Search this site
Embedded Files
SUYANTO
  • HOME
  • ASESMEN
  • MODUL 1
    • Modul 1.1
      • 1.1.a.2. Pendahuluan - Modul 1.1
      • 1.1.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.1
      • 1.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.1
      • 1.1.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 1.1 - Penugasan Kelompok
      • 1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1
      • 1.1.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 1.1
      • 1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1
      • 1.1.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 1.1
    • Modul 1.2
      • 1.2.a.2. Pendahuluan - Modul 1.2
      • 1.2.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.2
      • 1.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.2
      • 1.2.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 1.2 - Penugasan Kelompok
      • 1.2.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.2
      • 1.2.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 1.2
      • 1.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.2
      • 1.2.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 1.2
    • Modul 1.3
      • 1.3.a.2. Pendahuluan - Modul 1.3
      • 1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3
      • 1.3.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.3
      • 1.3.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 1.3 - Penugasan Kelompok
      • 1.3.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.3
      • 1.3.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 1.3
      • 1.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi
      • 1.3.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 1.3
    • Modul 1.4
      • 1.4.a.2. Pendahuluan - Modul 1.4
      • 1.4.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.4
      • 1.4.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.4
      • 1.4.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 1.4 - Penugasan Kelompok
      • 1.4.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.4
      • 1.4.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 1.4
      • 1.4.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.4
      • 1.4.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 1.4
  • MODUL 2
    • Modul 2.1
      • 2.1.a.2. Pendahuluan - Modul 2.1
      • 2.1.a.3. Mulai dari Diri - Modul 2.1
      • 2.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 2.1
      • 2.1.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 2.1 - Penugasan Kelompok
      • 2.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 2.1
      • 2.1.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 2.1
      • 2.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 2.1
      • 2.1.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 2.1
    • Modul 2.2
      • 2.2.a.2. Pendahuluan - Modul 2.2
      • 2.2.a.3. Mulai dari Diri - Modul 2.2
      • 2.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 2.2
      • 2.2.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 2.2 - Penugasan Kelompok
      • 2.2.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 2.2
      • 2.2.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 2.2
      • 2.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 2.2
      • 2.2.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 2.2
    • Modul 2.3
      • 2.3.a.2. Pendahuluan - Modul 2.3
      • 2.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 2.3
      • 2.3.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 2.3
      • 2.3.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 2.3 - Penugasan Kelompok
      • 2.3.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 2.3
      • 2.3.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 2.3
      • 2.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 2.3
      • 2.3.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 2.3
  • MODUL 3
    • Modul 3.1
      • 3.1.a.2. Pendahuluan - Modul 3.1
      • 3.1.a.3. Mulai dari Diri - Modul 3.1
      • 3.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 3.1
      • 3.1.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 3.1 - Penugasan Kelompok
      • 3.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 3.1
      • 3.1.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 3.1
      • 3.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 3.1
      • 3.1.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 3.1
    • Modul 3.2
      • 3.2.a.2. Pendahuluan - Modul 3.2
      • 3.2.a.3. Mulai dari Diri - Modul 3.2
      • 3.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 3.2
      • 3.2.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 3.2 - Penugasan Kelompok
      • 3.2.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 3.2
      • 3.2.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 3.2
      • 3.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi
      • 3.2.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 3.2
    • Modul 3.3
      • 3.3.a.2. Pendahuluan - Modul 3.3
      • 3.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 3.3
      • 3.3.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 3.3
      • 3.3.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 3.3 - Penugasan Kelompok
      • 3.3.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 3.3
      • 3.3.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 3.3
      • 3.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 3.3
      • 3.3.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 3.3
  • LOKAKARYA
    • Lokakarya 0
    • Lokakarya 1
    • Lokakarya 2
    • Lokakarya 3
    • Lokakarya 4
    • Lokakarya 5
    • Lokakarya 6
    • Lokakarya 7
  • PI
    • Pendampingan Individu 1
    • Pendampingan Individu 2
    • Pendampingan Individu 3
    • Pendampingan Individu 4
    • Pendampingan Individu 5
    • Pendampingan Individu 6
  • JURNAL
    • Modul 1.1
    • Modul 1.2
    • Modul 1.3
    • Modul 1.4
    • Modul 2.1
    • Modul 2.2
    • Modul 2.3
    • Modul 3.1
    • Modul 3.2
    • Modul 3.3
SUYANTO
  • HOME
  • ASESMEN
  • MODUL 1
    • Modul 1.1
      • 1.1.a.2. Pendahuluan - Modul 1.1
      • 1.1.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.1
      • 1.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.1
      • 1.1.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 1.1 - Penugasan Kelompok
      • 1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1
      • 1.1.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 1.1
      • 1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1
      • 1.1.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 1.1
    • Modul 1.2
      • 1.2.a.2. Pendahuluan - Modul 1.2
      • 1.2.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.2
      • 1.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.2
      • 1.2.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 1.2 - Penugasan Kelompok
      • 1.2.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.2
      • 1.2.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 1.2
      • 1.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.2
      • 1.2.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 1.2
    • Modul 1.3
      • 1.3.a.2. Pendahuluan - Modul 1.3
      • 1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3
      • 1.3.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.3
      • 1.3.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 1.3 - Penugasan Kelompok
      • 1.3.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.3
      • 1.3.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 1.3
      • 1.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi
      • 1.3.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 1.3
    • Modul 1.4
      • 1.4.a.2. Pendahuluan - Modul 1.4
      • 1.4.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.4
      • 1.4.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.4
      • 1.4.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 1.4 - Penugasan Kelompok
      • 1.4.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.4
      • 1.4.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 1.4
      • 1.4.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.4
      • 1.4.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 1.4
  • MODUL 2
    • Modul 2.1
      • 2.1.a.2. Pendahuluan - Modul 2.1
      • 2.1.a.3. Mulai dari Diri - Modul 2.1
      • 2.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 2.1
      • 2.1.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 2.1 - Penugasan Kelompok
      • 2.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 2.1
      • 2.1.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 2.1
      • 2.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 2.1
      • 2.1.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 2.1
    • Modul 2.2
      • 2.2.a.2. Pendahuluan - Modul 2.2
      • 2.2.a.3. Mulai dari Diri - Modul 2.2
      • 2.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 2.2
      • 2.2.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 2.2 - Penugasan Kelompok
      • 2.2.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 2.2
      • 2.2.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 2.2
      • 2.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 2.2
      • 2.2.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 2.2
    • Modul 2.3
      • 2.3.a.2. Pendahuluan - Modul 2.3
      • 2.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 2.3
      • 2.3.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 2.3
      • 2.3.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 2.3 - Penugasan Kelompok
      • 2.3.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 2.3
      • 2.3.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 2.3
      • 2.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 2.3
      • 2.3.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 2.3
  • MODUL 3
    • Modul 3.1
      • 3.1.a.2. Pendahuluan - Modul 3.1
      • 3.1.a.3. Mulai dari Diri - Modul 3.1
      • 3.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 3.1
      • 3.1.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 3.1 - Penugasan Kelompok
      • 3.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 3.1
      • 3.1.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 3.1
      • 3.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 3.1
      • 3.1.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 3.1
    • Modul 3.2
      • 3.2.a.2. Pendahuluan - Modul 3.2
      • 3.2.a.3. Mulai dari Diri - Modul 3.2
      • 3.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 3.2
      • 3.2.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 3.2 - Penugasan Kelompok
      • 3.2.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 3.2
      • 3.2.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 3.2
      • 3.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi
      • 3.2.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 3.2
    • Modul 3.3
      • 3.3.a.2. Pendahuluan - Modul 3.3
      • 3.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 3.3
      • 3.3.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 3.3
      • 3.3.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 3.3 - Penugasan Kelompok
      • 3.3.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 3.3
      • 3.3.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 3.3
      • 3.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 3.3
      • 3.3.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 3.3
  • LOKAKARYA
    • Lokakarya 0
    • Lokakarya 1
    • Lokakarya 2
    • Lokakarya 3
    • Lokakarya 4
    • Lokakarya 5
    • Lokakarya 6
    • Lokakarya 7
  • PI
    • Pendampingan Individu 1
    • Pendampingan Individu 2
    • Pendampingan Individu 3
    • Pendampingan Individu 4
    • Pendampingan Individu 5
    • Pendampingan Individu 6
  • JURNAL
    • Modul 1.1
    • Modul 1.2
    • Modul 1.3
    • Modul 1.4
    • Modul 2.1
    • Modul 2.2
    • Modul 2.3
    • Modul 3.1
    • Modul 3.2
    • Modul 3.3
  • More
    • HOME
    • ASESMEN
    • MODUL 1
      • Modul 1.1
        • 1.1.a.2. Pendahuluan - Modul 1.1
        • 1.1.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.1
        • 1.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.1
        • 1.1.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 1.1 - Penugasan Kelompok
        • 1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1
        • 1.1.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 1.1
        • 1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1
        • 1.1.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 1.1
      • Modul 1.2
        • 1.2.a.2. Pendahuluan - Modul 1.2
        • 1.2.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.2
        • 1.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.2
        • 1.2.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 1.2 - Penugasan Kelompok
        • 1.2.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.2
        • 1.2.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 1.2
        • 1.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.2
        • 1.2.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 1.2
      • Modul 1.3
        • 1.3.a.2. Pendahuluan - Modul 1.3
        • 1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3
        • 1.3.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.3
        • 1.3.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 1.3 - Penugasan Kelompok
        • 1.3.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.3
        • 1.3.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 1.3
        • 1.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi
        • 1.3.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 1.3
      • Modul 1.4
        • 1.4.a.2. Pendahuluan - Modul 1.4
        • 1.4.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.4
        • 1.4.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.4
        • 1.4.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 1.4 - Penugasan Kelompok
        • 1.4.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.4
        • 1.4.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 1.4
        • 1.4.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.4
        • 1.4.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 1.4
    • MODUL 2
      • Modul 2.1
        • 2.1.a.2. Pendahuluan - Modul 2.1
        • 2.1.a.3. Mulai dari Diri - Modul 2.1
        • 2.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 2.1
        • 2.1.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 2.1 - Penugasan Kelompok
        • 2.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 2.1
        • 2.1.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 2.1
        • 2.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 2.1
        • 2.1.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 2.1
      • Modul 2.2
        • 2.2.a.2. Pendahuluan - Modul 2.2
        • 2.2.a.3. Mulai dari Diri - Modul 2.2
        • 2.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 2.2
        • 2.2.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 2.2 - Penugasan Kelompok
        • 2.2.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 2.2
        • 2.2.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 2.2
        • 2.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 2.2
        • 2.2.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 2.2
      • Modul 2.3
        • 2.3.a.2. Pendahuluan - Modul 2.3
        • 2.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 2.3
        • 2.3.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 2.3
        • 2.3.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 2.3 - Penugasan Kelompok
        • 2.3.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 2.3
        • 2.3.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 2.3
        • 2.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 2.3
        • 2.3.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 2.3
    • MODUL 3
      • Modul 3.1
        • 3.1.a.2. Pendahuluan - Modul 3.1
        • 3.1.a.3. Mulai dari Diri - Modul 3.1
        • 3.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 3.1
        • 3.1.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 3.1 - Penugasan Kelompok
        • 3.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 3.1
        • 3.1.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 3.1
        • 3.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 3.1
        • 3.1.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 3.1
      • Modul 3.2
        • 3.2.a.2. Pendahuluan - Modul 3.2
        • 3.2.a.3. Mulai dari Diri - Modul 3.2
        • 3.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 3.2
        • 3.2.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 3.2 - Penugasan Kelompok
        • 3.2.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 3.2
        • 3.2.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 3.2
        • 3.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi
        • 3.2.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 3.2
      • Modul 3.3
        • 3.3.a.2. Pendahuluan - Modul 3.3
        • 3.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 3.3
        • 3.3.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 3.3
        • 3.3.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 3.3 - Penugasan Kelompok
        • 3.3.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 3.3
        • 3.3.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 3.3
        • 3.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 3.3
        • 3.3.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 3.3
    • LOKAKARYA
      • Lokakarya 0
      • Lokakarya 1
      • Lokakarya 2
      • Lokakarya 3
      • Lokakarya 4
      • Lokakarya 5
      • Lokakarya 6
      • Lokakarya 7
    • PI
      • Pendampingan Individu 1
      • Pendampingan Individu 2
      • Pendampingan Individu 3
      • Pendampingan Individu 4
      • Pendampingan Individu 5
      • Pendampingan Individu 6
    • JURNAL
      • Modul 1.1
      • Modul 1.2
      • Modul 1.3
      • Modul 1.4
      • Modul 2.1
      • Modul 2.2
      • Modul 2.3
      • Modul 3.1
      • Modul 3.2
      • Modul 3.3

