Posted on Mar. 11, 2010 at 09.34 AM - Kuala Lumpur, Malaysia
1 Sam 1 menceritakan mengenai Hana yang ingin sekali mempunyai anak. Ia berdoa dengan begitu bersungguh-sungguh kepada Tuhan dan berjanji untuk memberikan anaknya untuk melayani Yehuwa.
Belakangan, Samuel lahir, dan Hana begitu senangnya sehingga ia mengatakan kepada suaminya, Elkana, ’Segera setelah Samuel cerai susu, saya akan membawanya ke tabernakel agar dia melayani Tuhan di sana.’ Dan, itulah yang ia lakukan! Pada waktu itu, Samuel mungkin telah berumur empat atau lima tahun.
1 Sam 2 menceritakan perbezaan antara Samuel dengan anak-anak Eli, Hofni dan Pinehas, yang tidak menyembah Yehuwa dengan cara yang benar. Mereka bahkan mengadakan hubungan amoral dengan para wanita yang berkunjung ke tabernakel. Yehuwa mengutus seorang penubuat untuk memberi tahu Eli tentang bagaimana Ia akan menghukum keluarga Eli, terutama anak-anaknya yang jahat.
1 Sam 3 menceritakan bagaimana Yehuwa menampakkan diri kepada Samuel. Ia ”terus bertambah besar seraya Yehuwa menyertainya” dan menjadi ”semakin disukai, baik dari sudut pandangan Yehuwa maupun manusia”. Ia mempertunjukkan sifat-sifat saleh yang membuatnya disenangi orang lain.
1 Sam 4 memperlihatkan bagaimana nubuat mengenai hukuman terhadap keluarga Eli tergenapi. Hofni dan Pinehas meninggal dalam peperangan melawan Filistin. Demikian pula dengan bapanya Eli, begitu medengar kabar kematian anak-anaknya, dia pun mati pada umur 98 tahun.
Apa yang dapat kita pelajari dari 4 bab di buku 1 Samuel ini?
1. Eli sudah tua, dan anak-anaknya, Hofni dan Pinehas, tidak menyembah Yehuwa dengan cara yang benar. Menurut anda, apa yang seharusnya dilakukan bapa mereka?— Ya, Eli seharusnya mendisiplin anak-anaknya dan tidak membiarkan mereka melakukan hal-hal yang buruk itu. Sebaliknya dia hanya memberikan teguran ringan sahaja kepada anak-anaknya. Kadang bagus untuk memberikan disiplin yang keras kepada anak-anak agar mereka menyadari kesalahan yang mereka buat! Amsal 13 ayat 24 mengatakan "Orang yang menahan tongkat membenci putranya, tetapi orang yang mengasihi anaknya, mengawasi dia disertai disiplin".
2. Samuel muda bertambah besar di sana, dan ia mungkin tahu perbuatan buruk anak-anak Eli. Apakah Samuel meniru contoh buruk mereka? 1 Sam 2 ayat 26 mengatakan "Sebaliknya Samuel, anak itu, semakin besar dan semakin disukai oleh Yehuwa mahupun oleh semua orang". Tidak, ia terus melakukan apa yang benar, sama seperti yang telah diajarkan orang tuanya. Hal ini menunjukan pentingnya kasih dan didikan orang tua agar anak-anak bertumbuh kepada kematangan rohani.
3. Ketekunan Hana dalam berdoa, kerendahan hatinya, penghargaannya akan kebaikan hati Yehuwa, merupakan contoh bagi kita semua. Dia menepati janjinya dan memberikan Samuel untuk melayani Yehuwa. Dia menunjukan kasih sayangnya sebagai Ibu dengan mengunjungi Samuel di Yerusalem setiap tahun pada saat mempersembahkan korban tahunan. (1 Sam 2:19) Ini merupakan contoh kasih sayang seorang ibu yang tak habis-habisnya, dan patut menjadi teladan bagi semua wanita yang takut akan Tuhan.
4. Betapa bagus teladan Elkana dalam hal menguatkan orang lain melalui kata-katanya! Kepada Hana yang sedang sedih, dia membuat pertanyaan yang membesarkan hati, ”Mengapa sedih hatimu?” Pertanyaan ini membuat Hana berani mengungkapkan perasaannya. Kemudian, Elkana meyakinkan Hana akan kasih sayangnya, dengan mengatakan, ”Bukankah bagimu aku lebih baik daripada sepuluh putra?” Ini merupakan contoh kasih sayang seorang suami kepada istrinya yang patut menjadi teladan bagi semua lelaki yang takut akan Tuhan.
Life is beautiful! Let's make it meaningful and colorful!