yang berakar dari bahasa Yunani "Ekklesia". Kata Yunani tersebut berarti "kumpulan" atau "pertemuan rapat." Meski demikian, Gereja bukan sembarang kumpulan, melainkan kelompok orang-orang yang sangat khusus. Untuk menonjolkan kekhususan itu, dipakailah kata "jemaat" atau "umat." Namun, perlu diingat bahwa jemaat ini sangat istimewa. Oleh karena keistimewaan itu, digunakanlah kata "Gereja" dalam pengertian "memanggil" sehingga Gereja dipahami sebagai umat yang dipanggil Tuhan.

Pemahaman mengenai Gereja juga disampaikan oleh Kitab Suci dan Tradisi. Kitab Suci Perjanjian Lama menyatakan bahwa Gereja digambarkan oleh bangsa Israel sebagai umat atau bangsa pilihan yang menyembah Allah, sedangkan Kitab Suci Perjanjian Baru menyatakan bahwa Gereja dirintis oleh Umat Israel baru  yang didirikan oleh Kristus sendiri sebagai orang-orang yang berbakti kepada Allah seturut ajaran Yesus Kristus. Ajaran Tradisi Gereja - yang diwakili Konsili Vatikan II - menyebut sejumlah gambaran untuk melukiskan Gereja: 1) kandang dengan satu-satunya pintu yaitu Kristus, 2) kawanan dengan Allah sendiri sebagai gembalanya atau kawanan domba yang digembalakan oleh gembala-gembala manusiawi, dengan Yesus sendiri sebagai Gembala utama, 3) tanaman atau ladang Allah, 4) bangunan Allah yang diberi berbagai nama, 5) Yerusalem yang turun dari atas.

Bicara mengenai Gereja, dari berbagai pemaparan yang telah disampaikan, ada berbagai pemahaman yang disajikan, antara lain:

Dari pemaparan di atas, ada dua arti Gereja, yaitu arti rohani dan arti fisik. Dalam arti rohani, Gereja adalah 1) umat yang dipanggil Tuhan, 2)  persekutuan semua orang di seluruh dunia yang percaya, 3) himpunan Umat Allah, Tubuh Kristus dan Bait Roh Kudus, 4) himpunan orang-orang yang untuk membentuk Umat Allah dan yang diberi santapan dengan Tubuh Kristus menjadi Tubuh Kristus. Dalam arti fisik, Gereja adalah bangunan tempat ibadah persekutuan Umat yang beriman kepada Kristus.  Gereja dapat dipahami dalam dua arti ini sehingga pemaknaan mengenai istilah Gereja sangat bergantung pada konteks pembicaraan yang sedang terjadi.

Kekhasan Gereja Katolik

Melanjutkan pembicaraan tentang Gereja, perlu disadari bahwa di dunia ini, ada banyak Gereja. Ada banyak persekutuan yang mengaku sebagai pengikut Kristus. Masing-masing memiliki kekhasannya sendiri. Dibandingkan dengan pengikut Kristus yang lain, setidaknya ada tiga kekhasan yang dimiliki oleh Gereja Katolik. Tiga kekhasan ini dinyatakan oleh Kitab Hukum Kanonik. Kitab Hukum Kanonik Kanon 205 menyatakan demikian: “Yang secara penuh ada dalam persekutuan Gereja Katolik di dunia ini ialah orang-orang terbaptis yang dalam tatanannya yang kelihatan dihubungkan dengan Kristus, yakni dengan ikatan-ikatan pengakuan iman, sakramen-sakramen dan kepemimpinan gerejawi.” Tiga kekhasan Gereja Katolik tersebut adalah 1) Ikatan Pengakuan Iman kepada Allah Tritunggal;  2) Sakramen-sakramen (Baptis, Ekaristi, Penguatan, Tobat, Perkawinan, Imamat, Pengurapan Orang Sakit); dan 3) Tata kepemimpinan yang terpusat (Hirarki). Tiga hal ini membedakan antara Gereja Katolik dan Gereja Kristen Protestan