Modul 2.2

2.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 2.2

“Mendidik pikiran tanpa mendidik hati, adalah bukan pendidikan sama sekali” 

(Aristoteles, Filsuf)


Durasi : 2 JP
Moda: Mandiri


Tujuan Pembelajaran Khusus: 


  1. CGP dapat menjelaskan urgensi Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman  agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.

  2. CGP dapat menjelaskan konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL  (Collaborative  for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

  3. CGP dapat mendemonstrasikan pemahaman tentang konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar pengembangan 5 kompetensi sosial emosional  (KSE).

  4. CGP dapat menjelaskan bagaimana implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam  praktik mengajar guru dan kurikulum akademik,  penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah. 

A. Latar Belakang

Selamat datang kembali dalam fase eksplorasi konsep yang pertama!

Bapak/Ibu CGP, dalam fase Mulai dari Diri, kami mengajak Anda untuk merefleksikan hubungan kompetensi sosial dan emosional dengan peran Anda sebagai pendidik dan dengan pembelajaran murid. Mengapa Anda diajak untuk merefleksikan  hubungan tersebut?

Dalam penelitian tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional:

  • Guru yang memiliki kompetensi sosial dan emosional yang baik lebih efektif dan cenderung lebih resilien/tangguh dan merasa nyaman di kelas  karena mereka dapat bekerja lebih baik dengan murid.

  • Adanya keterkaitan antara kecakapan sosial dan emosional yang diukur ketika TK dan hasil ketika dewasa di bidang pendidikan, pekerjaan, pelanggaran hukum, dan kesehatan mental.

Pembahasan di atas sejalan dengan peran pendidik  yang disampaikan Ki Hajar Dewantara. Pendidik adalah  penuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak,  agar  mereka  sebagai  manusia dan anggota  masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pemikiran KHD tersebut  mengingatkan bahwa tugas pendidik sebagai pemimpin pembelajaran adalah menumbuhkan motivasi mereka untuk dapat membangun perhatian yang berkualitas pada materi dengan merancang pengalaman belajar yang mengundang dan bermakna. Kita merencanakan  secara sadar pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan murid-murid untuk mewujudkan kekuatan (potensinya). Pembelajaran holistik yang memberikan mereka pengalaman untuk dapat mengeksplorasi dan mengaktualisasikan seluruh potensi dalam dirinya setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Kesadaran akan  proses pendidikan yang dapat menuntun tumbuh kembang murid secara holistik  sudah menjadi perhatian pendidik sejak lama. Kesadaran ini berawal dari teori Kecerdasan Emosi Daniel Goleman, dikembangkanlah CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) pada tahun 1995 (www.casel.org) sebagai konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE). Konsep PSE berdasarkan berdasarkan kerangka CASEL tersebut dikembangkan Daniel Goleman bersama sekelompok pendidik, peneliti, dan pendamping anak. PSE berbasis penelitian ini, bertujuan untuk  mendorong perkembangan anak secara positif dengan program yang terkoordinasi  antara berbagai pihak dalam komunitas sekolah.


Secara lengkap, hasil penelitian tentang manfaat penerapan pembelajaran sosial dan emosional adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Hasil Pencapaian Penerapan Pembelajaran Sosial dan Emosional

Dengan mencermati diagram  hasil di atas, kita semakin memahami urgensi  PSE, yaitu peningkatan kompetensi sosial dan emosional, terciptanya lingkungan belajar yang lebih positif, peningkatan sikap positif dan toleransi murid terhadap dirinya, orang lain dan lingkungan sekolah. Selain itu, PSE di kelas terbukti dapat menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik. PSE memberikan pondasi yang kuat bagi murid untuk dapat sukses dalam berbagai area kehidupan mereka di luar akademik, termasuk kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.


Apa itu Well-being?

Sejak beberapa dekade terakhir, well-being  menjadi perhatian  para praktisi dan akademisi pendidikan. Apa yang dimaksud dengan well-being?

Well-being berbeda dengan welfare meskipun sama-sama diterjemahkan  menjadi “kesejahteraan” dalam Bahasa Indonesia.

Menurut kamus Oxford English Dictionary, well-being dapat diartikan sebagai kondisi nyaman, sehat, dan bahagia. Well-being  adalah sebuah kondisi  individu yang memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.

Noble and McGrath (2016) menyebutkan bahwa well-being murid  yang optimal adalah keadaan emosional yang berkelanjutan (relatif stabil) yang ditandai dengan: sikap dan suasana hati yang secara umum positif, relasi yang positif dengan sesama murid dan guru, resiliensi, optimalisasi diri, dan tingkat kepuasan diri yang tinggi berkaitan dengan pengalaman belajar mereka di sekolah.

