Pengukuran perubahan entalpi selain dilakukkan melalui percobaan dapat pula ditentukkan berdasarkan data entalpi dengan menggunakan Hukum Hess. Hukum Hess dikemukkan oleh Germain Henry Hess (1802-1850) seorang ahli kimia berkebangsaan Swiss. Henry Hess melakukkan serangakian percobaan dan menyimpulkan bahwa perubahan entalpi suatu reaksi merupakan fungsi keadaan. Henry Hess menyatakan bahwa “perubahan entalpi suatu reaksi tidak bergantung pada jalannya reaksi, tetapi hanya bergantung pada keadaan awal (zat-zat pereaksi) dan keadaan akhir reaksi (zat-zat hasil reaksi)”. Jadi menurut Hukum Hess perubahan entalpi dari suatu reaksi hanya dipengaruhi oleh keadaan awal dan akhir reaksi meskipun langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Nilai perubahan entalpi ditentukkan dengan menjumlahkan perubahan entalpi dari setiap
tahapannya.
2. Berdasarkan Data Eksperimen
Perubahan entalpi adalah perubahan kalor yang diukur pada tekanan konstan. Salah satu cara untuk mengukur perubahan kalor pada reaksi adalah dengan menggunakan kalorimeter, yang disebut dengan kalorimetri. Kalorimeter bekerja dengan mengukur perubahan energi termal atau perpindahan kalor. Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi (tidak ada perpindahan materi maupun energi dengan lingkungan di luar kalorimeter). Kalorimeter dibagi menjadi beberapa jenis yaitu 1. Kalorimeter Bom
Kalorimeter Bom merupakan kalorimeter yang khusus digunakan untuk menentukkan kalor dari reaksi pembakaran.
Kalorimeter sederhana merupakan kalorimeter yang digunakan untuk menentukkan kalor dari semua reaksi kecuali reaksi pembakaran.
Kalorimeter Theiman merupakan kalorimeter yang digunakan untuk menentukkan kalor dari reaksi yang berbahan bakar berfase cair.
Kalorimeter listrik merupakan kalorimeter yang digunakan untuk menentukkan kalor jenis zat cair.
Prinsip kerja kalorimetri adalah dengan penerapan azaz Black, yakni dua buah zat atau lebih dicampur menjadi satu maka zat yang suhunya tinggi akan melepaskan kalor sedangkan zat yang suhunya rendah akan menerima kalor, sampai tercapai kesetimbangan termal. Menurut azas Black : Kalor yang dilepas = kalor yang diterima Rumus yang digunakan adalah :
∆T = perubahan suhu ( °C atau K )
c = kalor jenis ( J/g °C ) atau ( J/g K )
C = kapasitas kalor ( J/°C ) atau ( J/K )
Kalorimeter merupakan sistem terisolasi sehingga tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka kalor reaksi = kalor yang diserap/ dibebaskan oleh larutan dan kalorimeter dengan tanda berbeda.
qreaksi = – (qlarutan + qkalorimeter )