Dalam geraknya sehari-hari, Gereja Katolik memiliki dua kegiatan besar  dalam rangka pewartaan keselamatan, yaitu 1) Pengungkapan Iman  dan 2) Perwujudan Iman. Pengungkapan Iman adalah segala tindakan yang berhubungan dengan penyembahan kepada Allah dan bersifat liturgis-ritual, contohnya adalah Ekaristi, doa pribadi  atau  bersama, pendalaman Kitab Suci, devosi, kegiatan liturgi dan ritual lainnya. Perwujudan Iman  adalah  segala tindakan yang berhubungan dengan karya nyata kepada sesama atau alam ciptaan  serta bersifat aktif-sosial, contohnya adalah mengunjungi orang sakit, memberikan derma, bakti sosial, melestarikan lingkungan, mengurangi pencemaran, dll. Dua kegiatan Gereja itu disimbolkan dengan SALIB. Kayu tegak melambangkan pengungkapan iman kepada ALLAH dan kayu melintang melambangkan perwujudan iman kepada SESAMA dan ALAM CIPTAAN.

Kegiatan Gereja Katolik dilaksanakan di semua tingkatan dari yang paling kecil sampai yang paling besar. Persekutuan dan kegiatan ditampakkan supaya Gereja menjadi nyata di tengah dunia. Persekutuan yang paling nyata ditampakkan dalam kehidupan sehari-hari. Persekutuan yang paling kecil tampak dalam kehidupan keluarga Katolik. Gereja Katolik menyebut keluarga sebagai Gereja domestik, Gereja rumah tangga, atau ecclesia domestica. Keluarga Katolik merupakan wadah bagi suami istri dan anak-anak untuk bersekutu dalam nama Tuhan. Setelah  suami istri dan anak-anak matang dalam keluarga, mereka kemudian mulai terlibat dalam komunitas yang lebih besar, yaitu lingkungan dan wilayah. Dalam lingkungan dan wilayah, keluarga saling bertemu dan bersekutu. Kegiatan lingkungan dan wilayah merupakan wadah bagi keluarga-keluarga untuk saling meneguhkan satu sama lain. Yang berbeban berat diringankan, yang sakit didoakan, yang tersisih disapa. Dari lingkungan dan wilayah, keluarga terlibat dalam kegiatan paroki. Dalam paroki, keluarga bertemu dengan keluarga lain separoki. Dengan keterlibatan keluarga-keluarga, paroki menjadi semakin hidup dan berkembang. Paroki hanya dapat berkembang jika orang-orang yang menjadi anggotanya mau terlibat dalam kegiatan paroki.  Paroki-paroki kemudian bisa mengembangkan Kevikepan dan Keuskupan. Namun, Gereja Katolik sadar bahwa kehidupan menggereja harus ditumbuhkan melalui Gereja yang paling kecil, yaitu keluarga.

Pengayaan #1 

Untuk lebih memberikan kekayaan wawasan mengenai materi ini, silakan kalian mengakses link berikut ini: https://www.youtube.com/watch?v=wk4OCzre_IY&t=3s. Video ini kurang lebih menggambarkan mengenai Gereja Katolik dengan segala kekayaannya. Kita bersyukur karena boleh menjadi bagian dari Gereja Katolik.

Daftar Pustaka:

Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia. Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta: Penerbit OBOR. 1993.

Ignatius L. Madya Utama. “Klerus, Religius dan Awam dalam Terang Konsili Vatikan II dan Sesudahnya” dalam Melintas Vol. 22 No. 1. 2006. journal.unpar.ac.id/index.php/ Diakses 27 Februari 2019.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Buku Guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017.

Komisi Kateketik KWI. Perutusan Murid-murid Yesus, Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/SMK. Yogyakarta: Kanisius. 2007.

Konferensi Waligereja Indonesia. Iman Katolik. Yogyakarta: Kanisius. 1995.

Konferensi Waligereja Indonesia. Katekismus Gereja Katolik. Ende-Flores: Nusa Indah. 1995.

Y.B. Mangunwijaya, Pr. Gereja Diaspora. Yogyakarta: Kanisius. 1999.

Yoseph Kristianto, dkk. Menjadi Murid Yesus, Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/K Kelas XI. Yogyakarta: Kanisius. 2010.