B. Definisi Pembelajaran Sosial dan Emosional

Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat: 

  1. Memahami, menghayati, dan  mengelola emosi  (kesadaran diri)

  2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif  (pengelolaan diri)

  3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)

  4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)

  5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)

Gambar 2 menjelaskan kerangka sistematis dan kolaboratif pembelajaran kompetensi sosial dan emosional  CASEL:

  1. Penciptaan lingkungan belajar yang tepat serta terkoordinasi untuk meningkatkan pembelajaran akademik, sosial, dan emosional semua murid

  2. Kemitraan/kerjasama sekolah-keluarga-komunitas untuk membentuk lingkungan belajar dan pengalaman yang bercirikan hubungan/relasi yang saling mempercayai dan berkolaborasi

  3. Kurikulum dan pembelajaran yang jelas dan bermakna, dan evaluasi secara berkala.

Gambar 2. Pembelajaran Sosial Emosional Kolaboratif Seluruh Komunitas Sekolah CASEL 

B.2. Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE)

Kerangka Kompetensi Sosial Emosional (CASEL)

TABEL CASTEL.pdf

Jika kita analisis lebih lanjut,  5 Kompetensi Sosial dan Emosional yang telah kita bahas berhubungan erat dengan  6 (enam) dimensi  Profil Pelajar Pancasila.  Sebagai contoh,  ketika seorang murid perlu mengeluarkan ide yang baru dan orisinil untuk memecahkan masalah  (dimensi kreatif)  diperlukan juga kemampuan bernalar kritis  untuk melihat permasalahan yang ada. Dalam situasi tersebut, murid tersebut menerapkan kesadaran diri dan manajemen diri. 

Selanjutnya, solusi yang dihasilkannya juga perlu mempertimbangkan akhlak kepada makhluk hidup lain yang dapat dimunculkan dari dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Dalam situasi tersebut, ia menerapkan KSE kesadaran sosial dan keterampilan berelasi. Dalam mewujudkan solusinya, ia pun perlu melibatkan orang lain dengan tetap menghargai keragaman latar belakang yang dimiliki (dimensi gotong royong dan berkebhinekaan global). Dalam tahap ini, ia menerapkan KSE kesadaran sosial, keterampilan relasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.


Kaitan dengan Standar Nasional Pendidikan 

Pembelajaran Sosial dan Emosional berupaya menciptakan lingkungan dan pengalaman belajar yang menumbuhkan  5 kompetensi sosial dan emosional yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. 

Pembelajaran  5 KSE tersebut akan dapat  menghasilkan murid-murid  yang berkarakter, disiplin, santun, jujur, peduli, responsif, proaktif, mendorong anak untuk memiliki rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan humaniora.  Semua ini selaras dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi dalam Standar Nasional Pendidikan.

Tugas 2b.1

Berdasarkan  pembelajaran  5 Kompetensi Sosial  dan Emosional yang telah Anda baca, pelajari Tabel B.2b. Gambar Kegiatan KSE dan jawablah pertanyaan berikut :

  1. Apa KSE yang dapat diterapkan dalam kegiatan tersebut?  

  2. Bagaimana kegiatan tersebut dapat membantu murid  untuk mengembangkan KSE tersebut?
    (Kolom 2 Baris 1 adalah contoh untuk Anda)

Tabel B.2b. Kegiatan Kompetensi Sosial Emosional

TABEL CASTEL1.pdf

Silahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom NOTES yang ada dibagian YOUR NOTES AND QUESTIONS! 


NOTES

SUYANTO noted on Tugas 2b.1

2. Kesadaran sosial: murid untuk membaca buku pilihannya dalam suasana yang kondusif, 3. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab: Menunjukkan rasa ingin tahu dan keterbukaan pikiran, murid merefleksikan proses pembelajaran yang sudah diikuti, 4. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab: Berlatih membuat keputusan beralasan/masuk akal, setelah menganalisis informasi, data, dan fakta melaui dialog interaktif tentang bagaimana membangun tanggung jawab/etika dalam penggunaan media sosial, 5. Manajemen diri : Menunjukkan disiplin dan motivasi diri, murid untuk mengerjakan tugas yang pilihannya terlebih dahulu, 6. Keterampilan Berelasi: Mempraktikkan kerjasama tim dan pemecahan masalah secara kolaboratif ditunjukkan murid untuk mengelola sebuah kegiatan (literasi, seni dan olahraga, dll.)

 Edit  Remove  Reply  Like (0)

Saturday, 5 August 2023, 7:25 PM

I GUSTI AGUNG AYU PRIYANTI ANTARI respond:

Hasil analisis KSE bapak sudah sangat baik.

 Reply  Like (0)

Saturday, 5 August 2023, 8:45 PM

NI PUTU NOVIA ANGGRENI respond:

Setuju pak.... hasil analisis dan pemaparan ibu sudah sangat jelas dan sesuai dengan KSE yang diterapkan.

 Reply  Like (0)

Sunday, 6 August 2023, 10:49 PM

C. Kesadaran Penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional

Bapak/Ibu hebat, kita sudah membahas Lima Kompetensi Sosial dan Emosional. Selanjutnya kita akan membahas tentang kesadaran penuh (mindfulness).  Pentingnya melatih perhatian murid-murid sebagai kelanjutan dari Pembelajaran Sosial dan Emosional dikemukakan oleh Daniel Goleman, co-founder CASEL pada tahun 2017 dalam (https://compassion.emory.edu/SEE-learning.pdf, p.3-4):  


“Attention is a fundamental skill that impacts all aspects of learning, yet it has been largely neglected as an explicit focus for education. Because it is such an essential element of helping children better manage their inner worlds and enhance learning, training in attention seems an obvious next step for SEL” 


Goleman melihat kebutuhan mendasar untuk membantu anak-anak dalam mengelola dirinya dan meningkatkan pembelajaran.   Melatih kemampuan memperhatikan  adalah kelanjutan nyata yang harus dilakukan dalam Pembelajaran Sosial dan Emosional. 

Bapak/Ibu CGP, apakah akrab dengan istilah mindfulness? Mungkin ada yang sudah sering mendengar tetapi ada pula yang belum pernah mendengar sama sekali. Sebelum membahas kesadaran penuh (mindfulness) ini secara mendalam, coba kita pikirkan sejenak; apa yang ada dalam kepala kita saat menonton  film atau membaca buku kesukaan? Apakah masih dapat mengingat alur ceritanya sampai saat ini? Bagaimana dengan emosi yang muncul saat itu ketika melihat karakter utamanya menangis, mengalami kemalangan, ataupun berbahagia, dan kita turut menangis, berteriak, dan tertawa? Lalu, sebagai seorang pendidik; dalam pertemuan guru rutin saat kepala sekolah maupun guru lain mengemukakan pendapat atau mengumumkan kegiatan sekolah yang akan datang dan kita mendengarkan dengan seksama setiap informasi yang diberikan. Contoh lain adalah ketika mempersiapkan materi pembelajaran, kita memperhatikan alur yang akan dibawakan, langkah untuk mengeksekusi rancangan, dan penilaian. Kemudian pada saat di kelas kita mengamati proses belajar murid: gerak-gerik, raut wajah, bahkan sesederhana cara murid memandang saat materi sedang diberikan. 

Pada saat kita mengarahkan sepenuhnya perhatian pada kegiatan yang sedang dilakukan, seperti menonton film, menyimak apa yang sedang dibicarakan, mengobservasi sekeliling kita, mengajar di kelas, mendengar penyampaian informasi dalam pertemuan guru, bahkan membaca modul ini, dan memunculkan rasa ingin tahu apa adanya dengan rasa penghargaan - contoh  praktik kesadaran penuh (mindfulness). 

C.1. Prinsip Kesadaran Penuh (Mindfulness)

 

Bapak/Ibu CGP, coba mengingat kembali saat kita merasakan beban di pundak, mungkin karena tugas yang menumpuk, sulitnya berkomunikasi dengan pimpinan atau rekan kerja, murid yang mengabaikan kesepakatan yang sudah dibuat. Sebagai guru, skenario demikian tidaklah terelakkan.  Kondisi demikian dapat menjadi pemicu munculnya emosi tidak nyaman seperti frustasi, marah, kuatir dan berbagai campuran emosi lainnya yang mungkin tidak dapat kita identifikasi. Emosi-emosi tidak nyaman ini dapat mempengaruhi diri kita secara sadar dan tidak sadar. Penting bagi kita untuk  mengambil jeda, menyadari emosi yang tidak nyaman agar tidak membelenggu kita  dalam memandang dan merespon orang lain, baik  dalam sebuah interaksi, pekerjaan, hingga pada keputusan-keputusan hidup yang diambil

C.1. Prinsip Kesadaran Penuh (Mindfulness)

 

Pada umumnya, seorang manusia dewasa yang tidur kurang lebih 8 jam perhari,  memiliki 6000 pikiran dalam sehari (Tseng and Poppenk, 2020).  Bayangkan betapa sibuknya pikiran kita. Karena sangat cair, pikiran dapat bergerak ke masa depan dan menimbulkan perasaan khawatir. Pikiran juga dapat bergerak ke masa lalu yang seringkali menimbulkan perasaan menyesal. Pikiran berada dalam situasi terbaiknya jika terfokus pada situasi saat ini dan masa sekarang. Peran praktik kesadaran penuh (mindfulness)  dapat membantu Anda dalam menyikapi, memproses, dan merespon permasalahan yang dihadapi untuk fokus pada situasi saat ini - bukan pada kekhawatiran akan masa yang akan datang ataupun penyesalan akan masa yang telah berlalu.

