Laju sendiri memiliki kaitan dengan waktu. Nah, apabila waktu yang dibutuhkan itu singkat, maka lajunya besar. Sebaliknya nih, kalau waktu yang dibutuhkan itu panjang, maka laju tersebut kecil. Artinya, laju berbanding terbalik dengan waktu.
Contoh reaksi yang berlangsung dengan laju cepat adalah ledakan kembang api. Sedangkan contoh reaksi yang berlangsung dengan laju lambat adalah pelapukan pada kayu dan proses pembentukan karat pada besi.
Dalam laju reaksi, umumnya penyebutan satuan dinyatakan dengan M/s (molaritas per detik) atau yang disebut juga dengan molaritas. Molaritas itu sendiri ialah ukuran yang menyatakan banyak mol zat terlarut dalam satu liter larutannya.
Kamu tahu nggak bahwa laju reaksi juga memiliki persamaan, lho. Persamaan laju reaksi merupakan sebuah persamaan yang memperlihatkan keterkaitan atau hubungan antara laju reaksi tertentu dengan konsentrasi pereaksinya.
Coba perhatikan rumusnya, selain ada tetapan laju reaksi, juga ada orde reaksi. Orde reaksi ini beda dengan orde lama ataupun orde baru yang ada di mapel sejarah, ya. Orde reaksi itu merupakan pangkat molaritas dalam persamaan laju reaksi. Mudahnya, orde reaksi itu adalah tingkat reaksi.
Orde reaksi menampilkan hubungan antara perubahan konsentrasi dengan perubahan laju reaksi. Nah, hubungan antara keduanya dinyatakan dengan grafik orde reaksi. Ada tiga macam grafik orde reaksi, nih. Pertama yaitu orde reaksi nol. Grafik ini menunjukkan bahwa laju reaksi tidak bergantung pada konsentrasi reaksi.
Pada grafik orde satu, laju reaksi itu punya perbandingan yang lurus dengan konsentrasi pereaksi. Kalau konsentrasi tersebut dinaikkan dua kali, maka laju reaksi juga akan dua kali lebih cepat dari awalnya. Begitu juga seterusnya.
Kalau grafik orde dua, ketika konsentrasi dinaikkan n kali maka laju reaksi akan naik n pangkat 2 (n2) kali. Contohnya yaitu ketika laju reaksi dinaikkan 2x, maka laju reaksi akan naik 2 pangkat 2 (22) atau 4x lebih cepat dari semula.
Perlu kalian catat nih bahwa orde reaksi itu nggak bisa ditentuin dari bentuk persamaan reaksi. Orde reaksi hanya bisa ditentukan dari hasil eksperimen dengan mengubah variabel molaritasnya (reaksi berbentuk larutan dan gas).
Dalam proses terjadinya reaksi, ada salah satu teori yang bisa menjelaskan tentang hal tersebut, namanya teori tumbukan. Menurut teori ini, reaksi kimia yang terjadi itu bisa terjadi karena partikel-partikel yang saling bertumbukan.
Kenapa sih, bisa saling bertumbukan?
Tumbukan bisa terjadi kalau ada dua molekul atau lebih dan permukaannya saling bersentuhan di satu titik. Satu titik di sini itu merupakan anggapan bentuk molekul bulat seperti bola. Kamu harus tahu bahwa nggak semua tumbukan bakal menghasilkan reaksi kimia. Tumbukan yang menghasilkan reaksi kimia disebut dengan tumbukan efektif.
Supaya bisa terjadi tumbukan yang efektif harus ada orientasi tumbukan molekul yang tepat. Orientasi sendiri merupakan arah atau letak posisi antarmolekul yang bertumbukan.
Laju reaksi bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, lho! Faktor-faktor tersebut dapat mempercepat laju reaksi atau malah memperlambat laju reaksi. Faktor-faktor tersebut antara lain suhu, konsentrasi, katalisator, dan luas permukaan sentuh. Nah, kita akan bahas beberapa saja, ya.
Larutan yang pekat, artinya punya konsentrasi yang besar, punya partikel yang lebih rapat kalau kamu bandingkan sama larutan encer. Nah, dengan kata lain tuh semakin tinggi konsentrasinya, maka semakin banyak molekul dalam tiap satuan. Ini berakibat tumbukan antarmolekul intensitasnya makin sering terjadi dan reaksinya berlangsung semakin cepat.
Jika ada pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fasa atau lebih, maka tumbukannya terjadi di bagian permukaan zat. Nah, padatan yang bentuknya serbuk halus, punya luas permukaan bidang sentuh yang lebih besar kalau dibandingkan dengan padatan yang berbentuk lempeng atau butiran. Maka, berlaku bahwa semakin besar luas permukaan partikelnya, maka frekuensi tumbukan bisa jadi semakin tinggi. Inilah yang menyebabkan reaksi berlangsung lebih cepat.
Reaksi kimia umumnya lebih cepat jika dilangsungkan pada suhu yang lebih tinggi. Jika suhunya rendah, maka reaksi kimia akan lebih lambat terjadi. Contoh paling mudahnya yaitu ketika kamu membeli daging sapi potongan. Kira-kira, mana yang lebih cepat membusuk, daging sapi yang dibiarkan di ruangan terbuka atau daging sapi yang disimpan di dalam kulkas (freezer)? Coba jawab pertanyaan ini, ya!
Nah, itu tadi penjelasan tentang laju reaksi beserta faktor-faktor yang memengaruhinya.