Sistem koloid adalah suatu campuran homogen antara 2 zat atau lebih dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi) tersebar merata dalam zat lain (Medium pendispersi). Koloid ini merupakan sistem disperi yang terletak diantara suspensi dan larutan. ukuran partikelnya berkisar antara 1-100 nm. Jadi, koloid tergolong campuran homogen dan merupakan sistem 2 fase. Contohnya susu, santan, jeli, selai, dan minyak.
Larutan adalah sistem disperse yang ukuran partikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat dibedakan antara partikel dispersi dan pendispersi. Larutan bersifat kontinu dan merupakan sistem satu fase (homogen). Ukuran partikel zat terlarut kurang dari 1 nm (1nm = 10-9 m). Lauran bersifat stabil (tidak memisah) dan tidak dapat disaring. Contohnya larutan gula, larutan garam, larutan cuka, alkohol 70%, spirtus, udara yang bersih, air laut dan bensin.
Suspensi adalah sistem disperse dengan ukuran partikel relative besar terbesar merata dalam medium pendispersinya. Suspensi bersifat neterogen dan tidak kontinu, sehingga merupakan sistem 2 fase. Ukuran partikel tersuspensi lebih besar dari 100 nm. Suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan. Contohnya minuman kopi, campuran minyak dengan air, campuran pasir dengan air, campuran terigu dengan air.
Gambar (a) Larutan (b) Koloid (c) Suspensi
Silahkan perhatikan gambar diatas. Tentu saja ada didalam kehidupan sehari-hari. Pada gambar 2 (a), (b) dan (c) merupakan larutan gula, susu dan minuman kopi, ketiganya merupakan contoh campurna. Larutan gula terbuat dari gula yang dilarutkan pada air. Apakah kalian dapat membedakan mana air dan mana gulanya? Pada larutan gula campurannya bersifat homogen sehingga kita tidak dapat membedakannya komponen-komponen dari penyusunannya. Minuman kopi merupakan campuran dari serbuk kopi dengan air. Pada minuman kopi, sesaat setelah serbuk kopi dicampurkan dengan air, kita dapat dengan jelas melihat komponen serbuk kopi yang mengendap dibagian bawah. Hal tersebut menunjukkan bahwa minuman kopi tersebut merupakan campuran heterogen. Campuran seperti ini disebut dengan suspensi.
Bagaimana dengan gambar 2 (b) yaitu susu? Sepintas sus terlihat seperti larutan gula yang bersifat homogen. Namun jika dilihat seksama dan diamati dalam waktu lama, ternyata susu merupakan campuran heterogen, yaitu campuran antara lemak susu dengan air. Lemak susu mengambang diatas permukaan air. Campuran yang sifatnya diantara campuran homogen dan campuran heterogen seperti susu dikenal dengan istilah koloid. Pada koloid tidak lagi terdiri dari zat terlarut dan pelarut, tetapi dikenal dengan istilah fase terdispersi dan medium pendispersi. Fase terdispersi merupakan zat yang didispersikan atau zat yang tersebar merata pada medium pendispersinya. Jadi pada susu, fase terdispersinya adalah lemak susu yang tersebar merata pada medium pendispersi air.
Perbandingan sifat Larutan, Koloid dan Suspensi
Penggolongan sistem koloid didasasi pada jenis pendispersi dan fase terdispersi :
Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat. Contoh aerosol padat : Debu buangan knalpot. Sedangkan zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair. Contoh aerosol cair : hairspray dan obat semprot. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh propelan aerosol yang banyak digunakan yaitu CFC dan CO2.
Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalm zat cair disebut sol. Contoh sol : putih telur, air lumpur, tinta, dan cat. Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat padat disebut sol padat. Contoh sol padat : perunggu, kuningan dan permata (gem).
Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Sedangkan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat disebut emulsi padat dan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam gas disebut emulsi gas. Syarat terjadinya emulsi yaitu kedua zat cair tidak saling melarutkan. Emulsi digolongkan kedalam 2 bagian yaitu emulsi minyak dalam air dan emulsi air dalam minyak. Contoh emulsi minyak dalam air : santan, susu, lateks. Contoh emulsi air dalam minyak : mayonnaise, minyak ikan, minyak bumi. Contoh emulsi padat : jelly, mutiara, opal. Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Misalnya sabun dicampurkan kedalam campuran minyak dan air, maka akan diperoleh campuranstabilyang disebut emulsi.
Buih
Sistem koloig dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih, sedangkan sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat padat disebut buih padat. Buih digunakan dalam proses pengolahan biji logam dan alat pemadam kebakaran. Contoh buih cair : busa sabun. Contoh buih padat : biscuit. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas kedalam zat yang mengandung pembuih dan distabilkan oleh pembuih seperti sabun dan protein. Ketika buih tidak dikehendaki, maka buih dapat dipecah oleh zat-zat seperti eter, isoamil dan alkohol.
Gel
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat dan bersifat setengah kaku disebut gel. Gel dapat terbentuk daru suatu sol yang terdispersinya mengadsropsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat. Contoh gel : agar-agar, semir sepatu, mutiara dan mentega. Campuran gas dengan gas tidak membentuk sistem koloid tetapi suatu larutan sebab semua gas bersampur baik secara homogen dalam segala perbandingan.