Kesadaran penuh itu sendiri dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja/sadar pada kondisi saat sekarang. Dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan (dalam Hawkins, 2017, hal. 15) yang sebenarnya telah ada dalam diri manusia secara alami tanpa perlu diajarkan ataupun ditumbuhkan. Akan tetapi pikiran merupakan bagian diri kita yang seringkali sulit dikendalikan. Sehingga kesadaran penuh yang sebenarnya telah dimiliki secara alami mengalami hambatan untuk benar-benar dialami.

C.2. Praktik Kesadaran Penuh (Mindfulness) 

Pada prinsipnya praktik kesadaran penuh merupakan segala aktivitas yang kita lakukan secara sadar. Apapun bentuk aktivitasnya - yang ditekankan adalah perhatian yang diberikan saat melakukan aktivitas tersebut. Praktik paling mendasar dan sederhana adalah melatih dan menyadari napas. 

Salah satu teknik menyadari dan melatih napas adalah Teknik STOP. Teknik ini dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, dan tanpa membutuhkan peralatan. 

C.2. Praktik Kesadaran Penuh (Mindfulness) 

Anda dapat melihat cara mempraktikkan teknik STOP melalui video tutorial di bawah ini: 

C.2. Praktik Kesadaran Penuh (Mindfulness) 

Selain itu, ada beberapa teknik lain yang dapat disesuaikan dengan kebiasaan dan hobi Anda, seperti: 

C.3. Praktik Kesadaran Penuh Memperkuat 5 Kompetensi Sosial Emosional (KSE)

Ketika Bapak/Ibu hendak mengimplementasikan kompetensi kesadaran diri, manajemen Diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung Jawab, praktik kesadaran penuh ini menjadi fondasinya. Mempraktikkan kesadaran penuh membawa fokus kita kembali pada saat ini, yang dimana akan memberikan Anda waktu dan kesempatan untuk mengenal emosi, perasaan, dan pikiran apa adanya, tanpa penilaian dan penghakiman, namun dengan kepedulian. Pengenalan dan penerimaan emosi, perasaan, dan pikiran yang sedang dialami, akan membuat Anda mampu mengidentifikasi cara pengelolaan yang tepat. Indikasi pencapaian kompetensi kesadaran diri dan manajemen diri sudah terlihat.

Selanjutnya, emosi yang telah dikenali, diterima, dan dikelola akan menumbuhkan empati dan pikiran yang terbuka untuk memahami orang lain dan situasi di luar diri Anda dengan sikap yang netral. Hal ini membuka ruang yang luas bagi suatu relasi positif dapat terjalin. Dengan sendirinya, kompetensi kesadaran sosial dan keterampilan berelasi semakin terasah.

C.3. Praktik Kesadaran Penuh Memperkuat 5 Kompetensi Sosial Emosional (KSE)

Tidak berhenti sampai disitu saja; saat Anda akan mengambil keputusan-keputusan - baik keputusan hidup yang besar, memilih metode pengajaran, merancang kegiatan sekolah, memberi konsekuensi pada murid, dan bentuk-bentuk keputusan lain - dengan kesadaran penuh menjadi dasar bagi Anda membuat rancangan yang akan membawa kebaikan, pertimbangan-pertimbangan berdasarkan nilai moral dan etika, memikirkan konsekuensi, yang dimana Anda akan memiliki rasa bertanggung jawab atas setiap keputusan yang dibuat apapun hasilnya. Melatih dan menumbuhkan kesadaran penuh akan membantu individu untuk lebih terhubung dengan diri dan orang lain. Hal ini akan menjadikannya lebih responsif dalam hubungan interpersonal dan pengambilan keputusan.

C.3. Praktik Kesadaran Penuh Memperkuat 5 Kompetensi Sosial Emosional (KSE) 

Gambar 5 memperlihatkan kerangka Pembelajaran Sosial Emosional berbasis kesadaran penuh dalam mewujudkan kesejahteraan psikologis (well-being) yang diadaptasi dari piramida K-For-Catanese (dalam Hawkins, 2017). Penerapan pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh secara terhubung, terkoordinasi, aktif, fokus, dan eksplisit, dapat mendukung terwujudnya well-being ekosistem sekolah. 

Bapak/Ibu dapat melihat video "Pembelajaran Sosial dan Emosional Berbasis Kesadaran Penuh" berikut ini:  

D. Implementasi pembelajaran sosial dan emosional di kelas dan sekolah

Bapak/Ibu CGP,  seperti kita pelajari sebelumnya, Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah yang memungkinkan anak dan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai  5 Kompetensi Sosial dan Emosional.

Mulai dari pengajaran secara eksplisit di kelas hingga kemitraan dengan keluarga dan komunitas untuk terus mengupayakan proses kolaboratif dan berkelanjutan. Indikator penerapan KSE dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:


Tabel D. Indikator Penerapan Pembelajaran Sosial dan Emosional :

TABEL CASTEL-2.pdf

Tabel di atas menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran sosial dan emosional bukan hanya mencakup ruang lingkup kelas dan sekolah, namun juga melibatkan keluarga dan komunitas.  Hal ini sejalan dengan prinsip pendidikan Tri Sentra (Tiga Pusat Pendidikan) salah satu gagasan Ki Hajar Dewantara yang menerangkan bahwa pendidikan harus berlangsung di tiga lingkungan yaitu, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dengan kolaborasi dan gotong royong, keluarga, sekolah, dan komunitas  bersama-sama  mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan psikologis murid-murid kita. 

Dalam modul 2.2 ini, kita secara khusus membahas 4 indikator pembelajaran sosial dan  emosional yang berkaitan dengan kelas dan sekolah, yaitu: 

  1. Pengajaran eksplisit

  2. Integrasi dalam  praktek mengajar guru dan kurikulum akademik

  3. Penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah

  4. Penguatan KSE pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah

Selanjutnya kita akan membahas tiap indikator dan contoh penerapannya.

D.1. Pengajaran Eksplisit

Implementasi PSE dengan pengajaran eksplisit  memastikan murid memiliki kesempatan yang konsisten untuk menumbuhkan, melatih, dan berefleksi tentang  kompetensi sosial dan emosional  dengan cara yang sesuai  dan terbuka dengan keragaman budaya.  Pengajaran eksplisit KSE dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.  Pendidik dapat menggunakan berbagai proyek,  acara atau  kegiatan sekolah  yang rutin  untuk mengajarkan kompetensi sosial dan emosional secara eksplisit.

Refleksi D.1a. Kesadaran diri

Berikut adalah contoh  RPP untuk menggambarkan pengajaran eksplisit 5 KSE. Silahkan cermati  dan berikan refleksi Anda setelah mempelajari RPP tersebut.


D.1a. Kesadaran diri

Kesadaran Diri.pdf

Refleksi D.1a:

  1. Sebelumnya saya berpikir…., ternyata…..

  2. Ide pembelajaran baru atau menarik akan saya terapkan dalam adalah:


Silahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom NOTES yang ada dibagian YOUR NOTES AND QUESTIONS!

NOTES

SUYANTO noted on Refleksi D.1a. Kesadaran diri

1. Sebelumnya saya berfikir mudah sekali mengendalikan emosi anak, tetapi itu sesuatu hal yang sangat menantang dan saya berfikir tak perlu repot-repot memelajari emosi murid ternyata itu hal yang sangat penting sekali dalam pembelajaran. 2. Ide pembelajaran baru atau menarik akan saya terapkan dalam adalah Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya saya harus memastikan kondisi emosional murid dalam keadaan baik dan siap belajar

Refleksi D.1b. Manajemen diri

Berikut adalah contoh  RPP untuk menggambarkan pengajaran eksplisit 5 KSE. Silahkan cermati  dan berikan refleksi Anda setelah mempelajari RPP tersebut.


