Posted by Ruslim Chang at 5:27 AM - Monday, August 4, 2008
Indonesia dan Malaysia memang banyak kesamaan. Iklimnya, makanannya, budaya dan bahasanya pun hampir sama. Walaupun demikian, tetap saja ada perbedaan. Kalau kita bawa batik ke Malaysia misalnya, bisa jadi kita akan distop oleh pihak imigrasi. Maklumlah batik sudah dipatenkan oleh Malaysia, dan Indonesia hanya bisa mengigit jari saja :)
Perhatikan juga papan iklan toko penjual AC di samping ini.
Ayo tebak, apa yang dijual toko ini? Apakah arti "hawa dingin" disini identik dengan mesin pendingin udara, atau freon? Entahlah... kami pun tak berupaya mencari tahu :)
Infrastruktur publik Kuala Lumpur sudah cukup beragam, dari taksi, bus umum, sampai dengan kereta api. Tidak seperti Jakarta yang hanya memiliki kereta api biasa, Kuala Lumpur memiliki beberapa variasi kereta api. Ada yang disebut LRT (Light Railway Transport), Monorail, ERL (Express Rail Link), dan kereta api biasa yang mereka sebut KTM (Keretaapi Tanah Melayu). Dan umumnya kami suka menggunakan LRT untuk bepergian, karena stasiunnya paling dekat dengan tempat kami tinggal dan tarifnya pun cukup terjangkau.
Perhatikan peringatan di samping ini. Apa terjemahan "Chewing Gum" dalam bahasa Melayu? "Permen karet", kata Anda? Salah besar! Yang benar adalah "Melekatkan Gula-Gula Getah" he he he...
Perhatikan juga terjemahan "Hazardous Material". Apa? Barangan merbahaya? Ya! Berbeda dengan bahasa Indonesia yang menggunakan prefix "Ber", Bahasa Melayu mengenal prefix "Mer". Itulah bahasa, memang sulit untuk dipahami dengan logika.
Coba perhatikan papan iklan mengenai telepon genggam di samping yang terdapat di salah satu stasiun LRT.Ya, orang Malaysia menyebut telpon genggam dengan istilah "telepon mudah alih". Mungkin ada benarnya, karena barang ini mudah dialihkan baik secara sadar melalui transaksi di toko maupun tidak sadar dengan menggunakan ilmu 2 jari pencopet, yang di Malaysia disebut "penyeluk saku". :)
Kalau Anda letih berkeliling kota, cobalah beristirahat di taman yang cukup banyak tersedia di Kuala Lumpur. Disini pun banyak yang menarik untuk diperhatikan.Perhatikan gambar sebelah yang memperlihatkan larangan memetik dan membuang sampah sembarangan.Bagaimana kalau kita memetik bunga dan membuang sampah secara tidak merata-rata, tapi hanya di beberapa tempat? Secara peraturan kelihatannya sih boleh, asal tidak kelihatannya oleh petugasnya. Ha ha ha ha...
Kalau dalam bahasa Indonesia, kita mengenal perbedaan arti kesal dan sesal, tidak demikian dalam bahasa Melayu.
"Lif/Eskalator sedang diselenggarakan, segala kesulitan amat dikesali", demikian tulisan yang terdapat di papan yang biasanya dipasang saat ada perawatan lift.
Kasian deh petugas lift di Malaysia, mereka senantiasa kesal hati dalam melakukan tugasnya. He he he..
1 dari 9 Halaman Komentar | First Prev Next Last
iye, telepon seluler ityu keknye telepon bimbit dreh....pak/mas ruslim, don't worry be happy lah nek mau bawa batik ke malay, ntu petugas imigrasi dipelototin ajah, biar lolos.aku dulu bawa batik akeh, wokeh2 ajah.;)
Posted by: dWa | Kamis, 28 Agustus 2008 | 11:30 WIB
lph bukannya telepon seluler bahasa malaysianya telefon bimbit?
Posted by: Antonius_Braw93 | Sabtu, 16 Agustus 2008 | 13:39 WIB
Hehe, aku juga pernah bikin artikel serupa, http://bunelaras.blogspot.com/, intinya, gak benar tuh bahasa malaysia, sama dengan bahasa Indonesia..
Posted by: bune laras | Sabtu, 16 Agustus 2008 | 12:08 WIB
Dewi, Ariana: silahkan termenung di balik saya. Disediain kacang ama cendol tuhhh
Posted by: Penyanyi Dangdut | Rabu, 13 Agustus 2008 | 21:13 WIB
Mari Berseronok !!acara berseronok kanak-kanak! apalagi kalo yang ini
Posted by: uci | Rabu, 13 Agustus 2008 | 21:08 WIB
Life is beautiful! Let's make it meaningful and colorful!