D.1b. Manajemen diri

Manajemen Diri.pdf

Refleksi D.1c:

  1. Sebelumnya saya berpikir…., ternyata…..

  2. Ide pembelajaran baru atau menarik akan saya terapkan dalam adalah:


Silahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom NOTES yang ada dibagian YOUR NOTES AND QUESTIONS!

NOTES

SUYANTO noted on Refleksi D.1b. Manajemen diri

1. Sebelumnya saya berfikir bahwa saya tidak terlalu penting mengetahui KSE anak karena ada guru kelas ternyata saya wajib tahu. 2. Ide baru saya akan sering-sering memerhatikan kondisi KSE murid dapat dilakukan melalui kegiatan bermain peran

 Edit  Remove  Reply  Like (0)

Tuesday, 8 August 2023, 8:55 AM

Refleksi D.1c. Kesadaran Sosial

Berikut adalah contoh  RPP untuk menggambarkan pengajaran eksplisit 5 KSE. Silahkan cermati  dan berikan refleksi Anda setelah mempelajari RPP tersebut


D.1c. Kesadaran Sosial

Kesadaran Sosial.pdf

Refleksi D.1c:

  1. Sebelumnya saya berpikir…., ternyata…..

  2. Ide pembelajaran baru atau menarik akan saya terapkan dalam adalah:


Silahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom NOTES yang ada dibagian YOUR NOTES AND QUESTIONS!

NOTES

SUYANTO noted on Refleksi D.1c. Kesadaran Sosial

1. Sebelumnya saya berfikir bahwa kegiatan saat pembukaan, hening sejenak dan tarik nafas melakukan latihan gerak sadar sederhana bisa dilatihkan untuk melatih cara berempati pada orang lain, ternyata hal-hal sederhana, peregangan otot bisa dilakukan. 2. Ide pembelajaran baru atau menarik akan saya terapkan dalam adalah: mengajak murid untuk hening sejenak menyadari nafas, mengarahkan murid untuk mengambil posisi yang nyaman untuk melakukan latihan gerak sadar, menyediakan waktu khusus untuk refleksi diri dan melatih tehnik benrafas STOP

 Edit  Remove  Reply  Like (0)

Tuesday, 8 August 2023, 9:11 AM

Refleksi D.1d. Keterampilan Berelasi

Berikut adalah contoh  RPP untuk menggambarkan pengajaran eksplisit 5 KSE. Silahkan cermati  dan berikan refleksi Anda setelah mempelajari RPP tersebut.


D.1d. Kesadaran Sosial

Keterampilan Berelasi.pdf

Refleksi D.1d:

  1. Sebelumnya saya berpikir…., ternyata…..

  2. Ide pembelajaran baru atau menarik akan saya terapkan dalam adalah:


Silahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom NOTES yang ada dibagian YOUR NOTES AND QUESTIONS!

NOTES

SUYANTO noted on Refleksi D.1d. Keterampilan Berelasi

1. Sebelumnya saya berfikir cuek aja terhadap rekan itu tak masalah ternyata membawa pengaruh pada diri kita/murid. 2. Ide baru : memberi ruang/kondisi agar murid mampu berelasi kepada temannya

 Edit  Remove  Reply  Like (0)

Tuesday, 8 August 2023, 9:16 AM

Refleksi D.1e. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab:

Berikut adalah contoh  RPP untuk menggambarkan pengajaran eksplisit 5 KSE. Silahkan cermati  dan berikan refleksi Anda setelah mempelajari RPP tersebut.


D.1e. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab:

Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab .pdf

Refleksi D.1e:

  1. Sebelumnya saya berpikir…., ternyata…..

  2. Ide pembelajaran baru atau menarik akan saya terapkan dalam adalah:


Silahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom NOTES yang ada dibagian YOUR NOTES AND QUESTIONS!

NOTES

SUYANTO noted on Refleksi D.1e. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab:

1. Sebelumnya pengambilan keputusan itu bisa dilakukan oleh siswa secara sembarangan ternyata dengan teknik pooch siswa bisa mengabil keputusan dengan bijaksana. 2. Ide baru memberi kesempatan siswa untuk menerapakan pooch

 Edit  Remove  Reply  Like (0)

Tuesday, 8 August 2023, 9:19 AM

HAIRIL ANAM respond:

POOCH memberikan kemudahan bagi murid dalam membuat keputusan yang bertanggungjawab

 Reply  Like (0)

Wednesday, 9 August 2023, 6:35 PM

.2. Integrasi dalam Praktek Mengajar Guru dan Kurikulum Akademik

Untuk mengintegrasikan KSE dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, tujuan Kompetensi Sosial Emosional dapat diintegrasikan ke dalam konten pembelajaran dan strategi pembelajaran pada materi akademik, serta musik, seni, dan pendidikan jasmani.   

Berikut adalah contoh RPP TK - SMP yang disusun untuk memberikan gambaran bagaimana  integrasi KSE dalam 3 bagian  Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yaitu:

  1. Pembukaan hangat: antara lain dengan memberikan kesempatan pada  murid untuk berbicara, mendengarkan aktif, memungkinkan interaksi, menciptakan rasa memiliki, dapat menumbuhkan salah satu kompetensi sosial dan emosional 

  2. Kegiatan inti yang melibatkan: antara lain dengan melakukan diskusi akademik, pembelajaran kooperatif,  pembelajaran berbasis proyek, refleksi diri dan penilaian diri, pemberian suara dan pilihan

  3. Penutupan optimistik: antara lain dengan refleksi, apresiasi, dan cara-cara positif lainnya untuk memperkuat pembelajaran

Mari belajar bersama dan buatlah refleksi.

*) Klik pada setiap tautan dibawah ini untuk menampilkan RPP

TK

Contoh RPP Moda Daring TK.pdf

SD

_RPP B.Indonesia Kelas 4 SD.pdf

SMP

Contoh RPP Integrasi Pembelajaran Berdiferensiasi & Sosial-Emosional.pdf

Refleksi D.2

Setelah mempelajari RPP TK - SMP, silahkan Bapak/Ibu refleksikan pertanyaan berikut.

  1. Sebelumnya saya berpikir…., ternyata…..

  2. Ide pembelajaran baru atau menarik akan saya terapkan dalam adalah:


Silahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom NOTES yang ada dibagian YOUR NOTES AND QUESTIONS!

NOTES

SUYANTO noted on Refleksi D.2

1. Saya berfikir RPP ya sama saja ternyata ada RPP yang bisa memberi kesempatan siswa untuk menegembangkan KSE. 2. Ide pembelajaran baru atau menarik akan saya terapkan dalam adalah: Membuat RPP ber KSE

 Edit  Remove  Reply  Like (0)

Tuesday, 8 August 2023, 9:31 AM

D.3. Menciptakan Iklim Kelas dan Budaya Sekolah

Indikator ketiga  dalam implementasi pembelajaran sosial dan emosional adalah menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah.

Salah satu upaya mengubah lingkungan sekolah (iklim kelas dan sekolah), adalah melalui praktik guru dan gaya interaksi mereka dengan murid, atau dengan mengubah peraturan dan harapan sekolah. Dalam modul 1.4 kita sudah membahas bagaimana membangun keyakinan kelas dan peraturan sekolah. Di sini kita akan membahas lebih lanjut bagaimana praktik mengajar guru dan gaya interaksi guru dengan murid. 

Lingkungan yang memprioritaskan kualitas relasi antara guru dan murid adalah salah satu indikator utama dalam penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah. Kualitas relasi guru dan murid yang tercermin dalam sikap saling percaya akan berdampak pada  ketertarikan dan keterlibatan murid dalam pembelajaran.   Sikap saling  percaya akan menumbuhkan perasaan aman dan nyaman bagi murid dalam mengekspresikan dirinya. murid-murid akan lebih berani bertanya, mencari tahu, berpendapat, mencoba, berkolaborasi sehingga mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya secara lebih optimal. Selain kualitas relasi guru dan murid, lingkungan kelas yang aman dan positif juga dapat diciptakan melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang dapat merangkul keberagaman dan perbedaan, melibatkan murid,  dan menumbuhkan  optimisme.

Menurut Sri Wahyaningsih, Pendiri Salam (Sanggar Anak Alam) Yogyakarta, yang diwawancarai September 2021,  lingkungan sekolah yang aman dan nyaman adalah lingkungan yang membangun  persepsi bahwa setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda dan orang lain adalah mitra, bukan saingan. Tugas pendidik adalah membantu anak-anak menemukan jati diri dan mengembangkan potensinya. Persepsi tersebut akan  mendorong kentalnya kolaborasi antar murid, guru, maupun  orang tua. “Orang tua akan ikut mendukung teman-teman anaknya,  karena tidak dilihat sebagai saingan anaknya. Guru-guru pun menjadi lebih produktif dan suportif, saling mendorong rekan sejawat untuk mengembangkan diri.”

            Sebagai penutup, mari  kita tonton video tentang contoh penerapan ketiga indikator pembelajaran sosial dan emosional  sehari di kelas dan sekolah berikut ini: 

Tugas D3.1 Apa refleksi Anda setelah menonton video  tersebut:

  1. Sebelumnya saya berpikir…., ternyata…..

  2. Ide pembelajaran baru atau menarik  akan saya terapkan di kelas saya  adalah:

  3. Yang ingin saya perdalam lebih lanjut adalah:


Silahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom NOTES yang ada dibagian YOUR NOTES AND QUESTIONS!


Kaitan dengan Standar Nasional Pendidikan

Implementasi pembelajaran sosial dan emosional  selaras dengan Standar Proses  dalam SNP kita. Integrasikan 5 KSE dalam pengajaran eksplisit maupun integrasi dalam konten dan strategi pembelajaran terkait dengan perencanaan proses dan  pelaksanaan proses pembelajaran. Refleksi  yang dilakukan guru maupun murid  mendorong proses penilaian hasil belajar dan pengawasan proses pembelajaran.


NOTES

SUYANTO noted on D.3. Menciptakan Iklim Kelas dan Budaya Sekolah

1. Sebelumnya saya berfikir merasa saat mengajar itu ya langsung mengajar saja ternyata sangat penting memahami KSE murid, 2. Ide pembelajaran baru atau menarik akan saya terapkan di kelas saya adalah: Memahami KSE murid dan menyiapkan KSE mereka sebelum belajar. 3. Yang ingin saya perdalam lebih lanjut adalah: Memahimi pembelajaran KSE lebih luas lagi

 Edit  Remove  Reply  Like (0)

Tuesday, 8 August 2023, 9:36 AM

D.4. Penguatan Kompetensi Sosial dan Emosional Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) di Sekolah

Bapak/Ibu CGP, kita tentunya sepakat dengan ungkapan tersebut. Selain dari interaksi dengan teman-temannya, murid-murid kita akan belajar dari interaksi mereka dengan para pendidik dan tenaga kependidikan (PTK)  di sekolah.  Oleh sebab itu, penguatan kompetensi sosial dan  emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah menjadi salah satu indikator  penting dalam pembelajaran sosial emosional di sekolah. Pendidik dan tenaga kependidikan perlu memiliki kesempatan secara reguler untuk mengembangkan kompetensi sosial, emosional dan budaya mereka sendiri, berkolaborasi, membangun hubungan saling percaya dan memelihara komunitas yang erat.  

Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memperkuat pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah: 

1. Memodelkan (menjadi teladan): Mendukung pendidik dan tenaga kependidikan  dalam memodelkan kompetensi dan  pola pikir di seluruh komunitas sekolah dengan murid, keluarga murid, mitra komunitas, dan satu sama lain. Ini dapat meliputi:
●    Menerapkan kompetensi sosial emosional  dalam peran dan tugas
●    Menciptakan budaya mengapresiasi
●    Menunjukkan kepedulian

2. Belajar: pendidik dan tenaga kependidikan merefleksikan kompetensi sosial dan emosional pribadi dan mengembangkan kapasitas untuk mengimplementasikan kompetensi sosial dan emosional. Kegiatan ini dapat meliputi:
●    Membiasakan merefleksikan kompetensi sosial dan emosional pribadi
●    Berkolaborasi di tempat kerja
●    Mempelajari kemungkinan adanya bias terkait dengan  literasi budaya
●    Mengembangkan pola pikir bertumbuh
●    Memahami tahapan perkembangan murid
●    Meluangkan waktu untuk melakukan self-care (perawatan diri)
●    Mengagendakan sesi  berbagi praktik baik

3. Berkolaborasi: menciptakan struktur berbentuk komunitas pembelajaran profesional atau pendampingan sejawat bagi pendidik dan tenaga kependidikan untuk berkolaborasi tentang cara mengasah strategi untuk mempromosikan KSE di seluruh sekolah. Kegiatan  dapat  meliputi:

●    Membuat kesepakatan bersama-sama

●    Membuat komunitas belajar profesional

●    Membuat sistem  mentoring rekan sejawat

●    Mengintegrasikan kompetensi sosial emosional dalam pelaksanaan rapat guru 


Kaitan dengan Standar Nasional Pendidikan

Penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan selaras dengan Standar Kompetensi  Pedagogik, Kepribadian dan Sosial Guru. Guru mendapatkan penguatan  untuk  menguasai karakteristik peserta didik dari aspek  sosial, kultural emosional, serta menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, arif dan dewasa.

Berdasarkan penjelasan tentang langkah-langkah penguatan KSE  bagi pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah:

1. Tentukan satu rencana yang akan  Anda terapkan untuk  penguatan KSE diri Anda. Berikan alasan Anda memilih langkah tersebut!

Refleksi D.4a:

Silahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom NOTES yang ada dibagian YOUR NOTES AND QUESTIONS!

NOTES

SUYANTO noted on Refleksi D.4a

1. Bentuk KSE diri yaitu terus belajar, berkolaborasi dan menjadi teladan sebab dengan ketiga hal tersebut pembelajaran KSE yang baik bisa saya capai 2. Menurut saya ya ketiga hal tersebut perlu, karena dengan belajar terus maka akan menumbuhkan kesadaran sehingga GTK bisa berkolaborasi dengan baik antar satu dengan yang lain dan bisa menjadi teladan bagi murid

 Edit  Remove  Reply  Like (0)

Tuesday, 8 August 2023, 9:57 AM

Refleksi D.4b

Berdasarkan penjelasan tentang langkah-langkah penguatan KSE  bagi pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah:

2. Manakah langkah penguatan kompetensi yang penting bagi rekan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah Anda saat ini? Berikan alasan Anda memilih langkah tersebut!

Refleksi D.4b:

Silahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom NOTES yang ada dibagian YOUR NOTES AND QUESTIONS! 

NOTES

SUYANTO noted on Refleksi D.4b

Bentuk Penguatan KSE Rekan Sejawat : Menerapkan kompetensi sosial emosional, berkolaborasi dengan mengagendakan sesi berbagi praktik melalui komunitas praktisi di sekolah, memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan mengelola emosi, merasakan dan memupuk empati pada orang lain. Alasan : Mewujudkan pembelajaran kompetensi sosial emosional dalam menanamkan sikap positif

 Edit  Remove  Reply  Like (0)

Tuesday, 8 August 2023, 10:09 AM

2.2.a.4.1.a. Eksplorasi Konsep - Kasus 1

Done: Make forum posts: 1


Pengantar dan Latar Belakang:

Bapak Eling adalah seorang guru PPKN SMP selama lebih dari 15 tahun. 5 tahun belakangan, ia juga berperan sebagai wakil kepala sekolah bidang kemuridan. Selain mengajar PPKN, perannya sebagai wakil kepala sekolah memberikannya tanggung jawab untuk merancang kebijakan pendisiplinan murid, melakukan supervisi dan sebagai pendamping dalam kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kemuridan. Pada bulan September, kepala sekolah menunjuk Bapak Eling sebagai ketua panitia perayaan ulang tahun sekolah.

Bacalah dan lakukan refleksi setelah membaca.

Saat itu jam pelajaran terakhir. Sebelum rapat panitia besar ulang tahun sekolah untuk memfinalisasi acara, Bapak Eling masuk ke kelas 9 untuk mengajar mata pelajaran PPKN. Sejak pagi, Bapak Eling sudah mengajar 3 kelas yang berbeda secara berurutan. Pada pelajaran ini, anak-anak diizinkan menggunakan gawai mereka untuk mengerjakan proyek kelompok. Setelah beberapa saat Bapak Eling melakukan pengecekan apakah setiap murid bekerja sesuai tugas dan tanggung jawab mereka. Saat mendekati meja salah satu murid, Diana, Pak Eling mendapati muridnya itu sedang menggunakan gawainya untuk mengerjakan tugas pelajaran lain. Bapak Eling spontan mengeluarkan kata-kata dengan nada tinggi. “Jadi ini yang dari tadi kamu lakukan?”  Seisi ruang kelas terkejut.  Wajah Diana memerah.  Ia tampak malu dan tidak menyangka Bapak Eling merespon sekeras itu.Jawablah pertanyaan berikut.

  1. Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat, dan jelas.

  2. Berdasarkan pemahaman tentang KSE kesadaran diri yang berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana Bapak Eling dapat merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda.


Klik tombol Add a new topic untuk menjawab kasus!

Eksplorasi Konsep - Kasus 1

by SUYANTO - Tuesday, 8 August 2023, 9:05 PM

Number of replies: 1

1. Situasi yang dihadapi Pak Eling adalah overload pekerjaan dan tekanan sehingga cukup mengganggu mindfullness nya hal ini berdampak pada emosi Pak Eling.

2. Bapak Eling sebisa mungkin merespon hal tersebut dengan tenang dan positif. Beliau bisa menerapkan tarik nafas, lihat sekeliling, berfikir sejenak sebelum bertindak

PermalinkReply

Re: Eksplorasi Konsep - Kasus 1

by HAIRIL ANAM - Wednesday, 9 August 2023, 9:19 PM

Dengan teknik mindfullness sebenarnya membuat kita lebih bersemangat dengan aktivitas-aktivitas selanjutnya, Pak Eling terlalu banyak pekerjaan yang dilakukan sehingga dia tidak fokus dan tidak bisa me manajemen emosinya

PermalinkShow parentReply

  • ◄ Eksplorasi Konsep-Kasus 1

2.2.a.4.1.b. Eksplorasi Konsep - Kasus 2

Pengantar dan Latar Belakang:


Pengantar dan Latar Belakang:

Bapak Eling adalah seorang guru PPKN SMP selama lebih dari 15 tahun. 5 tahun belakangan, ia juga berperan sebagai wakil kepala sekolah bidang kemuridan. Selain mengajar PPKN, perannya sebagai wakil kepala sekolah memberikannya tanggung jawab untuk merancang kebijakan pendisiplinan murid, melakukan supervisi dan sebagai pendamping dalam kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kemuridan. Pada bulan September, kepala sekolah menunjuk Bapak Eling sebagai ketua panitia perayaan ulang tahun sekolah.


Berikut kasus yang terjadi pada Bapak Eling yang pada akhir-akhir ini. Bacalah dan lakukan refleksi setelah membaca.

Setelah kegiatan belajar-mengajar berakhir, Bapak Eling memimpin rapat panitia besar yang akan memutuskan revisi akhir acara. Rapat yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam menghasilkan tugas baru bagi Pak Eling untuk mempelajari perubahan proposal acara.  Pak Eling perlu memastikan semua perencanaan, pengaturan personil, dan pengaturan anggaran sudah tepat. Sesuai rencana, panitia acara sudah harus mulai bekerja setelah proposal disetujui oleh kepala sekolah.  Oleh karena itu, Bapak Eling diminta untuk mengirimkan proposal ini kepada kepala sekolah selambat-lambatnya lusa. Karena mendahulukan proposal ini, Bapak Eling pun lupa menyiapkan rubrik untuk pembelajaran PPKN keesokan harinya. Paginya, Bapak Eling, masuk kelas dan lupa mengunduh rubrik proyek PPKN sehingga proses pembelajaran sempat tersendat.

Pada akhirnya, semua pekerjaan tidak ada yang terselesaikan sampai sehari sebelum hari pengumpulan.

Pertanyaan diskusi:

  1. Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat, dan jelas

  2. Berdasarkan pemahaman Anda tentang KSE manajemen diri berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana  Bapak Eling  dapat  merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda

Klik tombol Add a new topic untuk menjawab kasus!

Eksplorasi konsep Kasus 2

by SUYANTO - Tuesday, 8 August 2023, 9:15 PM

Number of replies: 2

1. Situasi yang dihadapi Bapak Eling? Beliau belum bisa memanage waktu dengan baik sehingga semua pekerjaan tidak terselesaikan.

2. Bapak Eling  perlu Menggunakan keterampilan merancang dan mengorganisir kegiatan dengan baik, untuk dapat  merespon situasinya dengan cara mengutamakan tugas inti terlebih dahulu

PermalinkReply

Re: Eksplorasi konsep Kasus 2

by NI PUTU EVA WAHYUNIASIH - Wednesday, 9 August 2023, 4:18 AM

Iya setuju pak, Bapak Eling memiliki tugas yang cukup banyak, namun prioritas tugas yang ditetapkan bapak Eling kurang tepat, dengan manajemen diri Bapak Eling dapat merancang dan mengorganisir tugas yang beliau kerjakan dengan skala prioritas. karena beliau adalah seorang guru maka skala prioritas yang utama adalah menyiapkan bahan ajar.

PermalinkShow parentReply

Re: Eksplorasi konsep Kasus 2

by HAIRIL ANAM - Saturday, 12 August 2023, 10:24 PM

Sebenarnya ketika Pak Eling Pandai mengatur dan mengelola tugasnya dengan baik, semua akan berjalan dengan lancar-lancar saja, di dalam KSE, Pak Eling tidak mampu mengelola Manajemen diri dengan baik, kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi masih lemah. untuk itu perlu di latih dalam kemampuan manajemen diri.

PermalinkShow parentReply

  • ◄ Eksplorasi konsep Kasus 2

2.2.a.4.1.c. Eksplorasi Konsep - Kasus 3

Done: Make forum posts: 1

Pengantar dan Latar Belakang:

Bapak Eling adalah seorang guru PPKN SMP selama lebih dari 15 tahun. 5 tahun belakangan, ia juga berperan sebagai wakil kepala sekolah bidang kemuridan. Selain mengajar PPKN, perannya sebagai wakil kepala sekolah memberikannya tanggung jawab untuk merancang kebijakan pendisiplinan murid, melakukan supervisi dan sebagai pendamping dalam kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kemuridan. Pada bulan September, kepala sekolah menunjuk Bapak Eling sebagai ketua panitia perayaan ulang tahun sekolah.

Berikut kasus yang terjadi pada Bapak Eling yang pada akhir-akhir ini. Bacalah dan lakukan refleksi setelah membaca.

Saat mempelajari proposal acara perayaan ulang tahun sekolah di antara jam mengajar dan mengoreksi pekerjaan murid-murid, Bapak Eling menyadari salah seorang murid kelas 9 yang berprestasi dalam kejuaraan renang tidak mengumpulkan tugasnya. Murid tersebut mengungkapkan pada Bapak Eling bahwa dia sebenarnya merasakan lelah dan mengantuk saat berada di dalam kelas maupun di rumah karena latihan keras menjelang kejuaraan bulan depan. Bapak Eling menilai, seharusnya murid tersebut bekerja lebih keras sebagai konsekuensi dari pilihannya menjadi murid atlet. Murid tersebut meminta keringanan ataupun kesempatan untuk mengumpulkan tugasnya saat jam pulang sekolah namun Bapak Eling memutuskan tidak menerima dan konsekuensinya adalah murid tersebut tidak mendapatkan nilai tugas.

Pertanyaan refleksi.

  1. Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat,  padat, dan jelas.

  2. Berdasarkan pemahaman tentang KSE kesadaran sosial berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana  Bapak Eling  dapat  merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda.


Klik tombol Add a new topic untuk menjawab kasus!

Eksplorasi konsep kasus 3

by SUYANTO - Tuesday, 8 August 2023, 9:22 PM

Number of replies: 2

  1. Situasi yang dihadapi Bapak Eling yaitu Pak Eling kurang Bijaksana dalam mengambil keputusan serta beliau kurang memahami KSE muridnya.

  2. Bapak Eling  seharusnya menerapkan Kesadaran Sosial, dengan Menunjukkan kepedulian atas perasaan orang lain. oleh karena itu Bapak eling dapat  merespon situasi tersebut dengan lebih bijaksana mengambil keputusan sebab pembelajaran juga harus berpihak pada murid dan mengembangkan minat murid. Bisa jadi murid tersebut memang sangat berbakat dibidang atlit dan menjadi bintang atlit masa depan. Ini harus difasilitasi oleh guru.

PermalinkReply

Re: Eksplorasi konsep kasus 3

by NI PUTU EVA WAHYUNIASIH - Wednesday, 9 August 2023, 9:09 AM

Iya pak, dari ilustrasi di atas dapat kita lihat bahwa bapak eling kurang tepat dalam mengambil keputusan, serta kurang memahami kebutuhan murid. bapak eling dengan kompetensi kesadaran sosial, hendaknya dapat menunjukkan rasa empati dan welas asih kepada murid yang sudah berprestasi di bidang renang, bapak eling dapat memberikan pelajaran tambahan untuk mengganti KBM yang hilang saat murid berlomba, memberikan waktu tambahan bagi murid yang sudah berprestasi untuk mengumpulkan tugas.

PermalinkShow parentReply

Re: Eksplorasi konsep kasus 3

by HAIRIL ANAM - Sunday, 13 August 2023, 9:10 PM

Betul sekali pendapatnya Pak Suyanto, Pak Eling belum bisa mengambil keputusan yang bertanggung jawab artinya Pak Eling tidak bisa memberikan solusi terhadap kebutuhan muridnya saat ini, padahal murid ini sebenarnya berjuang untuk nama baik sekolah agar menjadi juara. Prestasi tidak hanya dibidang akademik saja, melainkan prestasi juga bisa dibangun melalui non akademiknya. KSE yang perlu ditingkatkan yaitu kesadaran sosial Pak Eling belum mampu memahami sudut pandang yang lebih kompleks. Kemampuan berempati kepada murid-muridnya perlu dilatih agar sebagai guru Pak Eling lebih memahami kebutuhan murid-muridnya secara universal

PermalinkShow parentReply

  • ◄ Eksplorasi konsep kasus 3

2.2.a.4.1.d. Eksplorasi Konsep - Kasus 4

Done: Make forum posts: 1

Pengantar dan Latar Belakang:

Bapak Eling adalah seorang guru PPKN SMP selama lebih dari 15 tahun. 5 tahun belakangan, ia juga berperan sebagai wakil kepala sekolah bidang kemuridan. Selain mengajar PPKN, perannya sebagai wakil kepala sekolah memberikannya tanggung jawab untuk merancang kebijakan pendisiplinan murid, melakukan supervisi dan sebagai pendamping dalam kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kemuridan. Pada bulan September, kepala sekolah menunjuk Bapak Eling sebagai ketua panitia perayaan ulang tahun sekolah.

Berikut kasus yang terjadi pada Bapak Eling yang pada akhir-akhir ini. Bacalah dan lakukan refleksi setelah membaca.

Setelah selesai memeriksa proposal acara perayaan ulang tahun sekolah, Bapak Eling mengirimkan proposal tersebut kepada kepala sekolah. Ternyata proposal yang dikirimkan oleh Bapak Eling dinilai tidak sesuai oleh kepala sekolah karena isinya harus sesuai dengan pengarahan awal yaitu agar acara lebih banyak melibatkan orang tua murid dan penyesuaian anggaran agar sesuai dengan budget yang diberikan sekolah. Bapak Eling tidak menyangka jika dia harus melakukan koreksi dan koordinasi ulang dengan tim acara. Revisi proposal tentu akan memakan waktu lagi dan Bapak Eling sudah membayangkan ini akan menghambat tugas-tugasnya yang lain. Bapak Eling mengungkapkan hal ini kepada panitia. Bapak Eling mengungkapkan bahwa dia tidak mau mengubah proposal dan meminta Wakil Ketua Panitia tersebut yang merevisi proposal.Pertanyaan diskusi.

  1. Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat,  dan jelas.

  2. Berdasarkan pemahaman tentang KSE keterampilan berelasi berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana  Bapak Eling  dapat  merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda.



Klik tombol Add a new topic untuk menjawab kasus!


Eksplorasi Konsep Kasus 4

by SUYANTO - Tuesday, 8 August 2023, 9:34 PM

Number of replies: 2

  1. Situasi yang dihadapi Bapak Eling. Pak Eling kurang bertanggung jawab karena melimpahkan tugas kepada rekan yang lain.

  2. Bapak Eling  seharusnya menerapkan Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab: Mengidentifikasi/mengenal solusi dari masalah pribadi dan sosial, seharusnya dapat  merespon situasi tersebut dengan cara berkomunikasi dengan rekan kerja/tim untuk memperbaiki proposal. untuk memperbaiki kembali proposal sesuai dengan pengarahan awal yaitu agar acara lebih banyak melibatkan orang tua murid dan penyesuaian anggaran agar sesuai dengan budget yang diberikan sekolah.

PermalinkReply

Re: Eksplorasi Konsep Kasus 4

by NI PUTU EVA WAHYUNIASIH - Wednesday, 9 August 2023, 11:06 AM

Iya pak, melalui kompetensi keterampilan berelasi Bapak eling mengkomunikasikan hal-hal yang berkaitan dengan kepanitiaan bersama dengan tim termasuk megkoreksi proposal yang telah ditolak oleh kepala sekolah. bapak eling dapat mempraktekkan kerjasama tim dan bekolaborasi dengan anggota tim dengan komunikasi yang efektif.

PermalinkShow parentReply

Re: Eksplorasi Konsep Kasus 4

by HAIRIL ANAM - Monday, 14 August 2023, 8:20 AM

Betul sekali pendapatnya Bu Eva, Bapak Eling tidak mampu menguasai KSE dalam keterampilan berelasi, tidak membangun komunikasi yang efektif antartim, tidak mampu mempraktikkan kerjasama tim dan pemecahan masalah secara kolaboratif, Bapak Eling lebih mementingkan dengan kemauannya sendiri

PermalinkShow parentReply

  • ◄ Eksplorasi Konsep Kasus 4

2.2.a.4.1.e. Eksplorasi Konsep - Kasus 5

Done: Make forum posts: 1

Pengantar dan Latar Belakang:

Bapak Eling adalah seorang guru PPKN SMP selama lebih dari 15 tahun. 5 tahun belakangan, ia juga berperan sebagai wakil kepala sekolah bidang kemuridan. Selain mengajar PPKN, perannya sebagai wakil kepala sekolah memberikannya tanggung jawab untuk merancang kebijakan pendisiplinan murid, melakukan supervisi dan sebagai pendamping dalam kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kemuridan. Pada bulan September, kepala sekolah menunjuk Bapak Eling sebagai ketua panitia perayaan ulang tahun sekolah.

Berikut kasus yang terjadi pada Bapak Eling yang pada akhir-akhir ini. Bacalah dan lakukan refleksi setelah membaca.

Kepala sekolah memiliki kepercayaan besar pada Bapak Eling serta melihat pengalaman yang dimiliki sudah jauh lebih banyak, ia diberi tanggung jawab ekstra dibanding dengan guru-guru yang lain. Itu sebabnya Bapak Eling dipilih untuk menjadi penanggung jawab acara penting sekolah dan menjadi wakil sekolah di forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Sebaliknya,  setelah bekerja selama beberapa tahun di sekolah yang sama, Bapak Eling merasa mulai kewalahan dengan berbagai tanggung jawab tambahan yang harus dijalankan. Awalnya Bapak Eling merasa tugas tambahan tersebut sangat menantang. Meski demikian, sekarang dia tidak merasakannya lagi. Ditambah dirinya merasa akhir-akhir ini, kinerjanya sebagai guru juga semakin menurun. Karena itu, Bapak Eling terpikir untuk menulis surat pengunduran diri.

Pertanyaan diskusi.

  1. Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat, dan jelas.

  2. Berdasarkan pemahaman tentang KSE pengambilan keputusan yang bertanggung jawab berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana  Bapak Eling  dapat  merespon situasi tersebut dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda


Klik tombol Add a new topic untuk menjawab kasus!

Eksplorasi Konsep Kasus 5

by SUYANTO - Tuesday, 8 August 2023, 9:44 PM

Number of replies: 2

  1. Situasi yang dihadapi Bapak Eling. Pak Eling sudah tidak kuat menaggung beban yang kuat terhadap tugas-tugas tambahannya.

  2. Bapak Eling  harus kembali menerapkan Kesadaran diri, dengan Mengidentifikasi  kekuatan/aset diri dan budaya, perlu menenangkan diri lalu dapat  merespon situasi dengan cara yang lebih baik lagi, serta menerapkan Manajemen diri : Mengidentifikasi dan menggunakan strategi-strategi pengelolaan stres, Pak eling perlu merefresh diri perlu berhenti sejenak untuk menentukan langkah lebih baik serta menerapkan Keterampilan Berelasi dengan Mempraktikkan kerjasama tim dan pemecahan masalah secara kolaboratif, pak Eling perlu berkomunikasi dan terus tetap belajar dengan rekan sejawat sehingga tidak harus mengundurkan diri. 

PermalinkReply

Re: Eksplorasi Konsep Kasus 5

by NI PUTU EVA WAHYUNIASIH - Wednesday, 9 August 2023, 12:11 PM

Iya pak, Bapak Eling merasa sudah sangat lelah dengan tugas-tugasnya yang banyak sehingga beliau memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas tambahan. Dengan KSE pengambilan keputusan yang bertanggung jawab Bapak eling dapat mengidentifikasi masalah pribadi dan sosial yang dihadapi, berfikir dengan lebih jernih untuk dapat mengambil keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.

PermalinkShow parentReply

Re: Eksplorasi Konsep Kasus 5

by HAIRIL ANAM - Monday, 14 August 2023, 8:41 PM

Pendapatnya Pak Suyanto benar, Bahwa Bapak Eling tidak mampu mengelola tugas tambahan dan tugas wajib yang diberikan oleh sekolah, bapak Eling kurang mampu menerapkan KSE kesadaran diri dan manajemen diri

PermalinkShow parentReply

SLB NEGERI 1 JEMBRANA
www.slbn1jembrana.sch.id

slbn1jembranakab@gmail.com

TwitterLinkedInInstagram
SUYANTOhttps:/suyanto.my.id
suyanto331@guru.slb.belajar.id 
Report abuse
Page details
Page updated
Report abuse